Cegil & Cogil

2K 38 0
                                    

Dua hari kemudian tersebar kabar bahwa dua orang siswa sekolah itu mengalami kecelakaan, kondisi mereka cukup parah, bahkan salah satu dari mereka masih kritis, kecelakaan tersebut terjadi disinyalir karena motor yang dikendarai mereka mengalami rem blong. Dua orang itu adalah cowok yang menggangu Meira dua hari lalu.

"Eh serius?" Tanya Meira tidak percaya dengan berita yang disampaikan Monik.

Monik mengangguk mengiyakan.

Sedangkan Angga dan Digo hanya tersenyum mendengar berita yang beredar, karena ia tau dalang di balik kecelakaan yang menimpa dua orang itu.

"Edward Cogil era is back" bisik Angga.

"Tapi serem juga ya" gumam Digo.

"Kalian hanya perlu tutup mulut, jangan sampai Meira tau" bisik Edward. Saat ini mereka bersandar di dinding belakang kelas sambil memperhatikan Meira yang tengah mengobrol dengan temannya.

Edward berjalan menghampiri Meira, ia merogoh kantong celananya, tanpa banyak bicara ia memakaikan gelang bermanik lucu pada Meira.

"Ehh" Meira kaget saat tiba-tiba Edward menarik tangan dan memasangkan gelang yang hampir sama dengan gelangnya yang putus dua hari lalu.

"Ganti gelang yang kemarin" ucap Edward kemudian mengecup tangan Meira.

"Makasiii, ih lucu, suka" ucap Meira sambil tersenyum senang dengan mata berbinar.

"Syukurlah kalau kamu suka" Edward mengacak rambut Meira, setelah itu kembali ke tempat Digo dan Angga berada, ia memperhatikan Meira yang terlihat antusias memamerkan gelang pemberian pada Monik dan Manda.

"Tapi aura Meira jadi beda banget ya dari Minggu lalu, apalagi waktu senyum, beuh geulah gue aja mau bersaing kalau cowoknya bukan loe" ucap Digo.

Edward menatap Digo tajam.

"Sayangnya cowoknya Edward jadi susah bersaing" timpal Raja yang mendengar celetukan Digo.

"Jangan sampai ada pertumpahan darah ya di kelas ini" Angga mengingatkan.

Digo dan Raja mengangkat tangan tanda menyerah dan simbol damai dengan Edward. Mereka berdua tidak ingin berakhir mengenaskan seperti dua cowok yang menggangu Meira dua hari lalu.

Teng teng teng... Lonceng berbunyi, Edward melirik jam tangannya, tak lama terdengar suara pemberitahuan bahwa hari ini akan diadakan rapat sehingga siswa dipulangkan lebih awal.

Meira memanggil Edward "ay, mau pulang bareng atau gimana" tanya Meira, ia sudah tidak lagi sungkan untuk bermesraan di depan teman-temannya.

"Bareng" Jawab Edward, ia mengambil tasnya dan mengulurkan tangan pada Meira agar gadis itu menggenggam tangannya.

"Karena kita pulang cepat, gimana kalau mampir ke suatu tempat dulu" tawar Edward.

Meira mengangguk "boleh, emang mau kemana ay" tanya Meira.

"Ada deh" Edward tersenyum misterius membuat Meira penasaran.

"Ih gitu main rahasia-rahasiaan" Meira mendelik sebal.

"Biar surprise sayang" Edward menutup pintu mobilnya saat Meira sudah masuk ke dalam mobilnya.

"Tempatnya agak jauh, kalau kamu mau tidur dulu juga gapapa" ucap Edward sambil menyalakan mobilnya.

"Kamu mau culik aku kah?" Tanya Meira bergurau.

Edward mengangguk "kalau bisa aku udah culik kamu dari kemarin, tapi kan kamu tau bodyguard kamu selalu ngikutin" Ucap Edward serius. "Risih gak sih ay, selalu diikutin bodyguard".

Cegil Vs CogilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang