Quarrel

202 24 1
                                    

Sesekali Henry terus saja tertawa, bahkan saat waktunya makan. Ketika para koki di rumah bertanya dengan heran, "Tuan Henry, mengapa anda terus tertawa?" Henry hanya terus tertawa sambil mengaduk aduk nasinya.

Sang koki hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah Henry yang luar biasa hari ini. Alex turun ke meja makan dan mendapati Henry yang sedang tertawa sendirian sambil bermain main dengan nasinya. Koki yang melihat kedatangan Alex segera bertanya. "Apa yang sebenarnya terjadi pada tua Henry, Tuan Alex?"

Alex menjawab dengan serius, "sepertinya di sudah di rasuki oleh roh jahat saat perjalanan pulang ke rumah."

"Sial... Hahaha... Kau... Aneh sekali... Hahaha...," reaksi Henry tidak sesuai dengan ekspresi serius Alex. Sebaliknya, Henry justru semakin keras tertawa, gelas tawanya menggema di ruangan itu.

Alex yang merasa kesal mencoba untuk menghentikan tawa Henry dengan menyodorkan sendok berusi nasi ke dalam mulutnya Henry. Namun, Henry tetap tertawa, bahkan ketika mulutnya sudah penuh dengan makanan. Alex mulai khawatir bahwa Henry bisa tersedak, dan dia berkata, "Diamlah, Henry. Kamu bisa melanjutkan tawa Mun itu setelah makan." Namun, Henry masih terus tertawa.

Alex akhirnya bangkit dari kursinya dan menaruh mangkuk Henry di depan TV. Lalu menggendong Henry dan meletakkannya di sofa ruang tamu, berharap bahwa Henry akan berhenti tertawa. Ia khawatir nasinya akan terbang ke atas semua makanan jika Henry terus tertawa sambil makan.

Tengah malam, Henry keluar dari kamarnya, ia terlihat sangat lelah tertawa sepanjang hari. Dia menemukan Alex yang sedang membaca beberapa dokumen di ruang tamu. Henry mendekati Alex dan duduk di sampingnya. Awalnya, keduanya hanya diam, namun Henry yang mulutnya gatal akhirnya bertanya, "apakah kau tahu apa yang aku tertawakan?"

Alex menjawab dengan acuh, "tidak tertarik."

Henry mencoba untuk membuat Alex penasaran dengan mengatakan, "jika kau tidak mendengarkan alasannya, maka kau akan menyesal."

Alex benar benar tenggelam dengan dokumen-dokumennya dan tidak merespon perkataan Henry. Henry yang melihat Alex tidak tertarik, dia seperti perlu untuk membuat taktik baru agar Alex penasaran dengan alasan mengapa ia tertawa sepanjang hari.

"Jadi begini, tadi aku mendengar banyak rumor dari kantor pusat mengenai istrimu," ujarnya dengan nada misterius, mengelus elus dagu Alex mencoba untuk memancing perhatiannya.

Henry melanjutkan dengan menceritakan berbagai rumor yang telah menyebar di perusahaan mengenai istrinya Alex. Awalnya, Alex terlihat tidak terlalu tertarik, tetapi seiring dengan berjalannya cerita Henry, dia perlahan mulai mendengarkan dengan lebih serius.

"Apa? Oke-oke, aku akan memasang pemberitahuan tentang pemotongan gaji untuk seluruh karyawan yang berani menyebarkan rumor yang tidak jelas itu," ucap Alex dengan nada tegas.

Henry yang mendengar hal itu, ia terkejut, "Aku kira kau tidak peduli. Jika kau memasang pemberitahuan itu besok, mereka mungkin akan mencurigai aku bahwa aku yang melaporkannya kepadamu. Aku takut mereka akan menjauhi ku."

Alex mempertimbangkan kata-kata Henry sejenak sebelum akhirnya hanya mengangguk, "Baik, mungkin kau benar. Tapi, jika rumor itu semakin meluas dan mengganggu ketentraman perusahaan, aku akan segera mengatasinya."

Setelah mendengar penjelasan Alex, Henry mengangguk puas dan meninggalkan ruangan itu untuk beristirahat di kamarnya.

***

Keesokan paginya, liburan akhir pekan membuat mereka berdua tetap berada di dalam rumah. Atas instruksi ayah mereka, mereka di sarankan untuk tidak bepergian dan mulai menghabiskan hari bersama di rumah. Alex memutuskan untuk mengambil kesempatan ini untuk berbaring lebih lama di atas kasurnya.

ENMESHED (RWRB AU Version) / On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang