2➬𝘏𝘶𝘫𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘳𝘪

223 133 12
                                    

✄𝑃𝑢𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑡𝑎𝑘 𝑝𝑢𝑛𝑦𝑎 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎. 𝐾𝑒𝑏𝑜𝑑𝑜ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑖. ﹏𝗥𝗮𝗽𝘂𝗵.

❀❀❀

Ragnala menelusuri jalan yang masih becek karena hujan tadi sore. Malam yang dingin. Ragnala keluar untuk membeli sesuatu di market yang ada di sebrang jalan.

Kakinya masih sakit. Tapi itu Ragnala anggap biasa saja. Karena ini tidak ada bandingannya dari apa yang sudah dia dapat 10 tahun lebih.

Ragnala sampai di market tersebut. Dia mulai mengambil beberapa camilan dan minuman kaleng.

Ponselnya berdering. Ragnala segera mengeluarkan nya dari saku hoodie yang dia kenakan. Itu panggilan dari Sky.

"Lo bertiga di mana?" Tanya Ragnala to the point.

"Bentar lagi nyampe. Lo sewot banget sih nanya nya."Balas Sky di panggilan itu.

"Siapa yang sewot coba. Oh ya, gue lagi di market. Lo masuk aja nanti." Ucap Ragnala." Inget kan pin apartemen gue?" Tanya Ragnala.

"Inget."

"Bagus."

"Ya udah ya, gue lagi nyetir. Takut nya berbahaya."

"Hmm."

Panggilan berakhir. Ragnala kembali melanjutkan belanja nya. Sampai akhirnya waktunya Ragnala membayar.

Dia tidak sadar gadis yang menjaga kasir itu menatap nya terkejut juga bingung.

"Nala?"

Ragnala yang tadinya sedang memperhatikan barisan coklat dan permen yang terpajang di depan meja kasir langsung mengangkat kepalanya mengarah pada orang yang memanggil namanya.

Gadis yang ada di hadapannya membuat dia cukup terkejut.

Avery?

Ragnala cengo menatap Avery yang menjadi kasir saat ini.

"Lo ngapain di sini? Kerja?" Tanya Ragnala terkejut.

"Ya menurut Lo? Mandor gitu gue di sini?" Tanya balik Avery.

"Kali aja."

Avery mulai men-scan belanjaan Ragnala dengan serius. Ragnala mengambil satu coklat yang ada di hadapannya.

"Tolong yang ini juga." Ucap Ragnala pada Avery setelah menyodorkan satu buah coklat kacang.

Beberapa menit kemudian Avery selesai menghitung semua belanjaan Ragnala.

"Totalnya jadi seratus empat puluh tiga delapan ratus." Ucap Avery.

"Ery, ini bukan karena ucapan pak Widodo tadi kan?" Tanya Ragnala sambil menyodorkan dua lembar uang. Seratus dan lima puluh ribu.

"Bukan lah! Gue udah dua bulan kali kerja di sini." Jawab Avery.

"Oh. Udah lama ternyata." Ucap Ragnala mengangguk paham." Bokap Lo tau?" Tanya Ragnala mendapatkan tatapan maut dari Avery.

𝐑𝐚𝐩𝐮𝐡 (𝘋𝘪 𝘗𝘦𝘳𝘣𝘢𝘳𝘶𝘪) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang