"Natania! Papa pulang nih!" panggil Papa ketika aku sedang asyik memainkan laptop dikamar.
Aku langsung meninggalkan laptop dan berlari kedepan untuk membukakan pintu. Bayangin aja, empat hari sendirian dirumah, abis disiksa senior dan uang hampir abis. Andai ada Mama.............
Mamaku sudah pergi ke pangkuan Tuhan disaat aku pulang dari acara pelepasan kelas 6 dulu. Waktu itu, Papa sedang bertugas di Lampung, sehingga beliau tidak dapat ikut melihatku menerima ucapan selamat tinggal dari teman-temanku. Alhasil, hanya aku dan Mamaku yang berangkat. Diperjalanan pulang, sebuah mobil menabrak mobilku, akibatnya Mama terpental keluar. Itulah hari terakhirku bersama Mama yang mungkin gak akan pernah hilang dari benak dan pikiranku.
"Papaaaa!" aku langsung memeluk Papa erat. Semoga aja Papa gak sesak napas.
"Hai, sayang. Nih liat, Papa bawa apa?! Bakpia keju kesukaan kamu!" Papa mengangkat sebuah plastik dengan merek bakpia terkenal di Jogja.
"Wow bakpia keju! Ayo masuk, Pa. Kita makan bareng-bareng!" aku mengajak Papa masuk sambil membawa tas kecil Papa dan plastik yang berisi bakpia keju yang dimaksud.
Setelah menaruh tas, mandi dan ganti baju, Papa menemuiku di ruang keluarga yang sedang 'merampok' bakpia yang dibawa Papa dan langsung nyengir saat Papa datang.
"Makan atau bunuh diri tuh? Hampir setengah bungkus udah kamu babat. Padahal Papa cuma ninggalin kamu selama 20 menit!" kata Papa kemudian duduk disebelahku dan mulai ikut melahap bakpia keju dengan muka 'sok' gak laper. Padahal dalam 5 menit, udah hampir 8 bakpia dimakan Papa.
Dengan muka tak berdosa Papa malah bertanya, "Waduh, bakpianya kemana semua ya? Kok ilang dalam sekejap?"
"Iya Pa, ilang. Kan masuk ke perut Papa semua!"
"Ah masa? Papa kayanya gak makan sebanyak itu deh! Kamu pasti yang abisin!"
"Ih aku kan dikabarin sama bakpianya. Katanya mereka dimakan sama Papa semua!"
"Memang bakpia bisa ngomong?!"
Tawaku dan Papa langsung meledak. Momen inilah yang selalu kutunggu. Sayang Mama udah gak ada disini. Sumpah, aku kangen banget sama Mama!
-TP-
"Pagi anak-anak!" sambut seorang guru Fisika – sesuai jadwal pagi ini – yang baru pertama kali masuk ke kelasku.
"Pagi Paaaak!" jawab para murid yang sumringah namun masih kebingungan dengan siapa mereka diajar pagi ini.
"Saya Bapak Adri, guru Fisika kalian," balas guru yang sepertinya baik itu.
"Ooooh," kelas menjadi ricuh sejenak.
"Baiklah. Karna hari ini adalah hari perdana saya mengajar disini, saya terlebih dahulu ingin tau nama kalian satu per satu. Yang saya panggil angkat tangan dan sebutkan nama panggilannya ya!" ujar Pak Adri dengan matanya yang teduh seperti pohon mangga.
Dimulai dari absen satu yang bernama Adam, dilanjutkan Adit, lalu Amalia, Anissa, Astri, Bella, Chintia, Dian, dan seterusnya sampai aku menangkap suatu makhluk yang sepertinya pernah aku lihat.
Gembel Hip Hop.
Dia sekelas denganku? Mimpi apa aku semalam, aku baru sadar kalo dia sekelas sama aku dihari keempat setelah kejadian 'push up' waktu itu.
Tibalah di absen dua belas dan............
"Danzio Affarel?" Pak Adri memanggil seorang murid. Ternyata si Gembel Hip Hop yang mengangkat tangan.
Sebelum Pak Adri bertanya siapa nama panggilannya, ia sudah membalas, "Zio, Pak."
Sepertinya dia memang anak kepala sekolah ya? Gaya 'sok' kerennya itu benar-benar ketahuan. Dengan memilih duduk dibangku paling belakang, berani nyuruh senior untuk menghentikan acara push up-ku, dan banyak lagi hal lain yang mungkin tidak kulihat dan kuperhatikan.
Kenapa waktu itu aku mendoakannya dan mengatakan bahwa dialah malaikatku?! Mana ada malaikat yang nyolot kaya dia?!
Tiba-tiba namaku pun dipanggil oleh Pak Adri. "Natania Angela?"
Aku segera mengangkat tanganku. "Nama panggilan kamu siapa?" lanjutnya.
"Nia, Pak," aku membalas dengan senyum seperti anak paling bahagia dikelas ini.
-TP-
"Aw..." handphone-ku berhasil mendarat ketanah – terlepas dari tanganku – setelah seseorang menabrakku dengan bahunya. Aku buru-buru mengambil gadged-ku dan bangkit berdiri dengan niat menumpahkan amarahku padanya. "Lo kalo jalan pake mata bisa ga?"
"Dimana-mana jalan tuh pake kaki kali. Mana ada jalan pake mata," jawab cowok ketus yang ternyata si Gembel Hip Hop yang bernama Zio itu.
Dia ini manusia atau hantu sih? Kok ada dimana-mana?! Dan hampir setiap kali ketemu dia aku pasti sial. Ternyata senior yang waktu itu nyuruh aku push up malah mengincar aku saat LDKS – Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa – nanti. Dan alasannya adalah............................si Gembel Hip Hop.
Aku memang sudah salah besar kalau menyebut dia sebagai malaikat. SALAH BESAR!
"Yaaaaa gue tau kalo jalan pake kaki. Tapi seengganya lo bisa liat kan ada orang segede gini lagi jalan!" aku balik ketus.
"Heiii, lo pikir ini murni kesalahan gue? Apa lo juga ngeliatin jalanan dengan bener?! Mata lo itu tujuannya cuma ke handphone lo doang!" balas Zio lebih ketus lagi.
Bener juga sih yang dia bilang. Tapi, aku gamau kalah. "Terserah lo ya. Gue anggap ini salah kita berdua, PUAS?"
Bukannya membalas, dia malah meninggalkanku! Nyebelin parah!
Mungkin dia memang malaikat, tapi malaikat terkutuk!
Dengan rasa kesal sekesal-kesalnya, aku pun pergi menuju ke kelasku dan siap bertemu (lagi) dengan si Gembel Hip Hop karena bel istirahat akan segera berakhir.
Liat aja nanti, lo bakalan terima hadiah dari gue!, pekikku dalam hati. Aku akan kasih hadiah 'terindah' ke Zio. Tinggal tunggu tanggal mainnya.
-------------------------
a.n
hai readers! gue mau bilang makasih buat kalian yang udah mau baca cerita ini. gue emang bukan penulis handal tapi gue mencoba untuk terus jadi yang lebih baik lagi
kasih comment sama vote nya yaaa;)
![](https://img.wattpad.com/cover/9083444-288-k772165.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulip Putih [ON HOLD]
Teen Fiction"Lo nyebelin!" aku memukul Zio dengan bantal saat aku tahu bahwa dia telah menaruhkan garam dalam sirupku. "Ahahaha!" tawa Zio nyaring sambil terus menghindar dari seranganku. Sekejap, ia berhenti tertawa dan memegang tanganku. "Gue beneran nyebelin...