"Bohong kepada diri sendiri lebih menyakitkan daripada membohongi orang lain."
•♪•
Rembulan menghias malam bertabur berjuta bintang nan berkilau. Angin berhembus dengan lembut membawa hawa yang tidak begitu dingin. Pepohonan seolah tertidur dalam gelap nya malam. Hanya bunyi serangga yang menggema mendominasi hutan ini, hutan Celestria.
Api unggun menyala di tengah hutan Celestria. Nampak dua orang pemuda dan pemudi tengah menghangatkan diri di sekeliling api unggun. Mereka ialah Lucas dan Astra. Setelah kejadian tadi, mereka memutuskan untuk istirahat terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan masing-masing. Astra nampak canggung menghadapi Lucas. Berbeda hal nya dengan Lucas yang malah dengan lahap nya memakan roti gandum di depan astra.
Lucas membuka pembicaraan. "Hei, kau tidak lapar?? Apakah kamu tidak membawa sesuatu untuk dimakan?"
"Aku tidak lapar," jawab Astra dengan sedikit acuh tak acuh.
Lucas mengangguk lalu melanjutkan melahap makanan. "Yah sayang sekali, makananku habis. Fiuh, ini bekal terakhirku karena bekal ku yang lain terjatuh di jurang--" Lucas mengambil botol air lalu ia lanjut berkata "--berarti besok aku harus mencari buah agar tidak mati konyol di hutan ini hahhaha."
Astra membuka tas sederhana miliknya. Ia mengeluarkan dua bungkus makanan berisi daging rusa. Lucas terbelalak karena dihadapannya terpampang makanan yang sudah lama tidak ia lihat. Terakhir kali Lucas memakan daging ketika Ayah Lucas belum meninggal dunia. Hampir setiap hari Ibu Lucas selalu memasak daging rusa untuk makan.
"Makanlah," ucap Astra tanpa ekspresi sedikitpun.
Dengan senang hati Lucas mengambil satu bungkus daging rusa itu lalu memakannya. Setelah ia menggigit potongan pertama daging rusa, air mata Lucas mengalir dari kelopak mata. Hal itu membuat Astra terkejut lalu memasang ekspresi keheranan.
Lucas mengusap air mata. "Tidak, hanya saja aku teringat masakan Ibuku. Mirip sekali dengan rasa daging ini."
"Ibu?" Astra seolah tidak mengerti apa yang Lucas maksud.
Kemudian Lucas menjelaskan jika Ibu Lucas tengah sakit sementara Ayah Lucas meninggal 2 tahun lalu. Ia juga memberitahu jika dia sekarang ingin mencari harta karun untuk mengubah hidup dan sepertinya harta itu tersimpan di pohon nebula.
Astra sontak berdiri dari duduknya. "NEBULA?"
"Kenapa??" Lucas mengernyitkan dahi melihat reaksi Astra.
Astra kembali duduk lalu mengatakan, "Ah, tidak apa-apa."
Lucas sedikit merasa curiga namun ia tepiskan kecurigaan itu. Ia teringat akan tujuannya mencari harimau. Lucas baru ingat tentang harimau yang tadi astra bunuh. Lucas berpikir berapa bodohnya ia tidak mengecek botol itu di harimau tadi. Karena siapa tahu harimau itu adalah harimau yang Lucas cari-cari.
Ia bertanya kepada Astra, "Apakah kamu melihat sesuatu di harimau itu?"
Astra menjawab, "Tidak."
Lucas merasa lega. Lucas percaya kepada astra karena saat astra membunuh harimau itu, ia tengah membedah perut si harimau. Lucas kembali bertanya kepada Astra untuk memastikan kebenarannya. Astra dengan yakin mengatakan tidak melihat sesuatu yang aneh di perut harimau itu.
Lucas tersenyum girang. "Untunglah itu artinya aku tidak melewatkan kesempatan--" Lucas melihat ke arah Astra lalu melanjutkan ucapannya, "--kalau memang benar harimau itu yang kucari, bisa-bisa aku kehilangan kesempatan mendapatkan harta itu. Karna kau juga tidak akan berfikir untuk mengambil benda itu dari perut harimau."
Astra hanya tersenyum simpul. Astra mengeluarkan bungkusan makanan lagi yang kali ini berisi jagung bakar. Ia "mengkode" Lucas untuk makan makanan itu. Tentu saja Lucas tidak menolak. Ia langsung melahap jagung bakar itu.
Lucas lanjut bercerita kepada Astra mengenai teman lama Lucas yang berbohong mengenai kematian Ayah Lucas. Padahal mereka telah berteman sejak kecil.
"Dia berbohong, katanya penyebab Ayah mati karena dirampok seseorang. Ternyata Ayah mati karena sengaja dibunuh oleh Ayah temanku itu!" tegas Lucas dengan amarah yang mulai memuncak.
Astra berusaha mendengarkan perkataan Lucas lebih serius. Lucas terdiam sejenak lalu ia mengambil dua kain dari tas. Ia menggelar kain itu di dengan jarak sekitar 4 meter. Lucas berbaring di kain dengan menggunakan tas miliknya sebagai bantal. Lucas mempersilahkan Astra untuk istirahat di kain yang telah dipersiapkan Lucas. Karena Astra merasa ia butuh istirahat, Astra mengiyakan tawaran Lucas.
Saat mereka tengah berbaring menatap bintang yang bertaburan, Lucas mendadak berkata, "Aku sangat membenci seorang pembohong."
Astra terkejut mendengar apa yang Lucas katakan. Lucas mulai menutup mata untuk mengarungi lautan mimpi. Astra kembali duduk lalu ia menatap Lucas.
"Tidak apa-apa, orang ini tidak akan bersamaku dalam waktu lama," batin Astra.
•♪•
Nb : Mohon maaf eps ini pendek ya kawan
SamuderaPrinting
crearuna
deanakhmad
Min_Audrey
widyanourmala
Azzidan63
aozora_rosyidi
Bilqis_Shumaila
KikiReskiAmelia7
Septy_Rusdy
KAMU SEDANG MEMBACA
Aşk Multiverse (On Going)
AventureDalam mimpi, Maraville Lucas melihat sebuah kotak peninggalan sang Ayah. Mimpi itu menariknya untuk mencari kotak tersebut dengan harap ia mendapat kekayaan dan menemukan jati diri. Siapa sangka, perjalanan tersebut bukanlah perjalanan biasa. Karen...