6. bercerai

128 15 0
                                    

____
"William lebi cepat" terdengar suara.
Aku melihat dimana ibu memangku ku,
"Tidak apa, kau akan baik baik saja"ucap ibu mulai meneteskan air mata
Cret mobil berhenti, dengan cepat William menggendongku keluar dari mobil.
"Dokter"teriak ibu diikuti oleh William.
Tak tak, terdengar banyak langka kaki mendekatiku.
William menaruhkubdi sebuah tempat tidur,
"Kay"suara Roy terdengar.
"Sakit, sakit benar benar sakit"teriakku memegang kepalaku
Aku merasa ingin mencabik kepalaku
"Akhhhhhh"aku menarik Perban di kepalaku dengan kasar, dan menarik Rambutku dengan keras.
"Hentikan Kay"ucap Roy memegang kedua tanganku.
"Cepat suntikan obat pemenangnya"ucap Roy.
Nyyyst obat mulai masuk kedalam pembuluh darahku.
Perlahan sakitku seakan berkurang.
"Roy, sakit. Ini sakit"ucapku memegang tangan Roy.
"Tidak apa apa, sebentar lagi. Tidak akan sakit lagi jadi jangan menarik Rambutmu lagi"ucap Roy.
Mereka memasukkan ku kedalam Ruangan.
Perlahan aku merasa sangat mengantuk.
____
"Emh" aku terbangun. Aku melihat sekelilingku.
"Ah ini Rumah sakit"gumamku.
"Kay" Park tiba tiba ibu menamparku.
"Kenapa kau menyembunyikan penyakit mengerikan ini dari ibu"ucap ibu memelukku.
"Kenapa kau memendam ini sendiri, apa kau tak percaya pada ibu"ucap ibu.
"Tidak, bukan begitu. aku hanya tak mau ibu khawatir"ucapku memalingkan wajahku
"Kay, lihat aku"ucap ibu menarik wajahku.
"Seorang ibu khawatir pada anaknya itu adalah Hal yang wajar, apa kau pikir dengan kau menutupi ini itu akan lebi baik. Tidak Kay Tidak, jika kau benar benar pergi apa yang harus ibu lakukan"ucap ibu menggenggam tanganku.
"Maafkan aku"ucapku.
"Sudah berapa lama?"tanya ibu
"Aku baru tahu 2 bulan kemarin"ucapku tersenyum.
"Dokter juga bilang, waktuku masih cukup lama. Sekitar 5-6 tahun lagi"ucapku tersenyum.
Ibu memegang kepala lalu berdiri.
"Apa killian tau?"tanya ibu
Aku menggeleng.
"Yang tau cuma aku dan dokter"ucapku.
"Aku, aku akan beritahu Killian dulu"ucap ibu hendak berjalan
Srrt "TIDAK"aku tak sengaja berteriak.
"Jangan ibu, jangan lakukan"ucapku menarik lengan baju ibu.
"Kalau begitu ibu akan memberitahu keluargamu"ucap ibu mengambil hpnya.
"Tidak, jangan juga"ucapku.
"Kay.... Jadi ibu harus apa. "Ucap ibu dengan wajah panik.
"Dokter bilang, aku hanya butuh kemo"ucap ku.
"Hah"ibu menarik nafas panjang dan perlahan duduk kembali.
"Ibu akan menjadikan dokter yang kau sebutkan tadi menjadi dokter pribadimu"ucap ibu.
"Baik bu"jawabku mengangguk.
"Ibu akan berbicara dengan pria itu dulu"ucap ibu berdiri.
Aku mulai memandangi langit langit kamarku, "Ruang VIP ya"gumamku.
"Kay"terdengar suara dari pintu.
"Roy"ucapku tersenyum.
"Apa kepalahmu sudah tidak sakit?"tanya dia.
Aku mengangguk sambil tersenyum, srrruk dia membelai Rambutku perlahan.

"Mohon bantuan untuk kedepannya"ucap dia tersenyum.
"Emh, baik Dokter Roy"ucapku tertawa.
Setelah kondisiku membaik aku berkemas kembali kerumah ibu.
Karna sekarang Roy menjadi dokter pribadiku, kami jadi sering bertemu.
Di luar atau dirumah kami sering bercerita sambil tertawa.
"Benarka, kau punya 3 kucing"ucapku yang sedang menjalani kemo di rumah.
"Yah, mereka benar benar nakal. Saat aku pulang kemarin semua pakaianku dilemari sudah berantakan"ucap Roy menunjukan foto.
"Waa, manisnya. Aku ingin melihat mereka secara langsung"ucapku tersenyum.
"Kalau begitu, bagaimana kalau lusa kau kerumahku"ucap Roy tersenyum.
"Benarka, tentu aku mau"ucapku tersenyum.

Beberapa hari kemudian.
Kami membuat janji untuk bertemu di sebuah kafe lalu baru kerumah Roy.
"Permisi"ucap Roy mengangkat tangan
Perlahan seorang pelayan mendekati kami.
"Apa ada sesuatu yang ingin anda pesan"ucap pelayan itu.
"Tolong 2 coklat panas, lalu"ucap Roy melihatku.
"Ah, aku ingin kue coklat dan beberapa kue lain"ucapku tersenyum.
"Baiklah, tolong tunggu sebentar"ucap pelayan itu.
Kami mengangguk dan mulai bercerita Ringan.
Ting Ting
Hp Roy berbunyi.
"Aku akan mengangkat telpon sebentar"ucap Roy padaku.
Aku mengangguk, beberapa saat kemudian kue dan pesanan lainya datang.
Aku mulai memakan kue dengan Garpu.
Tiba tiba
"Kay" terdengar suara yang aku sangat kenal.
Aku berbalik.
"Ki.. Killian"ucapku.
Di bawah matanya tampak kehitaman seakan kekurangan tidur.
"Killian apa kau baik baik saja, kau tampak lelah"ucapku.
"Hah, aku tidak butu perhatianmu"ucap Killian.
"Hah, ya sudah. Kalau begitu kau pergi saja"ucapku kesal.
"Aku juga akan pergi tanpa kau bilang"ucap dia perlahan berjalan.
Bruk dia terjatu di lantai dengan kondisi tubuh tertelukup.
"Killian"ucapku panik.

please love me(BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang