masalah reinkarnasi

94 9 0
                                    

Font begini artinya flashback

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Font begini artinya flashback

Di sebuah rumah yang terletak di kota yang padat penduduknya, gadis dengan Surai hitam duduk di kursi.

Tangannya dengan lincah mengetik kata demi kata yang di susun sedemikian rupa hingga membentuk paragraf paragraf indah yang memanjakan mata.

Kemudian dia menghentikan tindakannya sejenak lalu membenarkan letak kacamatanya lagi.

Bola mata hitam yang seindah obsidian itu bersinar ketika layar biru komputer kembali mengenainya. Gadis itu menghela nafas lega,untungnya dia sudah memakai kacamata kali ini.

Jika tidak, minus nya mungkin akan bertambah.

Ketika dia hendak kembali mengetik, tiba tiba suara ketukan pintu dari jendela terdengar di telinganya. Gadis itu mengangkat alisnya lalu tersenyum tipis.

Hanya ada satu orang yang akan mengunjunginya dengan cara mengetuk jendela seperti ini.

"Masuklah reincarnator tersayang"

FLASHBACK OFF

"Jadi gitu ceritanya"

Lyvia dalam wujud manusianya mengangkat alisnya.

"Gitu, gimana?"

"Ya gitu"

Lyvia : .....

[Name] tertawa kecil melihat bagaimana iblis primordial di wilayahnya itu berusaha menahan amarahnya.

Kepribadian Lyvia agak meledak ledak dan sedikit apatis sehingga membuatnya cenderung tidak dekat dengan iblis primordial lainnya, kecuali Cocytus.

Ealah Cocytus nya malah jatuh cinta sama iblis bangsawan terus nikah , punya anak lagi. Yaudah bablas Lyvia jadinya gak punya temen ghibah.

"Jangan bercerita jika tidak lengkap begitu, kau membuatku penasaran"

"Yaudah sih, urusannya sama aku apa coba?"

Lyvia mengambil gelas yang dekat dengan tangannya lalu melempar gelas kaca itu ke arah [Name]. Yang tentu saja di hindari oleh gadis bersurai ungu itu, tak lupa dia juga mengendalikan anginnya untuk membuat gelas itu mengambang.

Repot kalau pecah, nanti Asmodeus ngamuk kalau liat.

Eh lupa

'Asmo kan lagi sama Belphie'

"Aku datang karena mendengar kau akhirnya kembali ke takhta mu, tapi kau malah tidak jelas begini" sungut Lyvia, matanya yang berwarna merah darah menatap tajam ke arah gadis yang kini tersenyum , jelas dia pasti mentertawakan tingkah Lyvia diam diam.

"Sejak kapan aku jelas?" Jawab [Name]

"Persetan,seharusnya aku membiarkan Amon masuk kesini saat itu!"

[Name] tersentak, lalu dia segera kembali duduk dengan tenang.

"Amon pernah kesini?" Tanya [Name], tatapannya tidak lagi dipenuhi dengan main main , melainkan tatapan yang dipenuhi keseriusan.

Bagaimana tidak?

Belphegor sering datang ke Deruna untuk mengurus beberapa hal karena kekosongan kursi pemimpin Deruna selama beberapa tahun. Akan repot jika Belphegor dan Amon bertemu secara tidak sengaja di Deruna.

Hubungan keduanya tidak begitu baik, meski tidak sampai ke tahap yang bisa disebut buruk.

'Tapi Belphegor tidak mengatakan apapun padaku sebelumnya...'

"Dia ingin kemari tapi aku menolaknya" Kata Lyvia, dia kemudian memalingkan wajahnya ke arah lain. Terlihat jelas iblis manis ini sedang berusaha menghindari tatapannya.

[Name] terkekeh geli namun dia memilih untuk tidak membahasnya lagi.

"Baik baik saja kalau begitu" gumam [Name]. Lyvia mengangguk, dia sedikit tidak menyangka akan melihat [Name] dalam mode serius hanya karena membahas mengenai Amon.

Bagi Lyvia, Amon tidak berarti terlalu banyak. Nah, Amon memang seorang raja sekaligus iblis yang sangat membenci [Name]. Tapi itu saja.

Ah tidak, benci adalah kata yang terlalu kuat. Dibandingkan benci, kurasa akan lebih tepat jika dikatakan Amon tidak menyukai [Name].

"Aku terkejut, iblis biasa seperti itu bisa membuatmu serius? Apa dia benar benar sekuat itu?" Tanya Lyvia dengan raut wajah penasaran. Mengenal [Name] selama ratusan tahun membuatnya mengetahui tingkah [Name] dengan sangat baik.

[Name] adalah tipe iblis yang suka bermain main dan tidak pernah serius jika lawannya di anggap tidak layak untuk dia lawan, tapi jika dia menganggap lawannya cocok atau setara dengannya maka dia akan beralih ke mode serius.

Karena itulah dia bisa santai meski melawan malaikat jatuh saat itu

Lucifer tidak lebih kuat darinya , meski [Name] sedang mengalami luka internal

"Kuat?" Bibir [Name] membentuk senyuman mengejek yang membuat siapapun tahu dia diam diam tertawa dengan kata kata Lyvia.

"Dia hanya anak anak yang secara kebetulan bertemu denganku dan selamat dari pembantaian Lucifer. Dia kuat, tapi itu saja"

Lyvia mengigit bibirnya. Dia tidak mengerti kenapa gadis ini, yang jelas jelas memiliki kekuatan lebih dari cukup untuk menghancurkan malaikat malaikat seperti Lucifer memilih diam seperti ikan yang sudah mati.

"Kembali ke topik sebelumnya, mengenai masalah reinkarnasi mu" kata Lyvia mengubah topik, tidak secara halus tapi dia berhasil.

Lagipula, topik itulah yang mereka bicarakan dari awal.

"Nah, hm...bertentangan dengan pemikiran semua orang yang beranggapan bahwa reinkarnasi bukanlah sesuatu yang bisa di prediksi, reinkarnasi ku bisa di prediksi, setidaknya setelah kehidupan keduaku" jelas [Name] secara singkat.

"Jadi, kamu bertemu gadis itu pada kehidupan ketigamu yang membuat reinkarnasi keempat dan seterusnya menjadi lebih mudah di prediksi? Jika itu bisa di prediksi, lalu kenapa kau tidak menghindar?" 

Mendengar pertanyaan itu [Name] tersenyum jahil. Mata merahnya bersinar lebih terang dari biasanya dan dengan lembut dia berkata..

"Karena itu menyenangkan~"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Umoya menatap kearah pria di sebelahnya. Xander.

Pria dengan penampilan rupawan di sertai dengan kedua sayapnya yang masing masing berwarna hitam dan putih membuat penampilannya yang sudah mencolok semakin mencolok lagi.

Menyadari tatapan Umoya, Xander melirik kesamping. Meski dia tidak merasakan apapun, Xander dapat merasakan angin yang berhembus lebih dingin daripada biasanya di sekitarnya.

Menghela nafas frustasi, Xander menatap arah angin itu dengan tatapan tajam.

"Diam. Berhenti. Itu menjengkelkan."

Angin dingin berhembus lebih kencang daripada sebelumnya, seolah olah menyampaikan protes dari Umoya.

"Aku tidak berbahaya, tuanmu adalah temanku"

Baru setelah mendengar itu, angin perlahan lahan mereda dan Xander bahkan disambut oleh hembusan angin yang hangat diwajahnya untuk sesaat.

TBC

𝖶𝗁𝖆𝖙 𝖉𝖔 𝖞𝖔𝖚 𝖜𝖆𝖓𝖙? ||𝐀𝐎 𝐅𝐚𝐧𝐟𝐢𝐜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang