"Dee?" Seorang laki-laki dengan muka bantal mengetuk pintu kamar adiknya dengan keras.
"Hmmm? Masuk!" Teriak adiknya. Laki-laki itu masuk kedalam dan duduk ditepi ranjang adiknya.
"Matt mana?" Tanya adiknya yang diketahui bernama Dee itu.
"Kenapa sih lo nanya nya Matt terus? Kenapa lo gak pernah nanyain gue?" Tanya kakaknya balik dengan wajah menahan amarah.
"Huh? Maksud lo? Ngapain juga gue nanyain lo. Kamar kita sebelahan juga." Dee bangkit dari tidurnya.
"Terserah dah." Kakaknya malah keluar dari kamarnya.
"Lah. Cam kenapa coba? Aneh banget." Dee mengangkat bahunya dan mulai memainkan handphonenya.
◇◆◇
"Dee!!" Seseorang menerjangnya yang masih tidur-tiduran dikasur. Laki-laki itu memeluknya.
"Astaga, Taylor. Gue kira apaan." Ucap Dee sembari terkekeh pelan.
"Gue kangen lo, jancuk." Laki-laki itu mengeratkan pelukannya.
Fyi, mereka adalah saudara. Jadi hal ini wajar bahkan sudah menjadi kebiasaan bagi mereka.
"Udah kali, woi. Gue gak kebagian." Ucapan seseorang membuat mereka melepaskan pelukan.
"Jack J? Jack G?" Dee terkejut melihat dua orang laki-laki berdiri disamping ranjangnya.
"Hadir." Ujar mereka berdua.
"Huaaa gue kangen!!" Dee bangkit dari ranjangnya dan memeluk kedua saudara laki-lakinya itu.
"Kata Mum disuruh turun. Makan malem." Ucap laki-laki berambut hitam yang postur tubuhnya jauh lebih tinggi dari saudara-saudaranya. Namanya Jack Gilinsky atau akrab dipanggil Jack G.
"Sini gue gendong. Bayar utang natal gak kesini." Ucap Taylor sembari berjongkok. Dee naik keatas punggungnya dan meletakan kepalanya dipundak kiri Taylor.
Taylor berjalan menuruni tangga sembari menggendong Dee.
"Sumpah, kalo orang lain liat pasti pada ngira pacaran." Ucap laki-laki berambut pirang. Itu Jack J.
"Iye gue juga pengen jadi Taylor hehe" ucapan Jack G membuat ia menoyor kening saudaranya itu.
"Sarap!"
◇◆◇
"Hai, kiddos. Aku punya roasts meat malam ini." Sambut Eleanor a.k.a Dee and Cam's Mum.
"Yeay!" Teriak Taylor dan Dee yang masih pada posisi menggendong dan digendong.
Dee turun dari gendongan Taylor dan duduk ditempat yang sudah disediakan.
◇◆◇
TAYLOR
Aku melihat Cam yang menatap kami dengan wajah muram. Dia kenapa, ya?
Dee turun dari gendonganku dan duduk disebelah Mum Ele.
"Bon apettite!" Ucap Dee sembari melahap makanannya. Aku tidak tahu dulu Mum Ele menelan apa saat mengandungnya, bahkan saat ia bicarapun suara cemprengnya masih saja membuat gendang telingaku bergetar.
Tapi tak apa, aku tetap menyayanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
brother ➳ magcon boys
FanfictionDear, God. Kenapa kau memberikannya padaku, jika pada akhirnya aku harus melepaskannya? Copyright 2015 by Dee ©blackprada