enam belas

124 9 0
                                    

Raina mengganti sepatunya dengan sendal rumah. Ia menatap sejenak haechan disofa yang masih belum bangun, padahal ini sudah pukul sebelas siang.

Ia melewati laki laki itu menuju kamarnya. Setelah menggati pakaiannya, ia beranjak menuju dapur.

Sup penghilang pengar dan sepotong sandwich yang dibuatnya pun belum tersentuh. Ia kembali menghangatkan sup didalam panci, sekalian membuat makan siang.

Lumayan lama raina berkutat didapur, sampai tidak sadar langkah kaki haechan yang mendekat kearahnya sedikit sempoyongan.

"Na?" Suara serak haechan membuatnya menoleh cepat kearah pemuda itu karena terkejut.

Haechan kembali mendekatkan diri pada gadis itu. Raina langsung memalingkan muka dan bergeser sedikit mengindari haechan yang kini memilih bersandar pada washtafel.

Tak ada yang membuka suara, haechan hanya memandangi raina yang berusaha mengabaikannya dengan masakan yang tengah dikerjakannya. Sedangkan raina sendiri menelan rasa gugup dan berusaha fokus memasak saja.

Haechan benar benar hanya menatap tanpa berbicara selama beberapa menit. Raina sudah risih ditatap intens seperti itu pun berdehem pelan.

"Lo bersih bersih dulu aja dikamar gue. Nanti habis makan lo dijemput jaemin"

Haechan menaikan sebelah alisnya.
"Lo?"
Raina meliriknya sekilas.
"Apa?"
"Kenapa lo gue?" Ulang haechan.
"Bener kan? Apanya yang salah?"

Haechan membuntuti raina yang kini berjalan menuju kulkas.
"Salah lah, jelas banget itu salah" ujar haechan.
"Udah buruan sana beres beres, nanti keduluan jaemin datang" kilah raina mengalihkan pembicaraan.

Haechan meraih lengan raina dan memutar untuk menghadap padanya.

"Aku jelek? Atau kamu baru sadar kalo aku bukan tipe kamu?" Tanya haechan menatap raina dengan menuntut penjelasan.

Raina menarik lengannya lalu kembali berbalik untuk membuka kulkas tanpa menjawab pertanyaan haechan.

"Raina, kamu tau, aku bakalan cari titik masalah kenapa kamu kayak gini. Dan satu yang harus kamu tau juga, aku bakal tarik kamu lagi kedalam pelukkanku apapun yang terjadi nanti" tegas haechan.

Raina meliriknya sekilas.
"Kamar gue disana, pake aja" lalu ia kembali menuju kompornya tanpa menghiraukan haechan.

Haechan menghela nafas kasar. Akhirnya ia memilih bergerak menuju kamar raina untuk membersihkan diri, nampaknya raina masih tak ingin membicarakan hal itu.

Sepeninggalan haechan, raina langsung terduduk dilantai dengan tubuh sedikit menggigil. Ia memikirkan ucapan haechan tadi sambil bergidik takut.

Raina tak bisa membayangkan jika haechan mengetahui semuanya nanti. Entah akan diapakannya satria dan teman teman bejatnya itu.

Ia menghela nafas berat, sedikit lagi sampai jaemin datang menjemput pria itu. Ia harus menahan bentengnya sampai saat itu.

Yang ia harap kini, semoga tidak ada yang tahu kalau haechan menginap diapartemennya semalam. Akan kacau jika ada yang tahu.



















Next?

Heart Bond- LEE HAECHAN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang