Wonwoo meninggalkan Rumah Sakit dengan perasaan kesal.
“Apa itu? Aku bahkan mengantarmu ke Rumah Sakit dan kamu justru….” ucap Wonwoo yang tidak terima bagaimana Sejeong mengusirnya.Sejeong menjalani pemeriksaan MRI. Seokmin dan rekannya menemukan kalau ada batu di kelenjar empedu Sejeong yang sudah menyebar di organ dalamnya, bukan di pankreas. Seokmin meminta hasil tes darah Sejeong dan menatapnya dengan ekspresi datar lalu pergi menemui Sejeong.
Seokmin masuk ke kamar rawat Sejeong. Di dalam kamar tersebut ada pasien lain, seorang wanita muda. Diketahui pasien tersebut sangat mengagumi Seokmin.
“Ada apa dengan ekspresimu? Apakah aku akan mati sekarang?” tanya Sejeong khawatir.
“Sudah berapa lama kamu konstipasi?” tanya Seokmin
“Sekitar ..3 atau 4 hari?” jawab Sejeong yang tidak yakin dengan jawabannya.
“Perutmu …” ucap Seokmin seperti menahan kesal. “Penuh kotoran, itu sebabnya terasa sakit.” lanjutnya.
Mendengar penjelasan Seokmin, Pasien Muda di sebelah Sejeong langsung tertawa keras.
“Kamu harus menjalani proses enema.” ucap Seokmin dengan wajah tanpa ekspresi kemudian meninggalkan Sejeong setelah memberikan beberapa obat.
Sejeong telah menyelesaikan ‘urusannya’ dan kembali ke kamar dengan perlahan. Teman sekamarnya sibuk mengenakan make up sambil terus meledek Sejeong.
“Sudah jangan menggodaku. Ini memalukan!” ucap Sejong kesal.
“Lebih baik memalukan daripada mati.” jawab Gadis itu.
Sejeong menganggukan kepalanya tanda setuju, lalu melihat kalau anak itu terus saja membedaki wajahnya.
“Anak kecil! Kamu tidak seharusnya memakai riasan di usiamu. Kulit membutuhkan pelembab. Aku ini 34 tahun, tapi tidak ada yang mengira aku usia 34 tahun. Apa kau tahu kenapa?” ucap Sejeong kemudian mendekatkan wajahnya agar gadis itu menyentuh kulitnya.
“Kamu memang tampak usia 34 tahun.” ucap Gadis itu sambil memegang pipi Sejeong yang membuat Sejeong kesal.
“Jika kamu mulai pakai riasan di usia ini, dalam waktu 10 tahun, kamu akan tampak jauh lebih tua.” jawab Sejeong.
“Aku tidak akan hidup selama itu.” ucapnya sambil tersenyum nanar yang membuat Sejeong tertegun. “Eonni, berbahagialah, karena kamu akan segera keluar dari Rumah Sakit ini. Indeks hatiku meningkat, jadi aku harus tetap di Rumah Sakit. Jika aku boleh keluar dari Rumah Sakit, aku harus melakukan dua hal, yang pertama aku akan makan tteokbokki di jalan dan yang kedua tidur dengan pria tampan.” lanjutnya berandai-andai.
Sejeong tidak tahu harus berkata apa, ia hanya memandangi anak itu dengan pandangan sedih. “Di usia yang muda sepertimu…”
“Aku tidak muda. Aku sudah 21 tahun.” jawab Gadis muda itu.
Sejeong sudah diperbolehkan untuk pulang, Dia berjalan keluar halaman Rumah Sakit dan menghirup udara segar. Ia menikmati langit dan bicara sendiri, “Sejeong.. kamu masih hidup.”
Tak diduga, dalam perjalanannya, ia bertemu Seokmin. Sejeong sedikit malu karena masalah konstipasinya.
“Sepertinya mood mu sudah lebih baik.” ucap Seokmin yang melihat Sejeong tengah menyemangati dirinya sendiri.
“Benar, aku sudah kembali dari gerbang kematian.” Jawab Sejeong sambil tertawa. “Hehm, aku setuju untuk melakukan perawatan kanker.” lanjutnya menatap Seokmin mantap.
“Datanglah Senin depan.” balas Seokmin.
Sejeong mengerti dan cepat-cepat pergi meninggalkan Seokmin. Tapi setelah beberapa langkah, Sejeong berbalik ”Seokmin-ah! Terima kasih!” teriak Sejeong sambil melambaikan tangannya ke arah Seokmin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scent Of Woman
RomanceSeorang wanita lajang berhenti dari pekerjaannya yang penuh kekerasan setelah mengetahui bahwa hidupnya hanya tinggal enam bulan lagi; dia bertemu dengan orang asing yang tampan dan kaya di Guam, dan keduanya jatuh cinta saat mereka mencoret daftar...