03

5.3K 522 13
                                    

-
--
---

Sudah beberapa minggu sejak kejadian lengan nya yang ketahuan bekas sayatan, tapi saat di sekolah masih saja ada gosip yang menghantui Daren hingga dirinya sendiri muak.

Dan hampir setiap hari Daren datang ke gym hingga bentuk tubuh nya mulai terlihat bahkan Daren merasa baju nya lama kelamaan ketat dan terus ketat.

Daren saat ini berada di gym tak berniat kembali ke Mansion sepulang sekolah karena dirinya tak melakukan apapun saat di Mansion.

Hanya kesuraman dan rasa asing tak terelakkan saat berada di Mansion.

"Daren~" Daren menoleh dan menunjukkan ekspresi bertanya membuat pelatih hanya tersenyum dengan sifat dingin itu.

"Ayo sparing bareng" Daren memandang pelatih nya dingin, memang Daren tak menerima pelatihan apapun tapi Daren beberapa minggu yang lalu tau bahwa pemilik gym ini adalah mantan petinju dunia.

Pelatih nya itu tiba tiba datang dan menawarkan nya menjadi murid, tentu saja Daren menolak karena diri nya hanya ingin merubah bentuk tubuh bukan menjadi petinju.

Tapi sayangnya penolakan Daren tak berarti apa apa dan akhirnya tetap mengajak Daren menjadi murid nya dengan tawaran tak perlu menjadi petinju.

Pelatih nya itu hanya ingin memiliki seorang murid, mengingat diri nya sudah menjadi mantan petinju dirinya ingin melihat potensi lain?

Entah lah Daren tak mengerti.

Jadi Daren menerima dengan enggan tapi selama beberapa hari dirinya di hajar habis habisan dengan alasan melawan tekanan supaya dirinya tak merasa terancam.

Memang terlalu cepat tapi Daren dengan mudah beradaptasi.

-
--

Uhh sakit.

Pelatih nya itu meninju nya tepat di bibir dan rasa nya bibir terkoyak keras hingga berdarah.

Tentu gua gak terima jadi gua kemakan provokasi nya dan akhirnya mendapat luka lebih parah yaitu di bawah mata.

"Kau bajingan" Kalimat Daren yang kasar ini malah membuat pelatih nya tertawa memang benar dirinya adalah bajingan.

"Kau jangan mudah terpancing amarah, bawalah kedalam ketenangan dan tinju tanpa ragu" Mudah sekali pelatih nya ini katakan tapi Daren merasa jika dirinya menunjukkan celah sedikit saja dirinya bisa terpukul.

"Hmm, tapi ini rasanya sakit sekali sialan, saat membuka mulut saja susah karena kau meninju ku tanpa pandang bulu" Daren mengusap darah yang berada di celah bibirnya yang tak berhenti keluar.

"Maaf aku tak bisa menahan semangat ku" Pelatih nya tersenyum tanpa daya, seperti nya pemuda didepan nya benar benar sangat marah.

"jika orang tua ku melihat bekas pukulan mu yang berada di bawah mata ku, adik ku mungkin akan membuat drama" Pelatih itu terkejut karena Daren tak pernah menceritakan tentang keluarga nya tapi pelatih sedikit bingung dengan pernyataan Daren.

"Drama apa?" Daren melirik nya sekilas dan memilih diam lalu pergi kearah kamar mandi gym guna membersihkan mulut nya yang terasa amis darah.

Pelatih yang di tinggalkan hanya menghela nafas nya jengah.

-

Daren keluar dengan wajah segar dari kamar mandi gym, tapi bekas luka yang berada di bawah mata nya yang membiru susah untuk tak melihat nya.

"Aku akan pulang, sampai jumpa Andreas" Daren tersenyum dingin dengan mata yang berbentuk bulan, tapi kesan yang didapat Andreas, pelatih Daren, seperti melihat sosok mengerikan yang tersenyum.

Jadi Daddy Kalian? Boleh. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang