Mereka melihat pria tua itu dengan penuh amarah, “kembalikan permata itu!” ucap Elvira, “kalau tidak bagaimana?” jawab pria tua itu sambil tersenyum, Elvira mencoba untuk maju dan mengambil permata itu tetapi tidak berhasil, Dalam diam mereka saling pandang. Seolah saling meyakinkan alasan mereka pernah memercayai sang kakek tua dulu. “kami dulu pernah percaya kepada, karena kakek menunjukan bahwa kakek bersedia membantu kita.” Ujar Farrent. “HAHAHA!!... Kalian tidak akan keluar dari siniiiii.” Ujar kakek tua dengan nada tinggi Cukup untuk membuat keempat sahabat itu ketakutan. “permata magenta sakarangberada di tanganku kalian hatus berjuang untuk merebutnya. Hahaha!” lanjut pria tua itu. “kami pasti bisa merebut kembali puzzle pernata magenta!” seru Elvira. “mana mungkin? Memangnya kalian bisa melawanku?. HAHAHA!” ujar si pria tua dengan nada terdengar mengejak yang membuat mereka kesal.
“Kami bisa melawanmu dengan kekuatan yang kami serap dari tiga puzzle permata yang lain!” seru Ziel melawan si pria tua. “memangnya kalian sudah tahu, kekuatan apa yang ada di dalam permata itu!?.” Tanya si pria tua “Lagi pula mau kalian berjuang sampai tetesan darah terakhir kalian tidak mungkin bisa melawanku. HAHAHAHA!” sambung pria tua dengan tawa puasnya.
Elvira, Ziel, Farrent, dan Teresha dengan spontan saking menatap satu sama lain. Tiba tiba saja Teresha mengangguk meyakinkan Elvira, Ziel dan Farrent bahwa mareka bisa merebut permata magenta dari tangan pria tua itu bersama sama. Teresha ,Elvira, Ziel dan Farrent berbaris tepat di hadapan pria tua dan sama sama memegang permata masing masing. Ziel dengan permata Merah. Farrent dengan permata Bening. Teresha dengan permata Biru.
Hanya Elvira yang tidak memegang Permata Magenta nya. Misi mereka sekarang yang paling penting. Merebut permata Magenta. Jika gagal mereka akan terjebak selamanya. “Akan berusaha sebisa kami untuk merebut kembali permata Magenta!.” Ujar Elvira. “Kami?. Kamu hanya akan menjadi beban teman temanmu. Memang kau punya permata HAHA.” Seru pria tua membalas Elvira dengan nada meremehkan.
Ziel, Teresha, dan Farrent tanpa basa basi langsung menyodorkan permata ke depan mereka. Cahaya kilat tak lama muncul dari setiap permata. Termasuk permata bening juga mengeluarkan cahayanya yang bersinar. Pria tua itu ternyata tidak memprediksikan jika ketiga potongan puzzle permata itu di satukan akan menjadi kekuatan yang sangat besar dan saling melengkapi kekuatan potongan puzzle permata lainnya.
Ketiganya langsung menyerap kekuatan dari puzzle permata masing masing. Cahaya pun bersinar menyinari sekitar. Dengan spontan Elvira yang hanya bisa menonton, menutup matanya karena cahaya yang begitu membuat silau mata.
Ziel menggunakan kekuatan gravitasinya untuk pertama kalinya. Ziel menggunakan kekuatan gravitasi untuk memberatkan tubuh Pria tua. Dengan cara mengendalikan gravitasi di sekitar pria tua yang membuat tubuhnya terasa berat. Tetapi dengan mudah pria tua mematahkan kekuatan Ziel dengan suatu mantra. "HAHAHA. Kalian pikir hanya dengan mengandalkan kekuatan permata bisa mengalahkan ku begitu saja?!." Ujar pria tua. Secara bersamaan serangan yang bertubu tubi itu tak mampu dikalahkan oleh si pria tua. Ia sudah mencoba banyak mantra sihir yang telah dia pelajari 500 tahun. Tapi semuanya tidak ada yang berhasil. Kekuatan permata itu jika di gabungkan sangatlah kuat. Pria tua tidak memprediksikan kekuatan permata akan sangat kuat jika di gabung menjadi satu.
Ketika si pria tua sudah terlihat tak berdaya. Teresha manyiapkan naga airnya untuk menyerang pria tua. Tetapi di cegah oleh Elvira dengan tangannya tang mencoba menghalangi pandangan Teresha “kenapa kamu menghalangi ku Elvira?” Tanya Teresha dengan nada sebal. “Ingat. Pria tua ini tidak selalu jahat!. Dia yang membantu kita menemukan keempat permata.” Ujar Elvira. “Tapi dia yang mengambil permata mahenta dan berusaha mencegat kita untuk tidak kembali. Dia tidak ingin kita pulang!.” Ujar Ziel dengan nada sebal. “Dia ingin kita di sini karena dia kesepian!.” Balas Elvira yang seketika membuat semuanya diam.
Termasuk pria tua yang hanya bisa menyimak karena sudah tidak berdaya. “Aku rasa ini sudah cukup!. Jangan membuatnya kehilangan nyawanya. “ Ujar Elvira dengan suara serak. “Aku emamg gak bantu kalian. Tapi aku rasa cukup. Kita bisa pulang tanpa harus membiarkan seseorang kehilangan nyawa!.” Lanjut Elvira
KAMU SEDANG MEMBACA
EMP4T [END]
FantasyPerjalanan empat sahabat di dalam dimensi lain. Yang bermula dari rasa penasaran membuat mereka terjebak di dalam dimensi lain yang mengharuskan mereka mencari cara untuk keluar.