Tidak terasa waktu berjalan. Kini tinggal beberapa Minggu lagi sebelum kelulusan Henry. Mr. Diaz dan Mrs. Diaz berniat untuk datang ke rumah Alex, mereka mengetahui bahwa Henry akan segera lulus dari kuliahnya dan berencana untuk membuat sebuah perayaan atas kelulusan Henry kelak, namun Henry yang mendengar usulan ayahnya itu, dia menolak rencana tersebut.
"Tidak, sebenarnya itu tidak perlu ayah," katanya dengan mantap. "Henry tidak begitu menyarankan hal tersebut, Henry juga tidak mau merepotkan kalian."
Mrs. Diaz melihat Henry dengan penuh kasih sayang, lalu dengan lembut berkata, "Hei, bagaimana kau bisa berkata seperti itu? Lagi pula, kau kini merupakan bagian dari keluarga kita. Bagaimana bisa kami menyepelekan hal yang begitu penting ini?"
Henry dengan jelas menjelaskan, "ya, Henry pun mengerti bahwa ibu dan ayah sangat antusias dengan kelulusanku, dan itu sangat Henry hargai. Tapi, dengan mengadakan pesta kelulusan itu, apa tidak berlebihan? Jika Henry bisa mengusulkan, mungkin kita bisa merayakannya dengan hanya keluarga kita saja, karena Henry pikir jika semua orang datang dan melihatku sebagai menantu kalian dari keluarga Diaz akan berbahaya untuk kelangsungan perusahaan kita. Henry juga merasa bahwa mungkin para kerabat kita tidak terlalu menyukai ku, jadi jika kita undang mereka, itu hanya akan membuat mereka semakin tidak nyaman."
Alex yang mendengar penjelasan Henry, segera mengangguk menyetujui usulan dari Henry itu yang mengerti situasi dan kondisi dengan baik.
"Jika dia tidak mau melakukannya, apa boleh buat. Kita tidak bisa memaksakan kehendak." Ucap Alex sambil mengedipkan mata ke arah ayahnya.
***
Nora, menghubungi Alex lewat ponselnya, "Hello young men, sudah lama tidak berjumpa, mengapa kau tidak lagi berkunjung ke sini. Oh aku tahu, aku mendengar rumor bahwa kini seorang Alex sudah memutuskan banyak hubungan dengan para wanita yang selalu dia kencani, apa kau sudah mencintai dia? Siapa namanya? Oh Henry, oke, apa kau sudah tidak suka lagi dengan perempuan?" Ucap Nora.
Alex yang mendengar hal tersebut merasa tersinggung, "siapa yang menyebarkan berita murahan seperti itu Hah? Tunggu saja kau, aku kesana sekarang" Ucap Alex sambil tertawa.
Beberapa menit kemudian, kini Henry terlihat sedang duduk berdua di sebuah bar bersama Nora. Nora bertanya, "bagaimana perasaanmu setelah hidup bersama Henry selama hampir setengah tahun?"
Alex terlihat sedang merenung sambil sedikit menggoyangkan segelas anggur yang sedang ia pegang dan menjawab, "aku tidak tahu harus berkata apa lagi. Mungkin untuk sekarang aku sudah terbiasa."
Nora yang mendengar hal tersebut terkejut dan tertawa keras, "Apa? Terbiasa? Oke-oke, Biar aku kasih tahu, ketika seseorang merasa terbiasa dengan kehadiran orang lain, hati-hati saja, itu bisa berubah menjadi rasa sayang. Terlebih lagi jika kau sudang merasa nyaman bersama orang tersebut. Sehingga ketika kita sudah terbiasa seperti itu, bagaimana jika dia pergi? Aku yakin kau pasti akan merasa kehilangan dan hampa."
Alex menjawab, "jangan lebay deh, kau terlalu melebih-lebihkan. Menurutku, ini tidak berlaku rumit. Sama seperti hari biasanya, cukup biasa saja dengan kehadirannya dan semuanya akan baik-baik saja."
Setelah mendengar jawaban dari Alex, Nora terdiam dan kemudian dengan lembut menyesap anggurnya, "hemm, oke. Kita lihat saja nanti." Lalu dengan rasa penasarannya Nora bertanya, "Jadi, apa benar kau meninggalkan para wanita-wanita cantik yang selalu memujamu itu?"
"Yap. Aku rasa mereka tidak cocok lagi bagiku." Alex menjawab dengan acuh tak acuh.
Nora memasang wajah bingung, karena sebelumnya Alex selalu terlihat antusias ketika membicarakan wanita-wanita cantik yang memujanya seperti seorang dewa. Namun Nora tidak mempermasalahkannya dan mencoba mengubah suasana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENMESHED (RWRB AU Version) / On Going
RomansApa jadinya jika seorang pria straight di paksa menikah dengan seorang pria pilihan ayahnya, apakah di akan menolaknya atau mungkin menerimanya? Cerita ini menceritakan bagaimana cinta bisa tumbuh, bahkan di tempat atau jiwa yang paling tak terduga...