Kali ini cuaca kota bandung cukup panas, sedikit tidak cocok dengan julukan dingin yang sangat melekat untuk kota itu
"ni, uda aku potongin" lily meletakan piring berisi potongan semangka keatas meja kecil disamping iki yang tengah menatap langit
"kuningg" teriak iki excited mengambil potongan semangka berwana kuning yang membuat lily menggelengkan kepalanya
sudah hampir 1 bulan hubungan iki dan lily berubah menjadi teman, atau bisa dibilang teman yang sangat dekat, bagaimana tidak, dimana ada lily disana ada iki yang sudah pasti menempel bak perangko dengan amplop
bahkan tidak jarang iki bermalam di rumah lily atau sebaliknya, selama satu bulan ini juga iki tau kenapa alasan wanita berparas bidadari ini keras akan hidupnya, bagaimana tuntutan keluarganya yang selalu menekankan kesempurnaan.
"kenapa kamu suka kuning?" tanya lily memperhatikan iki yang masih asik dengan semangka ditangannya
"emm,, kenapa ya, enak aja liatnya kayak selalu ceria" jawab iki asal dengan senyum konyolnya, sedangkan lily lagi-lagi hanya mengeluarkan senyum simpulnya
wanita ini memang sedikit pendiam atau yang lebi tepatnya tidak terlalu suka berbicara, tapi kadang hal itu bisa menjadi terbalik saat ia sedang bersama iki, lily seakan mempunyai 1000 cerita yang bisa ia ceritakan
"entar sore ke balai kota yuk li, mau telur gulung" iki menatap lily yang asik dengan aplikasi belanja di ponselnya
"kamu batuk jangan aneh-aneh mau makan gituan, baru aja kemarin kan dibilang jaga kesehatan" oceh lily menanggapi ucapan iki tanpa menatap kearah wanita berambut sebahu itu
"sedikit ajaa yaaa bolee yaaaaa,,,," iki memasang wajah memelasnya berharap lily mau memenuhi keinginannya
"ki,," lily menatap iki yang masi merengek dengan tatapan datarnya, seketika membuat iki membungkam mulut dadakan
dengan wajah cemberutnya iki merebahkan kepalanya kepangkuan lily, yang membuat lily menghela nafas pelan
"entar kalau uda sembuh ya? kalau batuk gini kan kamu juga yang repotnya" ucap lily sambil mengelus kepala iki yang betah menatap tembok daripada dirinya
"kalau sembuh entar aku yang traktir deh" bujuk lily lagi yang langsung disambut senyuman iki
"janji??" tanya iki mengulurkan jari kelingkingnya
"janji" jawab lily dengan senyumannya sambil menautkan jari kelingkingnya ke iki
"entar malem kamu sibuk ga?" setelah beberapa saat hening suara lily membuat iki menatap kearahnya
"kenapa?" tanya iki balik sambil memainkan ujung rambut lily dengan tangannya
"kebiasaan banget kalau ditanya malah tanya balik" kesal lily memukul jidat iki pelan yang hanya di balas cengiran bodoh dari iki
"temenin aku ya, ada beberapa file yang belum aku periksa, takutnya kalau besok malah numpuk" lanjut lily menatap iki yang masih asik dengan rambutnya
"okay, entar aku temenin" jawab iki menatap wajah lily
untuk beberapa saat iki terdiam memperhatikan detail wajah wanita dihadapannya, sesaat dia berpikir kenapa tuhan menciptakan wanita secantik ini, segaris senyuman terukir diwajah iki yang membuat lily mengerutkan keningnya samar
"kenapa kamu cantik banget?" celetuk iki mengelus pipi lily pelan yang membuat lily mengalihkan pandangannya
"kadal senior emang" lily mendorong kepala iki pelan, kemudian berdiri menjauh dari iki
"ouch,," iki mengelus kepalanya sambil meringis menatap lily yang semakin menghilang dari pandangannya
"sakit tauu" teriak iki namun lily sama sekali tidak peduli
KAMU SEDANG MEMBACA
Lily
Teen Fictionsederhana saja, dirimu seperti bunga Lily yang menggambarkan keanggunan dan keindahan.