Jimin melangkah kedua kakinya maju dengan perlahan mendekati Asyara. Kemudian lelaki itu bersimpuh di depan wanita yang masih senantiasa menangis tersedu-sedu. Kedua tangan besarnya terulur menyentuh dagu Asyara dan menggerakannya ke kiri dan ke kanan.
Hingga tanpa aba-aba Jimin, langsung memeluk tubuh Asyara dengan erat. Asyara terkejut dengan perlakuan Jimin yang begitu tiba-tiba. Bahkan lelaki itu beberapa kali mengucapkan kalimat yang membuat Asyara dilanda kebingungan.
"Sayangku akhirnya kau kembali" ujar Jimin dengam suara bergetar. Lelaki itu sudah tidak sanggup menahan air matanya lagi.
"....Setelah kau pergi, aku dan Zergan adalah orang yang paling terpukul" sambung Jimin kembali
Asyara yang mendengarnya pun merasa bingung. "Tuan....saya tidak mengerti apa yang Anda katakan"
Jimin menggelengkan kepalanya di dalam ceruk leher Asyara. "Maafkan aku, setelah ini aku berjanji untuk selalu melindungimu. Juga putra kita Zergan"
Alasan Jimin memeluk Asyara adalah bukan tanpa sebab. Karena lelaki itu menganggap sosok Asyara adalah Istrinya yang telah meninggal saat tragedi kecelakaan satu setengah tahun yang lalu.
Diantara banyak orang yang meyakini jika sang istri telah meninggal, hanya Jimin yang masih berpegang teguh jika sang istri masih hidup.
Apalagi saat Polisi melakukan investigasi, tidak di temukan mayat di dalam mobil yang di kendarai istrinya. Namun karena desakan sang Ibu, Jimin menyetujui jika penyelidikan kasus kecelakaan Istrinya di tutup
Sedangkan Shila yang melihat kejadian itu secara langsung mengepalkan tangannya marah. Berani sekali Asyara memeluk Jimin di depan matanya sendiri.
Walaupun Jimin yang lebih dulu melakukannya, namun Shila tetap menyalahkan Asyara.
"Kak!! Apa yang kau lakukan?! Kenapa kau malah memeluk orang yang telah menculik Putramu?!" ujar Shila dengan nada jengkel. Sesekali Shila menghentakan kakinya kesal
Kejadian yang ia bayangkan dalam otaknya jika Jimin akan mencekik leher Asyara, seketika hancur berantakan-ketika kedua matanya melihat apa yang kedua manusia itu lakukan.
Sedangkan Jimin tidak perduli apa yang diucapkan Shila. Dengan perlahan kepalanya keluar dari ceruk leher Asyara seraya tangan kekar lelaki itu mengelus surai blonde milik wanita itu.
"Kemana saja kau selama ini sayang? Kenapa kau tidak pulang ke rumah? Aku dan Zergan selalu menunggu kedatanganmu"
"Tuan sungguh, saya benar-benar tidak mengerti apa yang Anda katakan" ujar Asyara untuk kesekian kalinya.
Mendengar hal itu, membuat Jimin mengerutkan keningnya heran. Mata lelaki itu terus menatap intens wajah cantik Asyara-walau masih dibanjiri dengan air mata. Tak berhenti disitu, tangan Jimin bergerak untuk mengingkirkan anak rambut yang menutupi sebagian wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HISTOIRE COURTE | Jirose
RastgeleBagian kedua dari SHORT STORY [ Jirosè ] Note : 1. Berisi cerita pendek Jirosè dengan berbagai versi. 2. Alur cerita versi Histoire courte tidak ada hubungannya dengan versi Short Story. 3. Seiring berjalannya alur, terdapat beberapa pemeran tambah...