Arresteer Je Moeder!! (2)

169 26 15
                                    

Rose membelakan kedua matanya ketika melihat beberapa anak tangga ternodai oleh cairan berwarna merah pekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rose membelakan kedua matanya ketika melihat beberapa anak tangga ternodai oleh cairan berwarna merah pekat.

Kini otaknya tidak bisa berpikir jernih ketika melihat cairan darah yang membasahi beberapa anak tangga terakhir. Bahkan lukisan dinding pun ikut terkena noda darah.

Entah darah milik siapa itu. Yang jelas setelah melihatnya, kedua kaki Rose terasa lemas hingga tak sanggup untuk berdiri tegak.

 Yang jelas setelah melihatnya, kedua kaki Rose terasa lemas hingga tak sanggup untuk berdiri tegak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jimin yang peka, langsung mengangkat tubuh Rose dengan begitu mudah. Pria itu menggendong Rose untuk menuruni anak tangga. Jimin tahu kedua kaki Rose tidak sanggup untuk menginjak bercak darah yang menodai anak tangga.

Setelah sampai di lantai dasar, Jimin menarik kursi kayu menggunakan kaki kanannya. Kemudian Pria itu meletakan tubuh ramping Rose agar duduk dikursi itu.

Jimin mengambil borgol dari saku celananya. Selanjutnya Pria itu, memborgol kaki kiri Rose dengan kaki kursi. Sedangkan Rose yang diperlakukan seperti itu hanya diam saja. Tenaganya sudah habis untuk memberontak.

Ditambah pikirannya yang tidak bisa tenang setelah melihat darah itu. Yang jelas Rose berharap jika darah itu bukan milik Anak didiknya.

Jimin yang melihat keaadaan Rose hanya tersenyum miring. Kemudian sorot matanya beralih ke depan seraya menepuk tangannya sebanyak tiga kali.

Hingga tak lama kemudian, kedua mata Rose melebar saat melihat tubuh salah satu Anak didiknya diseret dalam keadaan tidak sadarkan diri. Pakaian yang digunakannya, ternodai oleh darah. Walau tidak banyak, namun hal itu sukses membuat Rose menjerit histeris.

" VEAAANN!!! "

Rose menggelengkan kepalanya. Air matanya turun begitu deras saat melihat kondisi Vean yang menutup matanya.

Sementara yang menyeretnya adalah Justin. Padahal dari ukuran tubuh, jelas Vean lebih besar dibandingkan dengan Justin. Akan tetapi Bocah kecil itu begitu mudah menyeret Vean tanpa bantuan siapapun.

Setelah mendudukan tubuh tak berdaya Vean ke atas soffa, Justin berlalu begitu saja meninggalkan Rose dan Jimin disana. Sebelumnya dia sempat memberikan senyum miringnya pada Rose yang masih menangis.

HISTOIRE COURTE | JiroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang