07

66 7 1
                                    

Gayoung mengingat kembali kata-kata ayahnya, yang lebih baik membiarkan Gayoung merasa kalau pacar sampahnya itu benar-benar cinta sejatinya daripada mengatakan yang sebenarnya pada Gayoung.

Gayoung menghapus semua foto-foto mantan pacarnya dari ponselnya. Kemudian, dia mengeluarkan tiket pertunjukan yang diberikan Wonwoo. Mengingat juga apa yang Wonwoo katakan waktu mencoba menghiburnya.

Di sisi lain, Sejeong sedang menelepon ibunya.

"Apa? apa sekarang?" Jawab Ibu Sejeong marah.

"Kenapa menjawab telepon dengan marah?" tanya Sejeong heran.

"Toilet mampet, air bocor kemana-mana, Semuanya berantakan!" kesal Ibu Sejeong.

Sejeong menghela nafas, "Buka saja sumbatnya, kita punya alatnya kan?" jawab Sejeong.

"Aku sudah melakukannya, sudahlah tutup saja teleponnya. Aku sibuk!" jawab Ibu Sejeong menutup panggilan telepon dari putri semata wayangnya.

"Aku tahu dia akan seperti ini. Apa yang kuharapkan darinya?" ucap Sejeong.

Sejeong keluar untuk jalan-jalan di area hotel. Ia melihat gladi resik sebuah pernikahan dan paman dengan tato lucu itu juga.

Sejeong menghampiri paman itu dan mengucapkan terima kasih untuk bantuannya dengan dompet Wonwoo sebelumnya.

"Ah...bukankah itu indah?" ucap Sejeong menunjuk ke arah pengantin.

Tapi paman itu tidak mengatakan apa-apa dan pergi.

"Ada apa dengan paman itu." ucap Sejeong heran.

Dia melihat langit dan mengagumi bintang-bintang yang nampak sangat jelas malam ini.

"Semoga ada bintang jatuh, agar aku bisa membuat harapan." ucapnya ."Jatuh, jatuh, jatuh." lanjutnya seperti mengucapkan sebuah mantra.

Dalam perjalanannya Sejeong bertemu Wonwoo, keduanya nampak terkejut.

"Aku minta maaf karena sudah mengacaukan jadwal pekerjaanmu hari ini." ucap Sejeong saat keduanya sudah berhadapan.

"Meskipun agak konyol, tidak ada yang terjadi. Aku juga merasa sama saja meskipun pergi dengan orang lain. Semua lokasi wisata sama saja." jawab Wonwoo.

"Apa kamu pergi dengan Nona Kim-guide besok pagi?

"Benar." Wonwoo membenarkan.

"Aku tahu mungkin aku terlalu lancang, tapi untuk tur besok jangan seperti hari ini. Kamu harus mengubah sikapmu, untuk setiap tempat yang baru, kamu harus melihat, merasakan, menyentuh dan mencicipi. Kamu harus merasakan-nya sendiri. Jika kamu tidak mencobanya, maka itu tidak seru. Bagaimana kamu bisa mengatakan kalau itu adalah wisata yang hebat, jangan menganggap itu hanya pekerjaan. Bersenang- senanglah, maka kamu akan mendapatkan paket wisata yang lebih baik." Kata Sejeong. "Paket wisata yang kamu buat, bagi seseorang bisa saja adalah wisata pertama atau terakhir kalinya sebelum mereka meninggal dunia." lanjut Sejeong lembut.

Sejeong pergi meninggalkan Wonwoo yang terlihat sedang merenungi semua kata-kata Sejeong.

Keesokan harinya, Wonwoo bertemu dengan Nona Kim-guide. Wonwoo sudah membawa baju renang karena akan pergi ke pantai.

"Itu benar, berjemur dan snorkeling adalah hal yang harus kamu alami." kata Nona Kim-guide.

"Tapi sepertinya Anda bukan orang yang akan melakukan itu." kata Wonwoo ragu karena melihat Nona Kim-guide yang dalam kondisi heavy-make up.

"Saya tidak menyukai kegiatan tersebut. Saya, takut kulit saya menjadi hitam. Sinar UV bisa menyebabkan penuaan dan juga berbahaya." jawab Nona Kim-guide.

Scent Of WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang