06

4.1K 366 15
                                    

-
--
---

Saat ini Daren tengah membaca buku ditangan nya, tapi saat ini ada satu orang yang menemani nya yaitu Kinan yang mengaku ngaku sebagai teman nya.

Daren juga sedikit ingat bahwa Kinan dulu juga sering mengobrol saat dirinya masih culun jadi Daren berfikir bahwa orang ini tak mendekati nya karena berubah.

"... Kinan kenapa orang orang itu takut sama luh?" Kinan membuka mata nya yang terpejam dan menatap Daren dengan tertekan.

"Karena gua mungut orang orang berandalan atau punya catatan kriminal ke grup gua" Daren mengernyit bingung, itu hanya akan menyusahkan nya saja apalagi yang memiliki catatan kriminal.

"Itu cuman buat susah" Kinan hanya mengangguk karena benar benar menyusahkan apalagi jika ada yang ribut satu sama lain di grupnya, mereka tak segan segan saling membunuh hanya karena hal sepele.

"Mereka cuman kambing hitam buat gua selamat dari perang pewaris, mudah mengorbankan mereka supaya gua gak terbunuh apalagi yang mempunyai catatan kriminal" Daren tertegun, jadi Kinan mengumpulkan hama hama itu hanya untuk kambing hitam selamat dari perang pewaris?.

"Meski gua bilang gak ikut masalah perang pewaris karena gak minat dan ngerti, mereka tetep coba bunuh gua karena masalah waspada jadi daripada kehilangan sesuatu yang merugikan lebih baik mempersiapkan kambing hitam"

Daren merasa itu masuk akal karena perang pewaris apapun terjadi demi kekuasaan, sayang sekali Daren di kehidupan sebelumnya bahkan tak mempunyai istri apalagi anak, mungkin menyenangkan melihat anak anaknya berebut kekuasaan yang di buat nya.

Daren tiba tiba terdiam memikirkan jika Kinan bisa menjadi alatnya karena mengumpulkan orang orang kriminal yang mungkin bisa menyabotase kendaraan orang tua nya.

"... Kalo gitu bisa suruh mereka menyabotase kendaraan orang tua gua gak? Kalo bisa gua rela ngasih luh uang berapapun tanpa harus kerja" Kali ini Kinan yang terdiam dengan menatap Daren dengan syok.

"... Luh gak sayang orang tua luh?" Daren tak mempunyai kesan apapun di kehidupan ini maupun masa lalu tentang orang tua nya.

"Inget cewek yang kemarin bilang gua gada temen?" Kinan sontak mengangguk karena gadis itu sangat membekas di pikiran nya.

"Dia sebenernya anak haram bapak gua, cuman karena mak nya mati bapak gua pura pura ngadopsi dia dengan alasan pengen punya anak cewek dan bunda gua setuju setuju aja"

Kinan syok tak menyangka akan mendengar cerita yang sangat sedih dalam orang bermuka datar dan suara setenang ini, Daren sendiri mengetahui cerita ini karena melihat beberapa kebiasaan apalagi wajah yang lumayan mirip dengan ayah nya jika dalam posisi tertentu di wajah aliya.

"... Yaa kalo itu alesan luh gua gak sungkan sungkan tapi gak tau gimana memasuki mansion keluarga hanry" Kinan kembali tenang melihat ketenangan dalam wajah Daren.

"Mudah aja, cari berandalan terus suruh mereka jadi pelayan keluarga henry dan gua bakal memodifikasi semua infomasi nya termasuk dia gabung dalem grup luh" Kinan bertepuk tangan kecil karena Daren bisa memodifikasi informasi seseorang.

"Kalo gitu mana nomor luh terus gua bakalan ngirim informasi orang itu buat luh modifikasi" Daren hanya mengangguk dan memberikan nomor ponselnya sembari melirik sekitar jaga jaga jika seseorang mendengar percakapan mereka.

"Satu syarat lagi..." Kinan berucap pelan yang mendapatkan atensi dari Daren.

"Boleh gak gua duduk disini?" Daren mengernyit tetap merasa tak suka seseorang berada di dekat nya.

"Gua janji gak ribut" Daren berfikir sebentar sebelum akhirnya mengangguk setuju, setidaknya mempunyai teman tidak seburuk teman terakhirnya.

"... Jadi kapan kriminal itu harus gua kirim?" Daren berfikir sejenak, karena perusahaan keluarga nya sedang dalam masa masa jaya lebih baik menunggu saat saat perusahaan itu tak mengeluarkan produksi apapun, atau mungkin saat drop.

Jadi Daddy Kalian? Boleh. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang