01

106 11 0
                                    

Kim Sejeong dan Lim Nayoung, sahabat karib dimana keduanya adalah karyawan di salah satu perusahaan Travel Agent, Skyline Tour. Mereka sedang duduk bersama dan bercerita saat menghadiri acara perusahaan mereka.

“Hasil tes kesehatanku menunjukkan ada komplikasi di payudara” ucap Nayoung sendu.
Mendengar ucapan sahabatnya, Kim Sejeong merasa kasihan dengan Lim Nayoung.

“Bagaimana dengan hasil tes mu Sejeong-ah?” tanya Nayoung.

“Hasilnya baik-baik saja” balas Sejeong.

“Benarkah? Tapi kenapa aku merasa berat badanmu turun sangat drastis?” tanya Nayoung curiga dengan kondisi Sejeong sebenarnya.

Sejeong tersenyum lembut, berusaha meyakinkan Nayoung jika dia memang baik-baik saja.

Ada seorang pria, yang biasa mereka panggil dengan Manager Baek menghampiri Sejeong dan Nayoung. Manager Baek kesal karena dua stafnya santai saja, sedangkan mereka berusaha keras untuk memenangkan permainan.

Kim Sejeong yang memiliki sifat penurut, lantas mencoba untuk membujuk Manager Baek agar tidak marah lagi, dan menawarkan minuman pada Manager Baek, namun ditolak.

Sejeong melihat tali sepatu Manager Baek terlepas, lalu tanpa disuruh Kim Sejeong membungkuk dan mengikat tali sepatu Manager Baek, berharap bisa meredakan amarah pria tersebut.

“Apakah kau sudah menyiapkan bibimbap itu dengan biak?” tanya Manager Baek meragukan kinerja Sejeong

“Tentu sudah Pak, saya sudah menyiapkan semuanya.” jawab Sejeong yakin

Bibimbap yang mereka siapkan adalah bibimbap raksasa yang rencananya akan diaduk oleh para petinggi perusahaan pada acara inti kegiatan hari ini.

Presdir perusahaan meminta gochujang (saus cabai ala Korea) lagi. Kim Sejeong lari mengambil saus cabai yang dimaksud. Saat akan membawa gochujang ke tungku bibimbap, Kim Sejeong kesandung temannya yang sibuk memungut koin yang sayangnya membuat Sejeong langsung mendarat di atas bibimbap raksasa! Bisa dibayangkan betapa malunya Kim Sejeong.

Manager Baek marah pada Kim Sejeong. Kim Sejeong mencoba menjelaskan, kalau itu bukan salahnya, tapi saat melihat rekan kerja yang tadi sedang memungut koin ketakutan, Kim Sejeong akhirnya berkata kalau itu semua adalah salahnya dan ia minta maaf.

“Wuahhh, kenapa aku bisa memiliki karyawan seperti dirimu?” kesal Manager Baek mengeluh.

Karena kejadian tersebut, acara perusahaan pun dihentikan. Kini, Sejeong sedang berjalan pulang. Namun di sepanjang jalan Sejeong diikuti anak anjing, yang terus menjilati tangan Kim Sejeong.

Kim Sejeong mengeluh, karena anjing itu tidak mau pergi walaupun sudah Sejeong usir.

“Apakah aku bau seperti minyak wijen?” keluhnya. “Harusnya yang mengikutiku itu seorang pria, bukannya kau anjing kecil.” lanjutnya sambil mengelus lembut anak anjing yang dari tadi mengikutinya.

Sesampainya di rumah, Sejeong melihat Ibunya sedang bertengkar dengan tetangganya, seorang kakek yang tinggal sendiri. Ibu Sejeong marah karena kakek itu membuang selimutnya di tanah. Kakek itu kesal karena ibu Sejeong menjemur selimut di halamannya.

“Kakek tidak perlu membuang selimutku ke tanah, mengapa tidak bilang saja?” ucap Ibu Sejeong, namun tidak dihiraukan oleh Sang Kakek yang justru berteriak balik memarahi Ibu Sejeong agar tidak mendekat dan menjemur apapun di pekarangannya.

Ibu Sejeong berkata kalau kakek seperti itu karena dia tidak punya suami.
Kim Sejeong minta ibunya bersabar, karena dia akan membawa ibu pindah ke rumah dengan pekarangan.

“Kapan itu akan terjadi?” tanya Ibu Sejeong. “Mungkin cara yang paling cepat adalah kau harus menikahi pria kaya” lanjutnya.

Kim Sejeong tidak habis pikir dengan ucapan Ibunya. “Itu merupakan cara yang paling tidak mungkin terjadi.” Balas Sejeong.

Scent Of WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang