Malam ini, tepatnya pukul 20.30 WIB-Jimin telah memutuskan untuk menyelidiki sendiri kasus kecelakaan yang terjadi pada Rosera. Lelaki itu tidak mau melibatkan banyak orang yang nantinya malah akan menghambat penyelidikan.
Atau bisa saja, diantara mereka ada pelaku yang menyamar untuk mengetatahui info lebih jauh. Dan hal ini yang nantinya akan membuat Jimin kesulitan untuk melacaknya.
Mata tajam lelaki itu mengelilingi titik dimana mobil Rosera dulu ditemukan. Terlihat dari bekas garis polisi yang masih berada disana.
"Aku yakin, jika Rosera pergi menyelamatkan diri terlebih dahulu, sebelum polisi datang ke TKP" monolog Jimin dengan kedua mata tajamnya menatap tempat dimana mobil yang dikendarai istrinya terjun bebas.
"Jika begitu, berarti disekitar sini ada pemukiman. Karena sangat tidak mungkin Rosera pergi ke Rumah sakit sendiri, dengan keadaan pasca kecelakaan". Setelahnya Jimin kembali menelusuri hutan dengan bermodalkan senter yang dia bawa.
Gelapnya malam dan sunyinya hutan, tak membuat Jimin merasa tetakutan sama sekali. Malah yang Jimin takutkan nanti adalah, dia tidak bisa memecahkan misteri tentang kecelakaan itu dan tidak bisa memberikan keadilan untuk Istrinya.
Hingga sekitar sepuluh menit berlalu, Jimin berhasil menemukan bangunan kayu yang berdiri tak jauh dari posisinya.
Dengan sorot mata tajam, Jimin mendekati bangunan tersebut dengan waspada. Takut-takut itu adalah markas sang pelaku. Jika pun itu benar, maka Jimin siap untuk bertarung dengan mereka semua.
Ketika sampai di pintu depan Rumah tersebut, Jimin memasukan senter kecil ke dalam saku Jas hitamnya dan mulai mengetuk pintu itu beberapa kali.
Sampai pintu itu terbuka dan menampilkan seorang lekaki yang lebih muda darinya.
Jimin bisa melihat remaja lelaki itu terlihat kebingungan saat melihat kedatangan dirinya "Maaf cari siapa?"
Bukannya menjawab pertanyaan yang dilontarkan lelaki itu, Jimin malah balik bertanya.
"Boleh aku masuk?"Walau sedikit bingung karena Jimin yang langsung meminta masuk tanpa memperkenalkan dirinya-lelaki itu tetap mempersilahkan Jimin memasuki rumah sederhananya. "Ah...silahkan Tuan"
Jimin memasuki rumah sederhana berbahan kayu itu. Selama mata memandang Jimin tidak melihat seseuatu yang mewah disini. Kursi dari kayu, meja dari kayu, semua barang-barang disini berbahan baku kayu. Namun walau begitu Jimin mengakui keindahannya, ini malah terlihat jauh lebih terkesan elegant.
"Silahkan duduk Tuan, saya akan mengambil minum sebentar". Kemudian Jimin duduk di kursi kayu yang sudah usang, namun masih kokoh untuk menahan berat tubuhnya. Sedangkan pemuda itu pergi ke arah belakang untuk mengambil minum.
Tak lama kemudian pemuda itu datang dengan nampan kecil berisi segelas teh dan beberapa makanan ringan. Hanya ini yang dia punya sekarang.
"Maaf Tuan, hanya ini yang tersedia dirumah"
KAMU SEDANG MEMBACA
HISTOIRE COURTE | Jirose
RandomBagian kedua dari SHORT STORY [ Jirosè ] Note : 1. Berisi cerita pendek Jirosè dengan berbagai versi. 2. Alur cerita versi Histoire courte tidak ada hubungannya dengan versi Short Story. 3. Seiring berjalannya alur, terdapat beberapa pemeran tambah...