01

7.2K 550 16
                                    

-
--
---

Daren bangun tepat saat jam 3 entah mengapa dirinya tiba-tiba mempunyai insomnia dan hanya bisa tidur sebentar.

Seperti tadi aku tertidur saat jam 12 dan terbangun seperti sekarang hanya dengan ini bisa disimpulkan bahwa aku depresi atau stres.

"... Bosan" Mengambil hpnya dan mulai membuka media sosial yang aku sendiri dulu jarang untuk ku buka.

"Dia bahkan tak mempunyai media sosial" Pemuda ini hanya memiliki WeChat dan bahkan hanya ada satu grup dan 6 kontak, yaitu grup kelas dan nomor ayah, ibu, kakak dan Sang adik.

Oh dua lagi ada nomor jonh dan nomor guru.

Daren sendiri memutuskan untuk mendownload game, aplikasi media sosial dan lain lain yang jarang atau dirinya tak pernah coba dikehidupan sebelum nya.

Tapi karena memegangi hpnya, lengan bajunya tanpa sadar turun yang memperlihatkan bekas sayatan.

"... Tak bisa hilang?" Menggosoknya dengan keras hanya akan membuka sayatan yang sangat banyak ini.

Daren memutuskan untuk keluar kamar dan terus berjalan tak tentu arah hingga sampai pada lantai bawah dan ditaman yang indah ini.

"Penyesalan ku terlalu banyak, dan tak bisa melupakan kehidupan sebelumnya... " Duduk pada bangku putih didepan cahaya bulan benar benar indah.

"... Bagaimana cara bersenang senang tanpa mengharapkan apapun?" Daren duduk dengan mata sayu dan terus berbicara pada dirinya sendiri hingga saat jam 5 pagi dirinya memutuskan untuk beranjak dari dinginnya angin pagi ini.

Aku tak peduli lagi pada dingin di tubuh ku, mari kita mencari bahan untuk bersenang senang, Daren menyeringai.

Daren langsung mandi dan bersiap untuk sekolah nya yaitu High School Glow, yaitu sekolah nya dengan Sang adik aliya.

"..." merasa bosan Daren memutuskan untuk bermain game seperti pemuda pemuda lainnya dan ternyata tak seburuk yang dirinya kira jika bermain dengan tau batas.

Tok
Tok
Tok

"Tuan muda bangunlah anda akan sekolah hari ini" Suara jonh yang serak langsung memenuhi ruangan kosong ini.

Aku langsung membuka pintu kamar dan melihat jonh yang terkejut menatap ku, mungkin karena aku sudah bersiap siap.

"Jonh apakah yang lain sudah turun untuk sarapan?" Jonh menggeleng dan aku langsung keluar dari kamar berniat untuk pergi terlebih dahulu.

Saat sampai dimeja makan sudah terlihat Sang bunda yang sedang memanggang roti dengan pemanggang dan selai stoberi di atas nya.

"..." Memilih diam dan duduk lalu mengambil roti yang masih panas itu tanpa selai.

"...itu masih panas!" Sang bunda tiba tiba memegang pergelangan tanganku membuat ku terkejut dan langsung saja melepaskan tanganku dari genggaman bunda ku.

"... Ah maaf" Aku meminta maaf lalu berdiri untuk pergi kesekolah.

"Mau kemana kamu?" bunda menatap ku bingung apalagi aku seperti akan pergi saat jam segini.

"Aku berangkat sekarang" Saat ingin melangkah aku ingat harus meminta izin sesuatu.

"... Aku akan pergi ekskul saat pulang sekolah jangan mencari ku" Berjalan kembali kearah pintu keluar tapi suara bunda nya kembali berbicara.

"Daren kamu belum sarapan, ayo sarapan aliya bilang kau menyukai selai stoberi" Aku terdiam dan menatap bunda Daren dengan kekecewaan yang tak bisa dibendung.

Jadi Daddy Kalian? Boleh. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang