Tumpukan berbagai jenis barang berserakan di rumah yang baru saja ditempati oleh perempuan dengan rambut sebahu
"shitt,, kalau numpuk kayak gini gimana cara rapihinnya coba ohh good"
helaan nafas kasar keluar dari mulut perempuan bernama rizki atau yang biasa disapa iki itu, sesekali ia memijit kepalanya yang mendadak pening memikirkan cara merapihkan barang-barang miliknya
"fuck,,"
"lu ngapain ada disini monyet" kali ini setumpuk buku yang tidak berdosa menjadi sasarannya
sambil mengelus kakinya yang sedikit memerah akibat mencium tumpukan buku dihadapannya, iki melipat kedua lengan baju yang ia kenakan.
hari ini iki baru saja menempati sebuah rumah yang ia beli di daerah bandung. dikarenakan beberapa hari yang lalu iki diterima disalah satu perusahaan ternama dikota bandung, sehingga mau tidak mau iki harus keluar dari zona nyamannya alias rumah iki yang berada di kota berbeda.
setelah seharian menata barang-barang miliknya, iki menjatuhkan tubuhnya kelantai dengan tubuh dipenuhi keringat serta nafas tersenggal. sebenarnya iki bukan golongan orang yang pandai dalam menata barang, dengan bermodalkan video referensi dari tik tok setidaknya rumah ini layak dilihat mata manusia, big thanks for tik tok serta para konten kreator penata rumah.
matahari sedikit demi sedikit mulai di gantikan bulan yang membuat iki terlonjak kaget karena beberapa tanaman yang ia pesan tadi pagi masih teronggok diluar. dengan langkah seribu iki berlari keluar rumah, ini salah satu alasan mengapa iki tidak terlalu yakin untuk hidup sendiri, otak jompo miliknya kadang tidak dapat diajak bekerja sama.
helaan nafas lega keluar dari mulut iki melihat beberapa pot tanaman yang masih setia menunggunya disana. sebenarnya iki bukan tipikal manusia yang terampil merawat tanaman, hanya saja ia menyukai beberapa jenis tanaman, salah satunya yang sedang ia rapihkan posisinya sekarang, bunga lily.
kening iki sedikit berkerut memikirkan posisi yang tepat untuk bunga-bunganya, iki sedikit terperanjat karena suara teriakan cukup jelas tedengar, mustahil diperumahan yang tentram damai seperti ini ada maling apa lagi begal, bahkan sekarang masih jam 18:30 wib, seberapa besar nyali yang dimiliki sang maling sampai berani beraksi di jam segini, atau begitu terdesaknya sampai menyerahkan nyawa sendiri, pikiran random tiba-tiba melintas dikepala iki sambil celingak-celinguk menatap sekitarnya
tatapan iki terkunci ketika seorang perempuan dengan rambut panjang melintas dihadapannya, please ini bukan kuntilanak, tidak mungkin kuntilanak secantik ini, daripada kuntilanak wanita ini lebih layak di sebut bidadari, sedikit berlebihan namun memang secantik itu, dengan wajah yang terlihat ditekuk perempuan itu berjalan cepat memasuki mobil miliknya tanpa memperhatikan iki yang sedang menebak ada apa dengan wanita itu.
akhirnya setalah seharian bekerja extra keras merapikan rumahnya, iki berharap bisa mengisi perutnya setelah itu bermesraan dengan kasur kesayangannya, tapi sepertinya hal itu sangat mustahil karena sekarang iki hanya berdiri menatap kosong ke arah kulkas yang hanya dihuni air mineral satu botol, sebodoh itu dirinya sampai lupa membeli bahan makanan ck.
"kasian pasti kamu feeling lonely banget sendirian disini" ucap iki sambil mengelus tutup botol mineral seolah botol itu manusia
malam semakin larut, iki melangkahkan kakinya keluar rumah untuk mencari apa yang bisa ia makan malam ini. beruntung dewi fortuna berpihak kepadanya, karena didepan perumahan terlihat gerobak nasi goreng yang akan menjadi penyelamat perutnya untuk malam ini.
sambil menikmati udara malam yang sedikit dingin, iki mengamati satu persatu rumah yang sekarang menjadi tetangganya, siapa tau salah satu rumah ini di tinggal penghuninya, hitung-hitung penambah saldo atm. tentu saja bukan itu tujuannya, ia hanya mencoba membiasakan diri dengan lingkungan baru
hampir 15 menit iki menempelkan pantatnya dikursi warung nasi goreng didepan perumahan, sesekali ia bergabung didalam obrolan random kang nasi goreng sehingga membuat suasana menjadi hangat karena ocehan random mereka
ketika sendang larut dalam obrolan mereka tentang resep rahasia nasi goreng, sebuah mobil bmw series i7 berwana hitam berhenti tepat dihadapan mereka, iki menajamkan matanya menanti siapa yang akan keluar dari mobil 3 huruf itu
tatapan iki seakan tidak lepas dari wanita yang berjalan dihadapannya, dia wanita yang sama dilihat iki sore tadi, hanya saja kesan mewah yang sekarang melakat didiri wanita ini sangat berbanding terbalik dengan yang iki lihat tadi sore, dimana tadi sore wanita itu mengenakan dress dengan motif bungan daisy berwarna soft pink dengan rambut yang dibiarkan tergerai, sedangkan sekarang ia terlihat formal dengan balutan celana panjang hitam dengan atasan kemeja yang seakan memeluk tubuhnya dengan erat, rambutnya diikat keatas seakan menambah kesan dewasa dan jangan lupa lipstik merah itu
"kang pesenan saya uda selesai?"
suara yang berasal dari sampingnya membuat lamunan iki seketika buyar, iki menolehkan kepalanya kearah wanita yang berdiri disampingnya, sehingga aroma manis vanilla langsung menyebar di sekitar mereka
"uda neng, sambelnya di pisah, ga terlalu banyak minyak ready for neng lily" canda kang ujang dengan logat sundanya yang sangat kental, membuat wanita bernama lily itu mengembangkan senyumannya
"makasi ya kang, kalau gitu saya permisi kang" ucap lily sambil memberikan uang serta mengambil makanannya
lily menoleh sekilas kearah iki yang masi terlihat seperti patung menatap kearahnya
"hi, kita tetanggaan kan?" ucap lily lagi mengulurkan tangannya kearah iki yang masi melongo oon
"e,eh hii hehe, iki" dengan sedikit gelagapan iki menyambut uluran tangan lily, shit pasti sekarang kang ujang tengah menertawakan dirinya, apa yang salah dengan dirinya
"lily" jawab lily dengan senyumannya, yang dibalas senyuman kaku oleh iki
"kalau gitu aku duluan ya" lanjut lily menatap tangannya yang masi betah digenggam iki, menyadari hal itu dengan cepat iki melepaskan jabatan tangan mereka
"a,ah iya,, hati-hati ya" iki meremas kedua tangannya pelan, ia bingung dengan dirinya sendiri yang seperti salah tingkah karena lily
setelah mobil hitam itu menghilang dari pandangannya, iki menghela nafas pelan sambil menyenderkan tubuhnya ke kursi
"mau minum dulu neng?" tawar kang ujang memberikan segelas air ke iki dengan tawahnya yang akhirnya pecah juga
"neng lily cantik ya, banyak yang suka sama dia tapi semuanya di tolak mentah-mentah, ada yang bilang dia terlalu obsesi sama pekerjaannya, ada juga yang bilang dia terlalu pemilih, tapi menurut saya neng lily cuma selektif memilih pasangannya, apalagi dibawah tekanan orangtuanya pasti berat untuk wanita seumuran dia, jarang loh neng dia mau senyum kayak tadi ke orang yang baru dia kenal apalagi sampe nyapa duluan, kamu salah satu yang beruntung haha"
iki diam menyimak ocehan kang ujang dengan seksama, kemudian ia menoleh kearah jalanan yang terlihat kosong
"lily, manusia yang terlalu berusaha keras untuk terlihat sempurna dimata orang lain tapi menyimpan banyak luka yang tidak diketahui orang lain, sehingga warna putih cantiknya tertutup menjadi abu-abu" gumam iki pelan menatap gelapnya malam kota bandung.
TBC
...
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Lily
Teen Fictionsederhana saja, dirimu seperti bunga Lily yang menggambarkan keanggunan dan keindahan.