Part 10

8.9K 896 104
                                    

Ponselku berdering, entah sudah keberapa kalinya. Mataku terasa berat ingin bangun dari tidur siangku. Aku mengangkat panggilan itu tanpa melihat ke layar ponselku.

"Ya, halo?"

"Ata, kemana aja lo? Anjir gue telponin gak diangkat. Tidur ya lo?"

Aku bisa pastikan suara itu adalah milik Zora. "Ahelah, ganggu gue tidur siang aja, kenapa?"

"Ya Tuhan, jutek banget gue tinggal dua minggu udah begini."

"Apaan sih ah, ngantuk nih," sahutku kesal, sambil mengucek mata yang masih terasa berat untuk terbuka.

"Udah sore, beb. Lo gak mau malem mingguan apa?"

Kata-kata Zora langsung membangunkanku. Aku baru ingat kalau hari ini ada janji dengan Khamga.

"Eh ... gue lupa. Untung lo ingetin."

"Lo mau jalan sama siapa?" teriaknya dari kejauhan seperti seorang cewek yang kehilangan lipsticknya, membuatku menjauhi ponsel dari telingaku.

"Gausah teriak sih!"

"Ya lagian, gue tinggal sebentar aja lo udah mau jalan sama cowok lain."

"Gak usah lebay!"

"Mau jalan sama siapa?"

"Sama pot depan rumah," jawabku asal. Aku melangkahkan kaki menuju kamar mandi, berniat mencuci muka untuk membersihkan rasa kantuk yang masih menjalar.

Zora tertawa cukup kencang disana. "Njir. Serius ah!" Aku menaruh ponsel di genggaman, lalu menengadahkan tangan pada keran guna mencuci mukaku.

"Serius gue juga! Cuma mau ada temen yang ke rumah nanti malem," jawabku, sambil mengusap wajahku yang basah menggunakan handuk.

"Oh, siapa?"

Aku tersenyum miring, walau aku tahu kalau Zora tidak akan melihatnya. "Kepo lu ah!"

"Yaudah kalo gak mau ngasih tau, palingan nanti kalo gak nyokap lo, ya nyokap gue yang ngasih tau. Pilih mana, dikasih tau orang lain atau lo ngomong sekarang ke gue?" tanyanya, memberikan pilihan yang menjebakku.

Dia paling tau kelemahanku, aku tidak mungkin bisa membohongi dia. "Iya ah, elah! Nanti Khamga mau ke rumah, bilangnya mau main aja."

Ada sedikit helaan napas berat disana, tak lama suara Zora mulai terdengar lagi. "Mau main apaan sama dia?"

"Petak umpet, kalik," jawabku asal.

"Nanti kasih tau ya kalo seru!"

"Males. Ngapain ngasih tau, 'kan lagi main petak umpet, nanti ketawan."

Zora tertawa geli dari kejauhan. "Pokoknya nanti kasih tau sih, bodo amat."

"Males dih. Lagian lo gak balik-balik, 'kan gue bete."

"Besok gue balik, mau oleh-oleh apa?"

"Apa aja, yang penting bukan kutangnya Teletubbies."

OreologyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang