Tiba-tiba muncul seorang pria tua yang entah asalnya dari mana memakai jubah hitam menghampiri mereka, keempat sahabat itu melihat ke arah pria tua itu dengan heran, pria tua itu pun berdiri di hadapan mereka, “kamu siapa?” tanya Elvira, “kamu tidak perlu tahu itu, aku di sini akan membantu kalian keluar” ucap pria tua itu. Mereka saling menatap dan menganguk setuju untuk mengikuti pria tua ini, “kalian harus cari 4 puzzle Permata berwarna Merah darah, Hijau Zamrud, Biru Laut dan Magenta seperti anggur merah, di 4 kota yang berbeda dalam waktu 4 hari, jika kalian tidak berhasil kalian harus menerima konsekuensinya” ucap pria tua itu dengan inti “konsekuensi?. Konsekuensi apa?” tanya Elvira sambil menaikkan alisnya, “jika kalian tidak keluar dari sini dalam 4 hari kalian akan terjebak di sini selamanya” jawab pria tua itu. “APA?!” teriakkan keempat sahabat tersebut, mereka saling menatap dengan kaget dan kebingungan. “kalau begitu kita harus cepat mencari puzzle pertama itu!” ucap Elvira, “ya sudah ikuti saja aku ke kota pertama, kita akan mencari kunci pertama di sana” jawab pria tua itu. “tunggu dulu.” ucap Teresha, “guys sini dulu deh bentar” ajak Teresha, mereka pun berjalan agak menjauhi pria tua tersebut untuk berdiskusi, “kalian bakal percaya sama kakek tua itu? Kita ga kenal dia loh, bisa saja dia jahat dan ingin menipu kita!” ucap Teresha, “setuju, kita gatau dia siapa, bisa saja cuma nakutin” ucap Ziel, “aku juga setuju” ucap Farrent, “ah kalian aja yang kepikiran, bisa jadi dia mau membantu kita keluar dari sini” jawab Elvira, “ra, please deh jangan aneh aneh, kita ga kenal dia siapa! Bisa saja kita di tipu atau di culik sama kakek tua itu, aku gamau kita kenapa napa cuma gara gara kita mengikuti kakek tua itu” ucap Teresha sambil menginngikan nada nya, “ga. Dia itu orang baik sha, percaya deh sama aku dia itu cuma mau bantu kita keluar dari sini” “ayo balik ke kakek tua tadi, dia nungguin kita, cepet” jawab Elvira, mereka pun berjalan ke arah kakek tua itu dan memutuskan untuk mengikuti pria tua itu ke kota pertama.
Mereka berjalan selama beberapa jam lalu akhir nya mereka sampai di kota pertama. “kita sudah sampai di kota pertama” ucap pria tua itu, “akhirnya, istirahat dulu sebentar kaki ku pegal dari tadi jalan terus” ucap Ziel, “iya deh iya ratu ell istirahat dulu” jawab Teresha, mereka pun tertawa sambil duduk untuk istirahat sejenak, “sambil kalian istirahat saya akan menjelaskan apa yang harus kalian cari di kota ini” ucap pria tua itu, mereka pun langsung menengok ke arah pria tua itu untuk mendengar omongan nya, “di dalam kota itu ada 2 permata, yang satu palsu dan yang satu nya lagi asli, kalian harus mencari permata yang asli dan pegang permata itu oleh satu orang untuk mengaktifkan sihir nya, satu permata mesti di pegang oleh 1 orang yang berbeda, jika kalian menemukan permata yang asli ketika kalian memegang nya akan bersinar dan orang itu akan mendapatkan kekuatan, setiap permata kekuatan dan warna nya berbeda.” Ujar pria tua itu. “Yang pertama, ada permata merah, memiliki Kekuatan yang dapat mengendalikan gravitasi pada sekitar. Juga dapat membuat seseorang mempunyai semangat gairah. Kalian harus cari permata merah di kota ini dan mengaktifkan kekuatan nya.” Sambung pria tua itu, mereka mendengarkan pria tua itu dengan penuh konsentrasi, setelah menjelaskan Elvira langsung berdiri dan mengajak teman teman nya mencari permata itu, “ayo kita cari permata itu sekarang” ujar Elvira sambil mengajak temannya dengan antusias. “ra, kita baru juga istirahat tunggu bentar saja, kita cape tadi jalan jauh” jawab Teresha, “ah kalian jangan banyak ngeluh, ayo cepat supaya kita cepat keluar dari sini” jawab Elvira, mereka pun menghembuskan nafas nya lalu berdiri dan bersiap siap untuk mencari permata itu, mereka pun jalan kedalam kota pertama mencari permata nya bersama sama, mereka mencari di setiap rumah dan gedung yang ada di sana tetapi tidak menemukannya, setelah beberapa jam mencari Permata itu mereka akhir nya menemukan di suatu rumah kosong, mereka pun memilih Ziel untuk menjadi orang pertama yang memegang permata itu, Ziel bersemangat untuk memegang permata itu tetapi saat dia pegang permata nya tidak bersinar, mereka menemukan permata yang palsu. “loh? Kok ga bersinar” ucap Ziel, padahal sudah dicoba dengan Teresha, Farrent dan Elvira, tetap saja tidak bersinar. “Sepertinya kita menemukan permata yang palsu” jawab Teresha, “astaga bagaimana ini kita harus mencari permatanya lagi” ujar Elvira, “sudah sudah, jangan buang buang waktu dan kita cari permata nya sekarang” ucap Farrent dengan tegas.
Mereka keluar dari rumah itu dan melanjutkan mencari permata yang sebenarnya. Mereka mengunjungi suatu Kota, bernama Kota Lonest. Sudah hampir semua isi kota mereka jelajahi, tetap mereka belum menemukan permata di kota Lonest, namun tersisa satu gedung yang belum mereka kunjungi, mereka masuk ke dalam gedung itu dan mencari permata di gedung itu dengan teliti, mereka sudah mencari tetapi tidak ada permata, lalu Farrent melewati suatu ruangan gelap yang ada di lorong, “guys.. Lihat deh ada ruangan di lorong situ” ujar Farrent, mereka pun menatap lorong itu dan memutuskan udh masuk kedalam ruangan itu, “ra, buka pintunya” ucap Ziel menyuruh Elvira untuk membuka pintu ruangan tersebut, Elvira menatap mereka bertiga, mengangguk lalu membuka pintu nya, di dalam situ ada kotak berwarna merah cerah dengan isi permata merah yang di taruh di tengah ruangan, mereka langsung mendekati permata itu lalu menyuruh Ziel, untuk mengambilnya supaya sihir permata itu aktif.
Ziel mengambil permata itu. Tanpa perlu dicoba berkali-kali dengan teman temannya, permata itu sudah bersinar di tangan Ziel ketika menggenggam nya, memancarkan cahaya yang begitu menyilaukan membuat Ziel dan ketiga sahabatnya sempat menutup mata untuk menghindari cahaya yang sangat minyilaukan, saat permata tersebut mengeluarkan cahaya di saat yang sama kekuatan dalam permata tersebut terserap oleh Ziel yang sedang memegang permata itu dalam cengkramannya. Sekarang Ziel sudah mempunyai kekuatan permata merah itu, mereka memutuskan untuk kembali ke tempat di mana pria tua itu menunggu mereka. Saat mereka tiba mereka langsung menunjukkan permata itu ke pria tua dan mengucapkan terima kasih kepadanya. Mereka istirahat sejenak di tempat yang sebenarnya sudah kotor dan tidak nyaman tetapi masih sedikit layak dipakai dan mereka juga menerima keadaannya. 4 sahabat melanjutkan mencari permatanya besok pagi karna sekarang sudah malam. Malam di dunia ini sangatlah berbeda, ini sangat sangat gelap, awannya berwarna merah tetapi indah.
Tanpa ada seorang pun yang berbicara, tiba tiba, “kalian lihat kan tadi?” ucap Ziel pada ketiga sahabatnya yang jelas tidak mengerti dengan apa yang Ziel ucapkan. “Ada cahaya kilat putih yang memancar dari permata yang ada di tangan ku, artinya aku sudah punya kekuatan!” sambung Ziel dengan antusias di saat ketiga sahabatnya bersiap untuk istirahat. “Kira kira kekuatan yang aku serap bisa bikin aku cantik ngga ya?” tanya Ziel yang sebenarnya ia lontarkan untuk ketiga sahabatnya, teman temannya sudah sangat lelah setelah berkelana mencari 1 permata ini, tetapi tidak dengan Ziel, dia sama sekali tidak lelah sepertinya Ell sangat senang karena ia takjub dengan kekuatan yang baru saja didapat dari permata tersebut. Membalas omongan Ziel, tetapi yang menanggapi hanya Elvira “Ziel kamu itu cowo kok cantik? Cowok itu ganteng” jawab Elvira dengan muka malas, sebenarnya ia juga sangat lelah, tetapi ia merasa tidak enak ketika Ell berbicara tidak ada yang menjawab nya. Ziel hanya senyum melihatkan giginya dan sedikit malu sebagai balasan untuk Elvira. “udah Ziel sekarang kita istirahat, urusan kekuatan kamu bisa besok.” Tegas Elvira.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMP4T [END]
FantasyPerjalanan empat sahabat di dalam dimensi lain. Yang bermula dari rasa penasaran membuat mereka terjebak di dalam dimensi lain yang mengharuskan mereka mencari cara untuk keluar.