Part 009

124 16 0
                                    

"Ckk." Kesalnya karena susah mencapai ponsel nya didalam tas.

Kedua tangannya dalam kondisi terikat menyatu dengan satu tiang yang lebih besar dari badannya. Saat melihat penculiknya meninggalkan ruangan kini dia berusaha mencapai ponsel yang berada di dalam ranselnya, guna menghubungiku.

"Bocahhhh~ " Panggilku padanya setiba dirumah.
"Bocahh oyy, aku beli bakso tusuk loh dijalan tadi." Rayuku padanya dengan suara keras, karena kamarnya berada di lantai atas.

"Jiree, kamu tidur?" Tanyaku padanya didepan pintu kamarnya, usai menaiki tangga.

Karena tak ada jawaban aku pun mencoba membuka pintunya, tidak terkunci! Aku pun masuk dan menulusuri kamarnya. Dia tidak ada! Akhirnya aku memutuskan untuk melihat cctv diruang pribadiku.

Di cctv, terlihat dia memanggil-manggilku. Karena tak ada jawaban, dia masuk ke kamarnya, dan kembali keluar kamar sambil memikul sebuah ransel. Tak sampai situ, dia keluar dari halaman rumahku dan berjalan ke jalan raya.

"Hahh, bisa-bisanya bocah itu mencoba kabur." Ucapku agak lelah.

Karena malas menulusuri satu per satu rekaman cctv di jalan. Aku memutuskan untuk melacak ponselnya yang kubeli. Untung saja dia mengaktifkan ponsel nya. Setelah mendapatkan lokasi bocah itu, aku bergegas ke sana.

Aku bergegas ke sana bukan untuk menyuruh dia kembali kepadaku. Tapi hanya untuk memastikan dia baik-baik saja.

Saat ponsel nya sudah tercapai oleh kakinya, dia terkejut karena secara tiba-tiba dua orang penculik masuk membawa tujuh orang anak lainnya.

Jire, bocah itu melihat lima orang anak yang secara berurutan dikuliti dagingnya oleh sang penculik. Karena tak tahan melihatnya, dia pun menangis. Tak terasa kini gilirannya pun tiba.

"Seriosly bocah itu kabur ke tempat yang seperti ini?" Ucapku heran usai turun dari mobil.

Tempat ini terlihat sangat usang. Tapi bangunannya besar sekali, terlihat seperti ruko bertingkat yang sudah tak dipakai lagi.

Saat mendekat ke salah satu ruko bangunan. Terdengar jelas suara teriakan dan tangisan, dari anak kecil?.

Aku pun balik lagi ke mobil dan mengambil pistolku. Seusai itu aku kembali dan langsung masuk ke ruko yang tadi. Kosong! Tapi teriakan itu terdengar jelas.

Setelah dua menit aku memutar otak. Akhirnya aku menatap dan mendekat ke arah ventilasi yang ada di atap ruko itu.

"Yang benar saja suaranya terdengar sangat jelas dari sini!" Ucapku sambil melompat meraih ventilasi di atap.

Seluruh pakaian Jire ditanggalkan oleh sang penculik. Dia menggantung Jire dengan posisi terbalik. Karena risih akan wajah Jire yang terbilang indah, akhirnya sang penculik memutuskan untuk mengguliti bagian wajahnya dulu.

Saat sedikit lagi pisaunya mendekati wajah Jire, tiba-tiba terdengar suara besi yang jatuh dari arah belakang sang penculik.

Dor! Dor!    

Dor! Dor!   

Dor! Dor!

Fyuhhh, aku meniup ujung pistolku yang mengeluarkan asap, setelah menembak penculik terakhir yang akan mengguliti bocah itu.

_
_
_

Next Part 010 ...

Ms. Sperado [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang