•Bab 2• Explosion

20 8 0
                                    

"Apapun yang terjadi, aku akan selalu melindungi mu cahaya rembulanku."

•♪•

"Kasss, Kasss." Suara berat disertai angin hasil kepakan sayap muncul membangunkan Lucas yang tertidur.

Burung beo peliharaan Lucas yang bernama Nigel, mengepakkan sayap di depan wajah Lucas sehingga membuat Lucas bersin dan terbangun dari tidur. Dengan wajah lesu, Lucas berjalan menuju dapur lalu mengambil buah-buahan. Nigel mengikuti Lucas sambil terus berteriak memanggil namanya. Setelah mengupas buah apel, Lucas memberikannya kepada Nigel yang senang hati menerima buah tersebut.

Kebiasaan Lucas setiap pagi, selain memberi makan Nigel, ia juga harus memasak untuk sang Ibu. Mengingat kondisi Ibu Lucas sangat lemah, tidak bisa bangun dari tempat tidur. Lucas kembali bergelut di dapur. Ia membuka guci tempat menyimpan gandum. Hanya tinggal se genggam gandum di dalam guci. Tanpa pikir panjang, Lucas langsung memasak gandum itu untuk diberikan kepada sang Ibu.

"Kasss, Kasss--" Nigel kembali memanggil-manggil Lucas dengan nada tinggi, "--Maammm, Maammm."

"Mam" adalah panggilan Nigel untuk menyebut Ibu dari Lucas. Seakan mengerti maksud dari Nigel, Lucas segera berlari sambil membawa gandum yang telah ia olah. Benar saja, Ibu Lucas sudah terjatuh di lantai.

"Ibu!! Bagaimana bisa Ibu ada di bawah??" Lucas panik dan langsung menaikkan Ibunya kembali ke atas kasur.

Lucas menyuapi Ibunya makan sembari ia kembali memikirkan yang semalam ia mimpikan. "Ibu, Lucas sudah muak hidup seperti ini. Apakah Lucas boleh berusaha mengubah hidup kita?"

Tangan Ibu Lucas bergerak menuju pucuk kepala Lucas. Ia mengelus kepala itu dengan penuh kasih sayang. Tidak terasa, pipi Ibu Lucas mulai basah karena air mata memikirkan bagaimana sang putra harus membanting tulang untuk dirinya yang lemah. "Lucas, jika Ibu melarang Ibu tidak bisa menghidupi dirimu. Sama saja Ibu egois--" Ibu Lucas perlahan berusaha untuk duduk, "--kalau Lucas ingin berusaha merubah nasib kita silahkan, tetapi apa yang akan kau lakukan, nak?"

Lucas menceritakan kejadian ia didatangi oleh sang Ayah di dalam mimpi. Ibu Lucas merasa terkejut, namun ia menyembunyikan hal itu dari anaknya. Lucas meminta izin kepada sang Ibu untuk pergi mencari harta tersebut. Tanpa sempat menjawab apapun, Ibu Lucas malah berusaha untuk berdiri. Lucas panik dan sigap menuntun sang Ibunda.

Ibu Lucas berjalan menuju lemari kecil di sudut kamar. Lemari itu penuh dengan debu yang jika dibuka pintunya akan menghasilkan bunyi yang mengganggu telinga. Ia mengambil sebuah tas berisi bubuk misterius, pisau dan sebuah benda terbungkus rapat oleh kain ungu.

Ibu Lucas memberikan tas itu kepada Lucas. "Ini bekal untuk perjalananmu. Hanya ini yang bisa Ibu berikan. Bukalah kain ini ketika kau telah menemukan pohon itu."

"Untuk apa bubuk ini, bu?" tanya Lucas dengan serius sambil sedikit menghirup aroma bubuk tersebut.

Ibu Lucas kembali mengunci pintu lemari. "Gunakanlah dengan bijak ketika keadaan benar-benar genting."

Senyum tipis terbit di bibir Lucas. Ia memeluk sang Ibunda dengan penuh kehangatan. Burung-burung berkicau di balik jendela kamar. Angin berhembus melewati ventilasi mengiringi kehangatan yang Lucas dapat dari sang Ibunda. Dalam hati, Lucas berjanji akan kembali dengan membawa harta peninggalan itu lalu ia akan membawa sang Ibunda menuju tempat tinggal yang lebih layak dari rumahnya saat ini. Mengingat tempat tinggal Lucas saat ini hanyalah sebuah gubuk kecil dengan 3 ruangan, yaitu ; dapur, kamar dan kamar mandi.

Ketika suasana sedang dramatis, paman Lucas yang merupakan seorang ilmuwan ternama, Maraville Marvis, datang mengunjungi mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika suasana sedang dramatis, paman Lucas yang merupakan seorang ilmuwan ternama, Maraville Marvis, datang mengunjungi mereka. Ia membawa beberapa bingkisan untuk Lucas dan Ibunya. Lucas berlari ke arah Marvis yang berdiri di ambang pintu.

"Heii yoo, keponakanku. Sudah besar kau rupanya." Lucas dan Marvis secara bersamaan mengangkat tangan dan menepuk telapak tangan satu sama lain.

Lucas merasa senang karena sang Paman yang tengah melakukan penelitian selama 3 tahun di luar negeri, mengunjunginya di saat yang tepat. Ia ingin memasak untuk menjamu sang paman namun teringat jika gandum di rumah habis. Lucas mengambil uang tabungannya lalu berpamitan untuk membeli gandum beserta buah untuk Rigel. Gandum itu juga ia akan olah menjadi roti yang akan bertahan sekitar 1 bukan untuk makan sang Ibu. Mengingat Lucas akan meninggalkan mereka untuk waktu yang tidak pasti.

Saat di perjalanan, Lucas berjalan perlahan khawatir kejadian seperti kemarin terulang kembali. Lucas melewati tempat kakek pengemis melakukan aksi mengemis, namun tidak ada siapapun di tempat itu. Lucas merasa lega lalu ia bergegas pergi ke toko untuk membeli gandum.

Ketika dalam perjalanan pulang, sialnya Lucas tersandung batu sehingga membuat gandum yang ia bawa sedikit berserakan. Ia bergegas memungut gandum itu.

Duaarrrr

Suara ledakan kembali terdengar. Lucas terkejut dan refleks menengok ke arah ledakan itu berasal. Ternyata, ledakan itu berasal dari bukit hutan yang akan Lucas jelajahi nanti untuk mencari petunjuk harta peninggalan keluarga. Lucas bergidik ngeri, ia berdiri bergegas pulang tak menghiraukan beberapa puluh butir gandum yang terjatuh.

"Heii paman, aku pulang," sapa Lucas kepada Marvis.

"Kau akan memasak apa keponakanku?" tanya Marvis sambil menghampiri Lucas yang berkecimpung di dapur.

"Roti gandum, Paman," jawab Lucas dengan antusias.

Marvis berkeliling mengamati tiap sudut rumah mendiang kakaknya. Ia merasa prihatin dengan keadaan rumah ini berserta keponakan tersayangnya. Tidak ada yang bisa Marvis lakukan untuk sementara ini karena ia juga harus melanjutkan penelitian dan study di luar negeri. Perhatian Marvis tertuju pada tas lusuh di sudut kamar.

Marvis membawa tas itu ke hadapan Lucas. "Apa ini keponakanku?"

Lucas menjelaskan bahwa itu adalah bekal dia untuk pergi berburu ke hutan. Lucas tidak memberi tahu ia akan mencari harta keluarga. Ia hanya memberi tahu bahwa akan berburu dan mencari pohon bernama pohon nebula.

Marvis tercengang mendengar nama pohon itu. "Ne-nebula?"

"Ada apa paman?" tanya Lucas dengan serius.

Tatapan terkejut dibuang Marvis seketika seolah ia tidak ingin memberi tahu suatu hal kepada Lucas. "Bukan apa-apa. Kalau kamu butuh sesuatu hubungi paman lewat surat. Maaf karena paman akan kembali ke luar negeri lagi besok pagi."

•♪•

Visual Karakter

(Gemoyy bangett)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Gemoyy bangett)

(Gemoyy bangett)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•♪•


Aşk Multiverse (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang