Happy reading all
_____________________________________________Mimpi suram malam hari telah terlalui begitu saja. Dan Naya yang mungkin kini telah melupakan kejadian yang mengusik di benaknya.
Pagi ini, semua orang di kediaman mbok Retnosari sibuk mempersiapkan diri masing masing. Bahkan saat kondisi pagi kala arunika belum muncul di cakrawala.
Nayana Raespati dan kebaya hitam sederhana namun elegan melekat ditubuhnya, memancarkan aura positif pada tubuhnya. Tentunya dengan sedikit pernak pernik hiasan yang ia pakai. Kalung berliontin bintang yang mengalungi lehernya, dan rambut pendek sebahunya yang ia gerai dengan sebuah jepitan rambut yang menghiasinya.
Tengah asik merias diri, seseorang memanggilnya. "Naya, Mala, masih lama lagi, Nduk?"
"Sebentar lagii," Jawab mereka.
Mala yang kini tengah asyik memoles wajahnya menoleh menghadap sepupunya itu.
"Naya, cantik amay, kiw kiww."
Senyuman yang terbit di bibir Naya mampu menanggapi ucapan Mala. "Naya cantik cewenya Devaa, bantuin bikin eyeliner dong. Punyaku panjang sebelah," Mendengar perkataan itu, Naya refleks melempar bantal yang ia pegang ke arah Mala.
"Nayaa! ini kena mukaku, Nay!"
"Lebay, lagian bedakmu ndak nempel ke bantal loh," Ucap Naya menganggapi perkataan sok dramatis itu.
"Salting nih yeeee dipanggil cewenya Deva?" Ucap Mala tertawa puas melihat sepupunya yang mengelak mendengar perkataannya.
"Ndak, ngapain suka ke dia, males." Elak Naya seraya membantu sepupunya itu membuat garis eyeliner di kelopak matanya.
Kegiatan bersolek telah usai, kini kedua gadis itu sudah tak berada dikamar Naya, mereka berada di luar rumah menunggu Ibu Mala -Dewi- membawa beberapa bingkisan kecil sebagai hadiah.
"Cah ayu, kesini, Nduk." Panggil Ibu Mala kepada dua gadis yang kini posisinya tengah bersantai dan bersenda gurau di teras rumah.
Melihat bingkisan bingkisan yang tertumpuk di meja, membuat Mala bertanya sesuatu pada Ibunya,
"Ada yang bisa saya banting, Buk?"
Bukannya tertawa menanggapi jokes putrinya, Dewi justru tersenyum kecut ke arah anak tunggalnya itu. "Ada, sini awakmu tak banting sama Ibuk, La,"
(Ada, sini badanmu Ibuk banting, La,)
"Lho... Kok aku dibanting, Buk? kan cuma guyonan tohh,"
(guyonan: bercandaan)
"Hilihh, sakarepmu. Wes, saiki bantu Ibuk iki lho, buat mindahin yang ada di meja ituu,"
(Hilihh, terserah. Sudah, sekarang bantu Ibuk buat mindahin yang ada di meja ituu)
Naya dan Sarah yang mendengar itu langsung tertawa melihat Mala yang kini tengah mengambil bingkisan kecil untuk dipindahkan ke bagasi mobil.
⭑⭑⭑⭑
"Nayaaa!"Indra pendengarannya mendengar seseorang memanggil namanya, membuatnya mencari tahu ke sumber suara.
"Tadi kaya ada yang manggil namaku, tapi kok ga ada orang?" Setelah menoleh ke arah kanan, kiri, depan, belakang, namun tak kunjung melihat seseorang yang memanggil namanya, membuat Naya sedikit heran.
Melihat gadis itu keheranan, dengan usilnya, ia berniat untuk mengangetkan gadis itu dari arah belakang,
Tepukan tangannya di pundak itu sukses membuat Naya merasa kaget bukan main.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darma
FanfictionDarma, :pengabdian; perjuangan; pengorbanan, ─┈─┈─┈─┈─┈─┈─┈─┈─┈─┈─┈─┈─┈─┈─ Pengabdian, perjuangan, dan pengorbanan adalah cara mempertahankan sesuatu, atau bahkan seseorang, untuk tetap tinggal bersama kita. Tak peduli resiko dibaliknya. Sebagian or...