Chapter 3

2.4K 310 2
                                    

Aggree.

"Iyan sayang, ingin ikut bersama bibi?" Tanya bibi Luna, Lunaria Ed Felipe Abraham.

Iyan menggelengkan kepalanya membuat Luna menatapnya dengan tatapan kecewa, "Kenapa sayang?" Tanya Luna penasaran.

"Jika aku pergi dari sini, keluarga bibi akan dalam bahaya! Bibi juga bilang bahwa bibi datang menemuiku secara sembunyi-sembunyi!" Jawab Iyan membuat Luna menepuk jidatnya, dia lupa akan hal itu.

Luna menghela nafasnya dan kembali menatap Iyan dengan iba, bagaimana bisa seorang anak berumur 6 tahun ditelantarkan di sebuah menara yang tak ada pintunya.

"Baiklah, tapi bibi ada 3 permohonan yang harus kamu kabulkan!" Kata Luna membuat Iyan menatap Luna dengan tatapan bingungnya.

"Iyan bukan jin pengabul permohonan!" Kesalnya sambil menggembungkan kedua pipinya.

Luna terkekeh akan sifat Iyan yang kembali kesedia kala, "Ayolah, demi bibimu yang cantik dan berbakat ini!" Rayunya membuat Iyan menganggukkan kepalanya.

Luna tersenyum cerah dan mengelus kepala Iyan, "Permintaan pertama adalah biarkan bibi mengurusmu, permintaan kedua adalah kau harus belajar di Menara Suci Kekaisaran Olympia!" Katanya membuat Iyan mengangguk, menyetujui permintaan sang bibi.

"Apa permintaan ketiga bibi?" Tanya Iyan penasaran.

"Entahlah, bibi belum memikirkannya! Nanti jika bibi sudah memikirkannya akan memberitahumu!" Ungkap Luna membuat Iyan kembali menganggukkan kepalanya, membuat Luna gemas akan tingkah Iyan.

"Ayo, bibi temani Iyan tidur!" Kata Luna membuat Iyan menyamankan dirinya dikasur yang baru saja dibawa oleh Luna.

"Bibi harus pergi, nanti yang lain curiga! Iyan bisa tidur sendiri!" Ungkap Iyan.

"Biarkan bibimu ini menemanimu sampai kau tertidur!" Kata Luna mutlak.

"Baiklah, selamat tidur bibi! Iyan sayang bibi, selamanya!" Kata Iyan sambil tersenyum.

Luna mengecup kening Iyan dan tekekeh, "Selamat tidur, Iyanku tersayang!" Katanya.

"Permintaan bibi yang ketiga sebenarnya adalah tetap hidup demi bibi! Bibi tak mau kehilanganmu, cukup ibumu saja!" Kata Luna sambil menggenggam tangan kanan Iyan dan menciumnya dengan lembut.

•••

Pagi hari telah tiba dan Iyan kini tengah berdiri di depan jendelanya, "Sekali-kali cosplay jadi putri Rapunzale! Apa aku manjangin rambut sekalian?" Tanyanya sambil terkekeh.

Iyan bangun pagi-pagi sekali demi melihat langit malam yang berubah karena datangnya matahari, Luna juga tadi mampir ke menara untuk memberikan beberapa makanan untuk beberapa bulan ke depan dan beberapa buku pelajaran.

"Cielo aku ingin bertanya!" Kata Iyan membuat Cielo muncul dengan wujud lucunya.

[Ingin bertanya apa tuan?] Tanya Cielo.

"Cielo itu sistem, apa aku diberi misi atau apalah itu yang biasanya sistem kasih?!" Kata Iyan.

[Untuk misi hanya 'sang pencipta' yang bisa memberikannya, saya hanya perantara! Saya hanya memberikan Status dan Toko Sistem, lalu akan menjawab semua pertanyaan anda!] Ungkap Cielo menjelaskan.

Iyan mengangguk-anggukkan kepalanya, "Kalau begitu, status!" Katanya.

[Memproses Status]

[Memuat...]

[Selesai]

[Status]
[Nama : Bryan Emanuel]
[Mengganti : Bryan Emanuel Salvador]
[Peran : Figuran]
[Ketampanan : 21%]
[Kecantikan : 42%]
[Kepintaran : 63%]
[Kelicikan : 34%]
[Kekuatan : 40%]
[Kesehatan : 39%]
[Daya Tarik : 21%]
[Point : 200.000]
[Hadiah : 3 Nyawa, Point 200.000]

"Hadiahnya dari 'sang pencipta' juga?" Tanya Iyan yang dijawab dengan anggukkan kepala Cielo.

"Aku harus bayar berapa buat naikin persenannya?" Tanya Iyan.

[Setiap 1% harus dibayar dengan 1.000 point!] Jawab Cielo.

"Rata-ratanya?" Tanya Iyan lagi.

[50%, tuan!] Jawab Cielo.

"Oke! Ketampanan jadi 55%, Kekuatan dan Daya Tarik jadi 70%! Lalu Kesehatan jadi 60% dan sisanya 65%! Bisa?" Tanya Iyan.

Cielo merubah mimik wajahnya menjadi mengernyit, [Apa anda yakin tuan? Bagaimana dengan bibi anda?] Tanyanya.

"Bibi akan pergi jauh beberapa bulan, entah kapan pulang! Jadi tak masalah!" Ungkap Iyan membuat Cielo menganggukkan kepalanya.

[Memproses perubahan Status]

[Memuat]

[Selesai]

[Status]
[Nama : Bryan Emanuel]
[Mengganti : Bryan Emanuel Salvador]
[Peran : Figuran]
[Ketampanan : 55%]
[Kecantikan : 65%]
[Kepintaran : 65%]
[Kelicikan : 65%]
[Kekuatan : 70%]
[Kesehatan : 60%]
[Daya Tarik : 70%]
[Point : 10.000]
[Hadiah : 3 Nyawa, Point 200.000]

S

etelah hologram itu muncul, tubuh Iyan dikelilingi oleh cahaya keemasan karena peningkatan statusnya dan kini nampak Iyan dengan penampilan yang lebih baik dari sebelumnya.

"Terima kasih, Cielo!" Ungkap Iyan dengan tulus sambil menampakkan senyum cerah yang membuat pipi siapa saja akan bersemu merah.

[Sama-sama tuan dan jangan tersenyum kepada orang yang belum anda kenal, tuan paham?] Tanya Cielo dengan nada menuntut, lalu dijawab dengan anggukkan kepala Iyan.

Iyan berjalan menuju sebuah sofa hitam setelah merasa puas berdiri di depan jendela, tangan kanannya mengambil sebuah buku dengan sampul cokelat dan mulai membacanya.

Waktu berlalu dengan cepat dan tumpukan buku di atas meja yang terletak di depan Iyan semakin tinggi, [Tuan, sebaiknya anda istirahat!] Kata Cielo memperingati sang majikan, Iyan hanya menganggukkan kepalanya dan menutup buku lalu beranjak menuju kasurnya.

•••

1 bulan kemudian.....

Pagi hari ini begitu cerah dengan hawa segar karena kemarin hujan lebat selama sehari, Iyan sudah bangun sebelum matahari muncul dan kebiasaan melihat langit malam berubah sudah menjadi kebiasaanya.

Selama satu bulan tinggal di dalam menara dan tak pernah melihat bibinya lagi, tubuh Iyan kian membaik.

Perubahan tubuh Iyan entah karena statusnya atau perawatan yang dia lakukan selama satu bulan menggunakan buku panduan yang pernah dia baca, Iyan kini tengah duduk di sofa hitam yang merupakan spot favoritnya.

Selama satu bulan ini juga Iyan membaca semua buku yang diberikan oleh bibinya, bahkan dia mencoba beberapa sihir dengan bantuan Cielo.

Kini Iyan sudah dapat mengendalikan kekuatannya yang dapat mengendalikan hidup dan mati sebuah entitas, dia juga mahir dengan beberapa sihir elemental dan perlindungan.

Hari ini Iyan berencana ingin mencoba sihir penyembuh, kebetulan juga seekor burung tanpa permisi masuk ke dalam menaranya dalam kondisi tidak baik.

Iyan memfokuskan titik pusat kekuatannya dan setelahnya mengalirkannya melewati darah, tidak lama cahaya keemasan mengelilingi tangan dan burungnya.

"Therapévo!" Batin Iyan dan setelahnya kaki burung yang terluka itu perlahan-lahan sembuh.

Iyan tersenyum senang ketika melihat sihir penyembuhannya berahasil dan segera dia membebaskan burungnya, "Bibi tinggal selama sebulan kau sudah bisa menguasai itu?! Hebat!"

~To Be Continued~

☆ don't forget to vote this story, so the author keep spirit for make the next chapter ☆

09/12/2023

Adventure in the Novel with SystemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang