A Confession

872 56 0
                                    

Alex berdiri tegap dan dengan tegas menyampaikan keberatannya

Alex: "Ayah, aku adalah seorang pria yang normal, mengapa aku harus menikah dengan seorang pria? Aku hanya ingin menikah dengan seorang wanita, hanya saja waktunya yang belum tepat!"

Oscar Diaz , ayah Alex, tetap tenang dan menjawab "Son, sudah berulang kali ayah mengingatkanmu, seluruh keluarga kita harus bisa menghormati jasa baik dari keluarga Hanover Fox, berkat keluarga mereka ayah bisa membangun karir yang ayah miliki saat ini."

"Ayah berharap bisa melunasi hutang Budi ini, tetapi setelah bencana itu, keluarga mereka pindah tanpa sepengetahuan ayah. Selama belasan tahun ayah mencari keluarga mereka dan tidak membuahkan hasil, ayah sempat ingin menyerah untuk mencari mereka"

"Itu sebabnya ayah selalu mengingatkan mu tanpa bosan bahwa jika ayah tidak sempat menginjak usia 100 tahun, kamulah yang akan mengambil alih semua hal ini"

"Dulu ayah sudah berjanji pada Mr. Fox untuk menikahkan mu dengan anak perempuannya, tapi nyatanya dia sudah mempunyai keluarga dan seorang anak. Dan sayangnya Mr. Fox dan istrinya sudah meninggal dunia, itulah sebabnya ayah ingin kamu menikah dengan anak laki lakinya untuk memenuhi janji ayah dengan Mr. Fox dulu. "

Alex: "Aku tahu ayah ingin melunasi hutang budi ayah pada Mr. Fox, " ucap Alex dengan penuh penekanan.

"Tapi bukan berarti aku harus menikah dengan seorang pria. Ada banyak cara untuk melunasi hutang Budi itu, seperti memberinya uang contohnya atau ayah bisa mencarikannya istri yang lemah lembut dan cantik untuk anaknya nikahi bukan malah aku yang harus nikah dengan pria itu."

Mr. Diaz: "Son, ayah sudah mempertimbangkan saran yang kamu sampaikan, tapi bagaimana bisa uang dan materi bisa benar benar melunasi hutang budi kita? Bahkan dengan memberikan semua kekayaan kita saja mungkin itu tidak akan cukup. Ini adalah satu satunya cara agar kita bisa membalas Budi kepada keluarga Hanover, dan janji yang sudah ayah buat, itu harus di tepati. "

Alex mendengus dingin mendengar kata kata itu. Meskipun Alex kini di rendam kemarahan, dia tahu ayahnya selalu menjadi otoritas yang kuat. Setiap perkataannya harus di patuhi oleh semua orang. Itulah sebabnya Alex hanya diam, bangkit dan pergi untuk mengambil kunci mobilnya.

Sambil mengemudi, Alex menelpon teman dekatnya, Nora, untuk menceritakan penderitaannya. Nora adalah pemilik sebuah bar yang cukup terkenal.

Nora: "Oy, kenapa lagi kamu?"

Alex: "aku jelas jelas straight," tegas Alex. "Aku hanya akan menikahi seorang wanita dan lihat saja nanti. Saat ayahku meninggal, aku akan mencari cara untuk mengusirnya dari rumah, apa pun yang terjadi, bagaimanapun caranya."

Nora: "Tapi apakah kamu sudah bertemu dengannya? Apakah dia tampan?"

Alex : "tentu saja belum," jawab Alex tidak peduli. "Tapi cepat atau lambat aku akan menemuinya segera."

Nora: "Bukannya kamu pernah disuruh oleh ayahmu untuk mengantarkan hadiah ke rumahnya?" Nora mengetahui hal itu seminggu yang lalu.

Alex: "Waktu itu aku memang datang kerumahnya, tapi aku tidak masuk ke dalam rumahnya. Lagi pula lelaki tua itu bilang kalau aku akan bertemu dengannya hari ini, jadi untuk apa aku mencari tahu wajahnya? Bahkan untuk melihatnya saja aku tidak sanggup," Jawab Alex dengan nada menghina.

Nora: "Woy, kamu tidak ingin melihatnya karena takut dia jelek kan? Berkulit gelap, gemuk dan.... Jorok?" Nora tertawa terbahak.

Benar benar seorang teman dekat, ucapan Nora sangat transparan tepat sasaran. Alex menjadi lebih takut, jika pria itu terlalu jelek, dia akan mencari cara untuk kabur dari rumahnya dan menetap di suatu tempat yang tentu saja sangat jauh, dan tidak akan pernah kembali lagi. Dari pada tinggal dengan pria seperti itu lebih baik dia melarikan diri dan hidup menyendiri.

Alex: "Kamu tahu kan, jika pria itu sejelek yang kamu katakan, aku akan langsung menghilang dari bumi," Alex berkata dengan nada putus asa.

Nora: "Aku tahu ayahmu menyukai sesuatu yang indah dan cantik. Minggu lalu kamu mengajak June bersamamu kan? Dan aku mendengar bahwa that guy is very sweet, aku jadi penasaran seberapa manis pria itu sebenarnya," ujar Nora.

Alex mendengus panjang

Alex: "Jika seandainya kamu cantik dan seorang pria aku tetap tidak akan tertarik. Lagi pula jika kamu seperti itu maka aku enggan tinggal bersamamu saat kita satu tenda saat berkemah."

Nora mulai terdengar mesum

Nora: "Hei jangan salah, menurut teman teman ku yang gay, bercinta dengan pria itu sepuluh kali lebih nikmat di bandingan dengan wanita, jangan meremehkan."

Alex: "Jangan omong kosong deh, aku tidak akan pernah mencobanya. Sial!"

Alex tentu saja tidak mempercayai itu. Jelas jelas dia itu straight dan menyukai perempuan.

Nora terus mengoceh pada Alex, tapi Alex berkata bahwa dia akan menutup telepon nya. Kepribadiannya tidak pernah baik, dia sangat bergantung pada suasana hatinya. Maka dari itu semua temannya selalu memahami akan sifatnya itu.

Alex memutarkan mobilnya secara menderu deru di sekitar daerah terpencil, namun jika di pikir pikir dia tidak ingin menjemput pria itu, lantas Alex langsung menelpon supir pribadi kekuarganya dan menyuruhnya untuk menjemput pria itu untuk datang ke posisi pria tersebut. Setelah itu, Alex langsung menancapkan pedalnya menuju ke sebuah hotel bintang lima untuk memanggil beberapa wanita baru untuk melayaninya.

***

Henry berdiri di sebuah halte bus. Dia telah menunggu selama satu jam lebih di sana, namun tidak ada tanda tanda kedatangan seseorang. Pagi ini, Mr. Diaz menelpon dan menyuruhnya untuk menunggunya di sebuah halte bus dan akan mengirim putranya untuk menjemputnya.

Barang barang bawaannya tidak banyak; hanya sebuah koper kecil yang cukup untuk menampung baju bajunya dan kebutuhannya lainnya, tanpa perlu membawa ransel atau tas tambahan.

Setengah jam telah berlalu, sebuah mobil hitam mengkilap tiba tiba berhenti di hadapannya. Terdapat seorang laki laki yang keluar dari mobil itu, dia sepertinya berumur sekitar empat puluh tahunan, berambut rapi dengan jas yang rapi. Henry berkata dalam hati, apakah ini anak dari Mr. Diaz itu?.

Pria itu turun dari mobil. Menundukan kepalanya, dan berkata,

Secretary: "Pak Alex memintaku untuk menjemput anda."

Henry kini tahu bahwa yang menjemputnya itu adalah bawahannya alias supir pribadi dari keluarga Mr. Diaz. Dia menghela nafas lega, tersenyum, dan menyapa sekertaris itu lalu masuk ke dalam mobil.

Meski sudah seminggu lebih Mr. Diaz datang menemuinya, Henry tetap masih belum mengetahui nama calon pendampingnya itu, apalagi wajahnya.

Henry memahami mungkin orang yang akan menjadi calon pendampingnyaitu merasa tidak nyaman dengan perjodohan ini, karena ia adalah seorang pria, dan pria normal mana yang rela menikah dengan seorang pria juga? Tapi di sisi lain Henry menyadari bahwa Mr. Diaz terus memaksanya dikarenakan merasa iba dengan keluarga yang terkena musibah dari bencana itu.

Oleh karena itu, Mr. Diaz berpikir bahwa dengan pernikahan ini dapat membantu keluarganya sekaligus memenuhi janji terhadap mendiang ayahnya, Mr. Fox. Meskipun Henry sendiri tidak menginginkannya, terlebih lagi Mr. Diaz datang ke rumah nya setiap hari hanya untuk memohon agar henry menerima tawaran perjodohan itu. Setelah di pikir matang matang Henry menerima tawaran itu, mengapa tidak?

Bagaimana pun juga Mr. Diaz sudah berusia lebih dari enam puluh tahun lebih, jadi henry merasa tidak tega jika seorang laki laki lansia datang dan memohon kepadanya setiap hari secara terus menerus. Lagi pula, pernikahan ini pasti tidak akan selamanya dia jalani. Jika kedepannya tidak berjalan baik, dia pasti akan berpisah dan bisa pergi.

ENMESHED (RWRB AU Version) / On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang