Now Playing - 00:00 (Zero O'clock)
***
Begitu mendengar kabar Bayu sakit, pulang kerja Mario tak menunda waktu untuk membawa putranya ke dokter. Pria itu bahkan tidak peduli masih mengenakan setelan kerja ketika mengantar putranya ke salah satu klinik saking cemasnya.
"Bayu kuat jalan? Kalau enggak, papa mau minta kursi roda ke dalam. Bayu tunggu di mobil sebentar, ya."
Ketika hendak berlalu, Bayu mencekal pergelangan tangan papanya, lalu berkata, "Aku masih kuat Pa."
Mario tersenyum. Sebelum benar-benar turun, tak lupa ia merapatkan ritsleting jaket yang dikenakan Bayu agar putranya itu tidak kedinginan. Perlahan, Mario memapah putranya hingga sampai ke ruang tunggu.
"Tunggu di sini, ya. Papa daftar dulu."
Sebetulnya keluarga Mario nemiliki dokter keluarga, tetapi saat dihubungi dokter yang bertugas sedang melakukan seminar di luar kota dan baru bisa kembali lusa. Jadi, mau tidak mau Mario membawa putranya ke klinik terdekat.
"Eh, Pak Mario. Siapa yang sakit, Pak?" sapa sang petugas administrasi.
"Anak saya."
"William?"
"Bukan, adiknya. Bayu."
"Oh, Bayu. Tolong diisi dulu, ya, Pak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Untuk Bayu | JJK
Teen FictionDaun tidak dihadirkan untuk membenci angin yang menjatuhkannya. Tak pula menaruh dendam pada alam yang membuatnya mengering dan terinjak. Bersedia mengampuni kendati dicederai berulang. Begitupun Bayu. Bukan tak pernah patah setelah dilukai berkali...