Happy reading all!!
─┈─┈─┈─┈─┈─┈─┈─┈─┈─┈─┈─┈─┈─┈─
"Sendiko, raden. Saya akan membantu raden untuk mencarinya semampu saya. Terkait dengan tusuk konde ini, seseorang memberikannya kepada saya, dan saya sendiri tidak ingat siapa yang memberikannya."
⭑⭑⭑⭑
"Raden Ajeng Kirana Raespati Wiraatmadja.. Kemarilah, cah ayu." Pria iblis itu kian mendekat, menghapus jarak antara keduanya. Kirana bergerak mundur selangkah demi selangkah hingga kini ia sudah terpojok untuk lari dari hadapan pria itu.Pria itu semakin mendekat, tak menyisakan jarak sedikitpun dari gadis itu."Ojo mlayu, cah ayu. Kemarilah, mendekatlah kepada Kangmas-mu ini, cah ayu."
Gadis itu menatap tajam pria didepannya. "Bahkan, orang sepertimu tidak pantas mendapatkan panggilan seperti itu, ataupun memiliki darah seorang ningrat!"
Gadis itu memalingkan wajahnya. Kedua air matanya sudah lolos dari kedua mata indahnya. Gejolak amarahnya kian membara di tubuhnya. Ia ingin sekali membunuh pria di hadapannya itu, namun, kini tubuhnya terlalu lemah untuk sekedar menghunuskan senjata tajam ke dada pria iblis itu.
"Berhenti menangis, ikutlah denganku, ke wilayahku, cah ayu." Dengan beraninya, tangan kotor pria itu menyentuh dagunya, membuatnya harus menatap langsung wajah pria dihadapannya. Tapi, dia tidak akan melihatnya, melihat wajah keji seorang iblis yang telah merenggut keluarganya darinya.
"Saya tidak akan pernah bisa menginjakkan kaki ini di tempat iblis sepertimu berada, Bisma!!" Deru nafasnya tak beraturan, amarah yang kian bergejolak itu meronta untuk dibebaskan dari tubuhnya.
"Beraninya kamu menyebutku begitu, Kirana?" Pria itu mengambil sebilah keris dari pinggangnya dan menempelkan ujungnya ke leher gadis itu. "Ikutlah denganku, Kirana. Dan kamu akan menjadi garwa ampeyan kesukaan saya, dan saya akan memberikan semua permintaan kamu, Kirana."
"Tidak akan. Semua itu tidak akan terjadi, Bisma! Jangan pernah menyentuh tubuhku dengan tangan kotormu itu! Saya tidak akan menyerahkan diri kepada seorang iblis berkedok manusia sepertimu, brengsek!!"
Perlahan, kesabaran pria itu telah runtuh seutuhnya. Pria itu semakin menekankan keris itu pada leher Kirana, berusaha menggores lapisan kulit milik gadis itu yang seketika membuat gadis itu merintih.
"SAYA SUDAH CUKUP BERSABAR UNTUK SEMUA INI, KIRANA! JANGAN MEMBUAT KESABARAN SAYA HABIS HANYA KARENA SIFAT KERAS KEPALAMU ITU, NDORO AJENG!!"
Dengan sisa tenaganya, ia meraih sebuah obor yang masih menyala di sampingnya, dan memukulkannya pada leher sang pria sampai membuatnya terjatuh.
"Dasar keras kepala!!"
Ia tak peduli makian apa yang pria itu lontarkan, pikirannya hanya tertuju pada satu hal, orang yang mungkin dapat menolongnya saat ini. Namun naas, pintu ruangan itu sendiri bahkan sudah dikunci oleh pria iblis itu.
Ia masih ingat salah satu abdi dalem berada di luar ruangan itu. Dengan segera ia menggedor pintu kayu itu dengan keras. Berharap seseorang mendengar suaranya. "Yu Sarti!! Bukakan pintunya, Yu!! Kirana yakin Yu Sarti masih diluar, bukakan pintu ini untuk Kirana, Yu!!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Darma
FanficDarma, :pengabdian; perjuangan; pengorbanan, ─┈─┈─┈─┈─┈─┈─┈─┈─┈─┈─┈─┈─┈─┈─ Pengabdian, perjuangan, dan pengorbanan adalah cara mempertahankan sesuatu, atau bahkan seseorang, untuk tetap tinggal bersama kita. Tak peduli resiko dibaliknya. Sebagian or...