Cegil & Cogil

2K 51 2
                                    

Para guru dibuat heran dengan sikap Edward yang tidak seperti hari-hari sebelumnya, biasanya lelaki itu tidak betah mengikuti pelajaran, dalam sehari ada saja jadwal bolosnya, namun hari ini Edward full mengikuti kelas dan memperhatikan guru dengan tenang. Bahkan untuk pelajaran matematika yang paling ia benci pun Edward tetap bertahan di kelas itu.

Perubahan Edward tentu menjadi tanda tanya di kalangan guru-guru, terlebih selama proses pembelajaran Edward tidak membuat keributan sama sekali.

"Edward coba kamu jelaskan apa yang barusan saya terangkan" Pak Yosua menguji Edward, apakah benar anak itu memperhatikan apa yang ia jelaskan atau hanya duduk dengan tatapan kosong, mereka takut Edward masih berlarut dalam kesedihan akibat kepergian nyokapnya.

Edward kembali mengulang apa yang dijelaskan oleh pak Yosua dengan lancar, pak Yosua dibuat takjub dengan penjelasan Edward.

"Good Edward" Puji pak Yosua.

Meira menoleh ke belakang, ternyata Edward juga melihat ke arahnya. Meira mengacungkan satu jempolnya memuji Edward. Dan lelaki yang mendapat jempol dari Meira itu tersenyum bangga.

Digo dan Angga yang duduk di samping meja Edward saling pandang begitu Edward tersenyum pada Meira.

"Edward beneran suka sama Meira keknya" Bisik Angga. Digo mengganguk setuju dengan ucapan Angga.

Teng..teng..teng..

Lonceng istirahat berbunyi, Edward mengajak Meira untuk pergi bersamanya, ia menenteng sebuah tas, bisa ditebak itu adalah tempat bekal. Meira awalnya menolak karena ia sudah janji dengan Alika untuk pergi ke kantin bersama.

"Udah sana pergi aja, gue pergi sama Digo dan yang lain juga kok, gapapa sana kasian Edward udah bela-belain bawa bekal" Ucap Alika memberi Meira pengertian.

*Bener nih gapapa?" Meira bertanya meyakinkan.

"Iya gapapa Meira, Alika aman kok sama kita" Ucap Manda.

"Okei gue pergi dulu ya" Meira mengikuti langkah Edward, lelaki itu menggandeng tangan Meira. Ia mengajak Meira untuk duduk di taman belakang sekolah yang memang sepi pengunjung. Mereka duduk di atas rumput yang memang selalu dibersihkan, jadi tidak khawatir seragam mereka kotor.

Edward mengeluarkan bekalnya dan mengeluarkan botol salep rekomendasi dokter pribadinya. Ia meraih tangan kiri Meira dan menyingkap lengan sweater Meira, Edward mengoleskan salep dengan telaten pada setiap bekas goresan silet.

"Paling seminggu udah hilang bekasnya, kalau udah ilang nanti gue beliin gelang lucu lagi, asal jangan ada bekas luka baru" ucap Edward.

Meira mengangguk mengerti.

"Nah sekarang makan, tadi gue udah minta koki di rumah gue bikinin bekal" Edward memberikan salah satu bekalnya pada Meira.

"Wah lucu" ucap Meira saat pertama kali membuka kotak bekal tersebut, di dalamnya terdapat nasi yang sudah dibentuk seperti kepala Teddy bear, ada ayam goreng, sayur, dan juga sekotak susu.

"Dihabiskan" Edward membuka kotak bekalnya, saat Meira melihat isi kotak bekal Edward gadis itu bingung kenapa hanya miliknya yang dibentuk dengan bentuk lucu.

"Sengaja biar loe suka" Edward memberitahu Meira.

"Ooo" Meira mengangguk paham.

Mereka menikmati bekal mereka masing-masing, sambil bercerita. Edward mendengarkan setiap cerita Meira, gadis itu menceritakan bahwa dulu nyokapnya sering membuatkan bekal seperti itu untuknya dan kakaknya.

"Sekarang mama udah tenang di sana, mama loe sama mama gue ketemu gak sih di sana? Semoga mereka ketemu ya, biar mama loe ada temennya, soalnya mama gue bawa temen sih, bawa papa sama kakak juga, mereka ninggalin gue sendirian, jahat banget kan" Ucap Meira sambil terkekeh namun air matanya berlinang.

Cegil Vs CogilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang