Bab 1

56 32 5
                                    

Seorang perempuan cantik dengan rambut lurusnya yang terurai sedang menatap pantulan dirinya di cermin “Duh Ell! Ell!, Ngapain sih ngajak ketemuan di kafe segala!” Gumamnya dengan nada tampak sebal sambil mencocokkan dirinya dengan pakaian yang akan di pakai olehnya. Tak lama ia membuka pintu kamar lalu melangkahkan kakinya ke depan pintu rumahnya untuk menuju kafe yang akan dituju oleh Teresha.

Sampai di kafe, Teresha membuka pintu kaca dan terasa hembusan angin yang dingin dari pendingin ruangan, sambil masuk kedalam kafe tersebut Teresha melihat Ziel yang mengayunkan tangan nya ke atas memberi tanda bahwa ia berada di meja tersebut sambil sedikit berbisik “Teresha!” ucapnya, lalu Teresha yang melihat Ziel dengan memberi sedikit senyum dan menuju meja yang ditempati oleh Ziel dan Farrent yang sudah datang sebelum Teresha. Teresha menyapa “Hai!” dua sosok itu membalas sapaan nya,  lalu Teresha bertanya “Baru kalian berdua yang datang, nih?” Tanyanya “Elvira kayaknya masih di jalan deh” jawab Ziel. Teresha pun menarik kursi dan meletakan tasnya di atas meja lalu terduduk di kursi bergaya antik khas kafe tersebut. “Mbak!” Seru teresha kepada pelayan kafe sambil mengayun ayunkan tangannya ke udara. Pelayan kafe lalu menghampirinya “Mau pesan apa?” Tanya sang pelayan “Saya mau kopi latte nya satu” jawab Teresha. “Baik, tidak sekalian dengan makanannya?” Tanya pelayan. “Tidak, terimakasih” jawab Teresha sambil tersenyum kepada sang pelayan. Sang pelayan membalas senyuman Teresha, “baik ditunggu ya kak pesanannya” dengan postur tubuh yang sedikit bungkuk untuk rasa hormat nya lalu sang pelayan membalikkan tubuhnya untuk kembali ke kasir.

“Ngapain sih kita kumpul di sini?” Tanya teresha pada Ziel “Iya ngapain sih Ell?” juga tanya Farrent. Farent memanggil Ziel memang dengan sebutan Ell. “Kita tur yuk!” jawab Ziel, yang terpotong karena Elvira yang datang tiba tiba dengan terengah engah. “Maaf  guys telat, tadi jalanan macet bangeett!.” Ujar Elvira meminta maaf atas keterlambatannya. “Gapapa kok Vira, santai aja” ucap Ell. Mereka biasa memanggil Elvira dengan nama panggilan Vira. “Oh ya Ell, dengan tujuan apa buat kumpul di kafe ini?” tanya Elvira sambil menarik kursi dan menaruh tas dan telepon genggam nya diatas meja. “Oh, aku ada rencana buat tur ke luar negeri, kamu mau ikut?” jawab Ell. “wah, boleh, kemana?” Elvira kembali bertanya “hmm, rencana nya sih ke Jepang!” jawab Ell lagi. “YUK!!” suara yang nyaring secara tiba tiba di ke 3 telinga sahabatnya, rupanya itu adalah Teresha, tahu sendiri ia adalah vlogger dengan pengikut terbanyak di media sosial dibanding 3 sahabatnya, ia sudah pasti sangat tidak sabar. “Hey, pelankan suaramu..” ucap Farrent “hehe maaf, waktu Ell bilang mau tur ke Jepang aku bersemangat banget haha!” ketiga sahabat nya menggelengkan kepala nya sambil tertawa kecil. Tak lama itu kopi latte yang dipesan Teresha sudah datang, “Ini pesanannya ya kak” ucap sang pelayan “terimakasih mbak” sambil tersenyum kepada sang pelayan. “Oh ya ke Jepang nya kapan nih?” tanya Elvira. Ell menanggapi pertanyaan nya “Minggu depan aja, gimana guys?” “Boleh!” ucap Elvira dan Teresha  dengan serentak. “Aku ngikut ya guys” jawaban yang berbeda dari ucapan Farrent. Setelah puas berbincang, mereka semua memutuskan untuk pulang, Terkecuali Teresha yang ingin pergi ke mall di dekat kafe tersebut. Menuju perjalanan ia berpikir untuk membeli apa yang dibutuhkan nya nanti. “aku pengen beli tripod baru deh” keinginannya yang diucap dalam hati. “tripod ku yang lama sepertinya sudah longgar karena sudah ku pakai berkali kali” menjawab dirinya lagi dalam hati. 1 jam kemudian Teresha sudah selesai berbelanja, rupanya ia tidak hanya membeli tripod, tetapi ia membeli baju, celana, sepatu bahkan kamera baru. Ia menuju perjalanan pulang, dijalan Teresha menerima pesan dari Ell, ia ingin memberi pendapat di grup obrolan nya, yaitu Farrent, Ziel, Elvira dan Teresha. Ziel merekomendasikan untuk pergi ke tempat sejarah peninggalan di Jepang. Farrent membalas pesan Ziel “Aku sih ngikut aja ya!”. “Emang seru? Aku gajadi ikut deh” pesan Elvira dengan emoji menghembus nafas. Elvira memang kurang suka dengan hal yang berbau antik dan sejarah, tetapi tidak dengan Teresha, ia sangat terbalik dengan Elvira, Teresha sangat menyukai hal seni, antik dan sejarah. “OKE BANGET, AYO!” pesan Teresha dengan tanda seru menandai ia sangat antusias dengan rekomendasi tempat kunjungan mereka di Jepang. Akhirnya mereka berhasil membujuk Elvira untuk ikut ke Jepang. “Oke guys sepakat ya kita ke sana!. Jangan lupa bawa yang dibutuhkan sama kalian semua!” pesan nasihat dari Ell. “Oke!” pesan Teresha, Farrent dan Elvira secara serentak.

Satu minggu kemudian mereka pergi ke jepang untuk mengunjungi tempat sejarah peninggalan jepang, rupanya itu adalah musium, Ell sebelumnya tidak bilang bahwa mereka akan pergi ke musium, Ell hanya bilang akan mengunjungi tempat sejarah peninggalan di Jepang. Sudah pasti dan tentunya Teresha sangat puas mengelilingi musium yang dikunjungi nya, ia juga mendokumentasikan dirinya di dalam musium dengan kamera baru nya untuk diunggah di media sosial,  bahkan Teresha bilang ia seperti tidak ingin pulang. Elvira yang awalnya tidak ingin ikut, tetapi justru ia sangat senang melihat hal hal unik yang ada di dalam musium tersebut. Mereka berempat dijinjing dengan kurator musium. Sungguh menyenangkan, setelah puas dan senang mereka berempat memutuskan untuk pulang. Menuju pintu keluar di musium tersebut, Elvira melihat dari kejauhan ada sinar yang berkelap-kelip di pohon besar sebelah kiri musium yang sangat sangat gelap. “Guys lihat deh ada sinar kelap kelip, kesana yuk!” ajak Elvira. “ga deh, kita mau pulang Vira..” ucap Teresha. “ih kalian ngga penasaran?” jawab Elvira. “udah ayo!” sambil menarik ketiga tangan sahabatnya secara tiba-tiba. Bawah pohon itu sangat sangat gelap tetapi saat mereka bertempat dibawah pohon itu menjadi sangat terang seperti cuaca yang cerah. Rupanya yang bersinar adalah kupu kupu, kupu-kupu itu berwarna warni, ia hanya satu tetapi tubuh nya berwarna warni yaitu merah, hijau, biru dan magenta. Kupu kupu itu seperti membawa mereka berempat menuju daerah gerbang. Gerbang itu berada di sebelah kiri pohon besar dan dihalaman yang luas dan hijau.

Tak sangka mereka menemui suatu gerbang hitam yang kelihatannya tua, berkarat dan berlumut, “guys, lihat deh ada gerbang" ucap Teresha, “wah iya itu ada gerbang” jawab Farrent, “coba masuk kedalamnya yuk” jawab Elvira dengan muka penasaran dan melihat gerbang nya dengan melihat kesana kesini. Mereka menatap Elvira dan menolak ajakan nya, “ga mau, serem begitu kalau nanti kita kejebak gimana?”

ucap Ell, “yah ga seru, kan kita jarang jarang loh pergi keluar negeri masa gamau berkelana yang jarang kita temui!” jawab Elvira, pasrah dengannya Teresha, Farrent dan Ziel menghembuskan nafas berat dan memutuskan untuk masuk kedalam gerbang itu ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ucap Ell, “yah ga seru, kan kita jarang jarang loh pergi keluar negeri masa gamau berkelana yang jarang kita temui!” jawab Elvira, pasrah dengannya Teresha, Farrent dan Ziel menghembuskan nafas berat dan memutuskan untuk masuk kedalam gerbang itu hanya untuk menuruti permintaan Elvira. Elvira membuka gerbang lalu masuk kedalamnya. Mereka menjelajahi di dalam gerbang sekitar 1 jam, “duh ga ada sinyal gimana aku mau ngevlog” gumam Teresha, mengeluh karena tidak dapat melakukan  hobi yang biasa ia lakukan, “kita udah 1 jam disini, keluar yuk lagian di sini ga ada apa apa” ucap Farrent, “iya, ayo keluar aku udah laper pengen makan” jawab Ziel dengan muka datar, “hadeh Ell Ell makan aja terus bisa nya” jawab Teresha, mereka memutuskan untuk keluar, saat mereka sampai di gerbang Elvira berusaha membukannya tetapi tidak bisa, lalu Farrent mencoba untuk mendobrak gerbang tersebut tetapi tetap saja tidak bisa terbuka. “Aduh bagaimana ini gerbang nya ngga bisa dibuka” ucap Elvira, mereka mencoba membuka nya lagi bersama sama dengan sekuat tenaga berharap gerbang itu bisa di buka tetapi gerbang itu tetap tidak terbuka. Mereka panik karna mereka terjebak di dalam gerbang itu. “Astaga, gimana ini kita terjebak di dalam sini, mana ga ada sinyal lagi jadi kan ga bisa minta tolong ke siapa siapa” ucap Teresha, “tenang tenang, mungkin gerbang nya tersangkut karna udah berkarat” jawab Elvira, “ah gara gara kamu sih ra jadi kita kejebak di sini, coba aja kalau gamu ga maksa kita ga bakal kejebak di sini” ucap Farrent dengan raut muka yang melas dan marah pada Elvira, “iya ini kalau vira ga ngajak kita ga bakal kaya gini” jawab Teresha, “sudah sudah gausah berantem, kita bakal cari cara buat keluar dari sini” ucap Ziel.  Teresha dan Farrent memutuskan untuk duduk berdua menjauh dari Elvira, Ziel pun melihat Elvira tampak sedih lalu Ziel memutuskan untuk menghampiri Elvira, “ra kamu gapapa?” tanya Ziel, “ini semua salah ku, kalau aku tidak memaksa kalian untuk masuk kita ga bakal terjabak seperti ini” jawab Elvir sambil menangis tersedu sedu, “shh sudah sudah jangan nangis ini bukan salah mu, kita pasti bisa kok keluar dari sini” ucap Ziel yang berusaha menenangkan Elvira atas perbuatannya yang berakibat seperti ini.

EMP4T [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang