06

56 7 1
                                    

“Anda tidak apa-apa?” tanya Wonwoo sambil melepaskan tubuh Sejeong.

“Nee, saya baik-baik saja.” jawab Sejeong.

“Apakah ada hal khusus yang bisa dilihat untuk tur ini.” tanya Wonwoo.

“Untuk keperluan apa Anda ke Guam, bisnis atau liburan?” tanya Sejeong heran.

Wonwoo mengira Sejeong tidak mendapat keterangan dari Kantor Tur sebelumnya.

“Untuk wisata.” Jawab Wonwoo. ”Anda tidak perlu terlalu merasa terbebani.” lanjutnya karena melihat Sejeong yang masih nampak kebingungan.

“Saya minta maaf” ucap Sejeong yang ingin menjelaskan kesalahpahaman ini.

“Kenapa minta maaf?” tanya Wonwoo heran.

Sejeong memandang Wonwoo dengan seksama, mengagumi setiap sudut dari wajah tampan sempurna milik Wonwoo. Sejong pun berubah pikiran, dia tidak jadi untuk menjelaskan kesalahpahaman ini.

“Maaf aku harus berdiri di dekatmu.” ucap Sejeong pada akhirnya sambil berjalan mendekati Wonwoo dan berdiri disampingnya.

“Seharusnya Anda tidak perlu sampai menyewa yacht mahal karena ini tidak akan masuk dalam paket wisata.” Ucap Wonwoo. “Lebih baik kita kembali karena saya merasa tidak banyak hal yang bisa dilihat disini.” lanjutnya

“Anieyo, kita belum berlayar jauh.” cegah Sejeong.

“Untuk apa, berlayar 20 menit lagi juga tidak akan melihat apapun.” balas Wonwoo tidak tertarik untuk melanjutkan perjalanan mereka.

“Itu memang benar, tapi tidak semua orang bisa berlayar dengan yacht. Seberapa sering Anda bisa mengalami ini dalam hidupmu? Apa Anda tahu semahal apa ini?” Tanya Sejeong.

“Baiklah, saya akan membayar biayanya.” Ucap Wonwoo pasrah karena bujukan Sejeong.

Wonwoo turun ke bagian dalam yacht untuk beristirahat karena tidak merasa tertarik untuk melihat laut, berbeda dengan Sejeong yang sangat menikmati perjalanannya, karena dia memang baru pertama kali berlayar dengan yacht. “Wow.. orang kaya benar-benar berbeda. Menyewa yacht seharga 5 juta Won sehari, bagaimana bisa begitu berbeda?” ucap Sejeong kagum dengan kehidupan orang kaya.

Sejeong memejamkan mata sambil merentangkan kedua tangannya, dia sangat menikmati udara segar dan cipratan air laut yang menyentuh tubuhnya karena terbawa angin.

“Ahh, tapi kurasa kalau seharusnya aku tidak boleh melakukan ini.” ucap Sejeong yang kembali ke pikiran sadarnya.

Sejeong pun turun ke bawah menghampiri Wonwoo, bermaksud untuk menjelaskan kesalahpahaman, namun lagi-lagi dia berubah pikiran karena melihat Wonwoo yang sedang tertidur pulas.

“Kurasa bukan hal buruk saja yang bisa terjadi padaku.” ucap Sejeong senang mengagumi pria tampan yang sedang tertidur di hadapannya.

"Maaf Nona Kim.” Ucap Sejeong sambil menyatukan kedua telapak tangannya seperti sedang meminta maaf pada seseorang. “Tapi, aku tidak sepenuhnya bersalah, memang benar kalau aku ini juga Nona Kim.” lanjut Sejeong membenarkan keputusannya sendiri.

Di tempat lain, Nona Kim yang asli sedang kebingungan mencari Wonwoo dan mencoba mencari tahu ke kantornya tentang keberadaan Wonwoo. Rekan di kantornya berkata jika Wonwoo sudah tiba, yang semakin membuat Nona Kim asli heran kenapa dia belum bertemu Wonwoo.

***

Di Rumah Sakit tempat Seokmin bekerja, para dokter dan perawat asyik membaca blog yang memuat karikatur seorang dokter, mirip Seokmin. Mereka berkata kartun itu memang mirip Seokmin, tapi sepertinya karakter Seokmin asli tidak seperti di karakter karikatur tersebut.

Scent Of WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang