Erwin POV
Ini adalah hari pernikahan ku dengan Armin Arlert, seorang omega yang manis. Kami dijodohkan oleh orang tua kami. Hal ini tidak membuat diriku keberatan, dan jujur aku menyukai Armin saat kita pertama kali bertemu.
...
Aku mengunjungi Armin diruang pengantinnya. Kulihat ia sangat cantik dengan polesan make up yang tidak terlalu tebal. Wajah nya lebih cerah dengan hiasan make up itu.
Aku mendengar pembicaraan kecil Historia dan Armin.
"Dengan polesan make up tipis, wajah mu terlihat sangat cantik Armin" ucap Historia
"Terimakasih Historia,tentu saja karna polesan make up mu" kata Armin
"Tidak, tidak, wajah Armin ku memang sudah manis dan menawan, akun hanya memoles sedikit bagian wajah mu. Benarkan tuan Smith?" Kata Historia bertanya padaku.
Aku terkejut saat historia bertanya padaku.
'sial aku hanya ingin melihat Armin sebentar' batin ku kesal karna historia
"Armin memang cantik" kata ku
Kulihat wajah Armin bersemu merah, seketika saat ku beri dia pujian
"Te ,, terimakasih" ucap Armin gugup.
"Apakah Armin sudah siap?jika Armin sudah siap upacara pernikahan akan segera dilaksanakan" ucapku
"Sebentar lagi tuan, hanya sedikit polesan dibibir pengantin mu lalu dia sudah siap untuk naik ke altar" jawab Historia.
"Armin, aku menunggumu" kata ku, dan dibalas dengan senyuman manis Armin.
Aku benar benar tidak sabar menikah dengannya.
Pernikahan berlangsung...
Armin dengan setelan jas bewarna putih, dengan hiasan yang menambah kesan feminim padanya. Dia benar benar cantik bagai ratu.
Dia berjalan didampingi kakek nya. Kulihat sepertinya dia sedikit tidak nyaman. Apakah dia malu karna dilihat banyak orang?
Kami saling mengucapkan janji suci kami. Saat pendeta mengizinkan kami berciuman, sangat ingin ku lumat bibir sunkis milik Armin. Tapi tidak kulakukan, dia sepertinya malu jika berciuman didepan umum. Aku hanya mencium kening dan pipi nya saja. Pipi nya benar benar chuby dan kenyal. Ingin sekali aku memakan pipinya. Apakah dia akan menangis saat pipinya ku gigit?
...
Beberapa hari setelah kita menikah, ayah menyuruh kami berbulan madu. Sebenarnya ingin ku tolak karna pekeejaan ku akan menumpuk jika kutinggal. Tapi karna aku pergi bersama Armin, kurasa beberapa peekerjaan yang menumpuk tidak masalah.
Kami memutuskan bebulan madu di Netherlands. Karna kurasa itu tempat yang cocok untuk pergi bersama Armin.
...
Sesampainya di Netherlands, aku dan Armin memutuskan untuk berbelanja beberapa pakaian.
Aku melihat sebuah cropcoat bewarna moka. Sepertinya cropcoat itu akan cocok dengan Armin. Aku mengambil cropcoat itu dan memberikannya pada pada Armin untuk dicoba. Cropcoat itu sangat cocok padanya, tapi sepertinya ia tidak suka.
Aku memberinya longcoat, karna dia tidak suka bau crop. Saat dia memakai longcoat itu, dia benar benar menggemaskan. Tubuhnya bagaikan ditelan oleh longcoat itu.
Aku pergi meninggalkannya saat bercermin, untuk mencari sebuah syal. Kulihat syal rajut coklat, sepertinya akan cocok jika dipadukan dengan longcoatnya. Aku mengambilnya laku memakaikan nya pada Armin. Dan yaa, dia benar benar imut.
Kulihat wajah nya memerah, apakah dia sakit?mungkin karna dia menyesuaikan suhu tubuh disini.
Setelah berbelanja kami memutuskan untuk mengisi perut. Armin terlihat tidak nyaman saat ini, apakah makanannya tidak enak?pikir ku.
Sesudah makan, aku dan Armin memutuskan pergi ke villa yang sudah kita booking menggunakan mobil. Semua fasilitas yang kami nikmati disini sudah disiapkan oleh ayahku.
Dimobil aku melihat gerak gerik Armin yang tidak nyaman. Tidak lama kemudian, bau feromon memenuhi udara dimobil. Tunggu apakah Armin sedang heat?
"Kau heat?" Aku yang sedari tadi melihat gerak gerik Armin, memberanikan diri untuk bertanya dan diberi anggukan oleh Armin.
"Sial" Umpatnya.
"Tahan, sebentar lagi kita akan sampai" kataku sambil menyelimuti Armin dengan jaketku. Itu akan membuatnya sedikit tenang.
...
Sesampainya di villa...
Aku menggendongnya, menuju kamar kami berdua. Feromon sex yang keluar dari Armin hampir membuatku kehilangan akal sehat
"Armin, dimana supersant mu?" Tanya ku menggeledah isi tas Armin, sambil menutup hidungku agar tidak menghirup feromonnya.
"Tertinggal" ucap Armin sambil memeluk erat jaket ku dan menghirup aroma Feromon yang menempel dijaket ku.
"Tunggu disini" aku menutup semua akses udara yang ada dikamar. Lalu aku pergi dengan pintu kamar yang terkunci meninggalkannya. Aku sengaja menguncinya agar alpha liar tidak mencium aroma feromonnya.
Dengan buru-buru aku pergi ke swalayan terdekat, untuk membeli supersant dan kontrasepsi sex. Aku membeli kontrasepsi sex untuk berjaga jaga, apabila Armin lepas kendali.
Aku kembali. Ku buka pintu kamar dan ya, bau feromon Armin memenuhi Indra penciumanku. Bau seperti madu yang didominasi bunga mawar, dan sedikit bau wine yang membuat alpha mabuk.
Sambil menahan diriku yang sudah sedikit terangsang akibat feromon Armin. Aku memberikan Armin supersant dan segelas air putih. Namun, ia melemparnya yang membuat gelas itu pecah.
"Aku mohon" rintihnya sambil menciumi ku.
"Aku sudah tidak bisa menahan diriku lagi Armin, baiklah jika itu maumu" ucapku membalas ciuman Armin.
Ku jamah tubuh indah milik Armin. Ingin ku mengikatnya menjadi milik ku selamanya. Tapi aku tersadar, Armin akan kecewa padaku jika aku melakukannya.
.
.
.
tbc.༈вιℓαуєуσωω⋆͙̈༗╮
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan [Erwin X Armin]
AléatoireHanya kisah perjodohan biasa antara Erwin -alpha- dan Armin -omega- Cerita ini dipenuhi adegan peluk cium, yang akan membuat kalian GEMESH sendiri-!! ABO ALPHA BETA OMEGA Saya meminjam karakter milik banh Hajime Isayama