“Apa yang kalian lakukan?” tanya Gayoung marah. “Kau ini apa?” lanjutnya pada Sejeong.
”Apa ini caramu bicara pada orang yang baru kamu temui?” Tanya Wonwoo yang tidak suka sikap Gayoung pada Sejeong.
“Aku sudah pernah bertemu dengannya.” Jawab Gayoung. “Kudengar kamu kesini untuk urusan bisnis. Tapi ternyata juga membawa karyawan rendahan ini bersamamu. Ah bukan, dia bukan lagi karyawan rendahan, karena dia sudah dipecat.” lanjutnya menyindir Wonwoo dan Sejeong.
Wonwoo tidak mengerti ucapan Gayoung. Dia jelas tidak mengenali Sejeong sebagai karyawannya, karena dia hanya baru bertemu satu kali dengan Sejeong di kantornya, terlebih penampilan Sejeong di kantor sangat berbeda dengan penampilannya yang sekarang.
“Sepertinya kamu tidak tahu apapun mengenai ini.” jawab Gayoung masih dengan nada menyindir.
“Apa kamu adalah karyawanku?” tanya Wonwoo pada Sejeong.
“Tidak lagi.” jawab Sejeong.
“Tentu saja, karena kau sudah dipecat.” kata Gayoung.
“Aku tidak dipecat. Aku mengundurkan diri.” balas Sejeong.
“Kamu tahu siapa aku?” Tanya Wonwoo yang dijawab Sejeong dengan anggukan kepala. “Lalu, kenapa pura-pura tidak mengenalku?” tanyanya lagi.
Sejeong diam tidak menjawab lagi pertanyaan Wonwoo, karena dia tidak mungkin menjelaskan pada Wonwoo kalau dia ingin menghabiskan waktu bersama orang kaya tampan seperti Wonwoo sebelum di meninggal.
“Lumayan juga make-overmu! Kau pasti menghabiskan banyak uang. Apa kau mengikutinya kesini setelah tahu kalau dia datang kesini karena urusan bisnis? Apa kau ingin merayunya karena dia adalah putra Presdir?” ucap Gayoung yang memperhatikan penampilan Sejeong dari ujung rambut hingga ujung kaki.
“Kami ketemu karena kebetulan.” balas Sejeong membela diri.
“Tidak direncanakan?” tanya Gayoung tertawa sinis karena tidak percaya ucapan Sejeong.
“Kenapa aku harus mendengar pembicaraan ini, aku tidak punya alasan mendengar ini darimu.” jawab Sejeong kesal karena Gayoung terus menyindirnya.
“Karena aku adalah wanita yang akan menikah dengannya.” jawab Gayoung tegas.
Sejeong menatap Wonwoo untuk mengkonfirmasi ucapan Gayoung, yang dibenarkan oleh Wonwoo dengan anggukan kepala.
“Apa kalian berdua bersekongkol, menyembunyikan siapa diri kalian dan bermain bersama?” tanya Gayoung kesal. “Bukankah dia wanita rendahan.” lanjutnya menunjuk Sejeong.
“Aku mengerti, tapi tidak terjadi apa-apa di antara kami.” ucap Wonwoo. “Maka dari itu berhenti menghinanya.” Lanjut Wonwoo.
“Dia adalah wanita yang mencuri cincin Johny Right, membuatnya membatalkan pertunjukan, dan berani menamparku.” jawab Gayoung kesal. “Dengan uang apa kau pergi kesini? Kau tidak terlihat seperti orang yang mampu datang ke tempat ini, apa kau kesini dengan uang yang kau dapatkan dari mencuri cincin itu?” lanjutnya sambil menuduh Sejeong.
“Aku kesini dengan uangku sendiri, menggunakan tabunganku, uang yang kutabung dengan rajin selama 3 tahun, dan aku sudah mengatakan kepadamu berkali-kali kalau aku tidak mencuri cincin itu.” jawab Sejeong marah tidak terima dengan perkataan Gayoung.
“Sepertinya kau ingin menamparku lagi.” jawab Gayoung.
“Kau yang menamparku lebih dulu! Meskipun aku berkata bukan aku, tapi kau membuatku seperti pencuri.” teriak Sejeong kesal.
“Pelankan suaramu. Ini di lobi hotel.” ucap Wonwoo pada Sejeong, karena mereka sekarang menjadi pusat perhatian.
“Kamu pasti merasa malu karena ku, aku minta maaf karena keributan ini, semoga liburanmu menyenangkan.” ucap Sejeong kemudian pergi meninggalkan Wonwoo dan Gayoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scent Of Woman
RomanceSeorang wanita lajang berhenti dari pekerjaannya yang penuh kekerasan setelah mengetahui bahwa hidupnya hanya tinggal enam bulan lagi; dia bertemu dengan orang asing yang tampan dan kaya di Guam, dan keduanya jatuh cinta saat mereka mencoret daftar...