07

3.9K 408 21
                                    

-
--
---

TIN TIIIN

Lia dan Lian sontak terduduk karena terkejut oleh teriakan dan suara klakson di saat bersamaan.

"... Hiks HUAAAA" Lia dan Lian sontak menangis saat mengetahui situasi yang hampir terjadi pada mereka.

"Huaaaa om... Kakak!!" Tiba tiba seseorang dari sebrang berlari kearah mereka dan memeluk kedua anak itu dengan wajah tegang dan tertekan.

Daren hanya melihat dengan dingin karena keterkejutan nya, apalagi mobil yang melewati kedua bocah itu tak melambat atau berhenti malahan semakin cepat.

Daren sendiri dengan cepat menghapal plat nomor mobil itu lalu kembali menatap ke arah mereka sembari bergumam plat nomor nya.

"Huaaaa maaff!" Lian menangis sembari meminta maaf sedangkan Lia hanya bisa sesenggukan karena suara nya terendam oleh suara nafas yang tak beraturan.

"Lia bernafas!" Brian dengan panik menggoncang Lia yang seperti susah bernafas, Lia pun mencoba tenang hingga nafasnya kembali normal tapi masih sesenggukan dengan memeluk Brian.

"Maafin kami hiks" Lia dan Lian memeluk Brian dengan panik merasa jika mereka melakukan kesalahan lagi semua orang benar benar pergi meninggalkan mereka.

"Lain kali hati hati, kakak memaafkan" Lia dan Lian melirik takut pada Brian tapi benar saja tak ada raut wajah marah tapi malah khawatir yang mendalam, tapi masih tak berani melirik pada Daren yang sedari tadi berwajah gelap.

"Hiks, tapi om Daren masih marah" Lia bergumam lirih saat melihat raut wajah Daren, Brian sendiri melirik Daren yang hanya berdiri diam, memang sedikit menakutkan.

"Gak kok om, om nya cuman kaget bukan marah, yakan om?" Lia dan Lian melirik Daren yang hanya diam, Brian pun menatap Daren dengan memohon membuat Daren menghela nafas lelah.

"Yaa" Daren pun mendekat dan menggendong Lian yang masih sesenggukan lalu membuat nya menatap Daren, Daren sendiri kembali berjongkok dan mengambil Lia untuk digendong.

"Denger ini..." Lia dan Lian menatap Daren yang berwajah datar, merasa tak berani melihat mata dingin itu pada mereka.

"Jangan lari lari di pinggir jalan raya, kalo jatuh ke jalan gimana?" Lia dan Lian kembali mewek saat mengingat kejadian saat di nasehati, mungkin mengingat saat mereka berlarian di pinggir jalan tadi.

Brian yang melihat Lia dan Lian akan menangis ingin mengambil kembali mereka dari Daren tapi Daren menghindar masih berniat menceramahi mereka yang benar benar membuat nya terkejut.

"Lalu jika tak melihat kearah kiri dan kanan saat menyebrang lagi, aku yakin kalian tak akan selamat seperti sekarang, apa kalian mengerti?" Daren menatap mereka yang mengangguk tanda mengerti, Daren pun tak bisa menahan gemas dari rambut yang naik turun itu jadi diri nya menciumi pipi mereka dan bergumam kata kata penenang.

Brian sendiri hanya tersenyum saat pikiran nya berpikir bahwa pria besar itu akan lanjut memarahi mereka tapi malah kata kata penenang yang terdengar.

"Berhenti menangis aku akan membeli kan snack jika kalian berhenti" Lia dan Lian sontak menutup mulu mereka dan menatap Daren berbinar karena tak bisa menahan godaan snack.

Daren akhirnya membawa dua bocah itu dengan seseorang yang mengikuti yaitu Brian, tapi sebelum menyebrang Daren kembali mengajarkan untuk melihat sekitar sebelum menyebrang masih dengan diikuti seseorang.

Bahkan sampai mereka selesai membeli snack dan duduk Brian masih mengikuti mereka, Daren sendiri tak keberatan karena Brian lah yang selama ini menjaga kedua bocah itu.

Jadi Daddy Kalian? Boleh. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang