TWINS HeeHoon (Tamat)

Orang Yang Berbeda? (part 19)

 

♥

...

Suasana tampak hening setelah Heeseung melontarkan sebua pertanyaan yang membuat raut waja Sunghoon kebingungan.

Akal-akalan siapa ini, kenapa mendadak dia mengatakan hal seperti itu seolah-olah aku begitu asing di matanya, sebenarnya orang yang sedang aku hadapi saat ini benar ngga si orang yang sama?.

Suara sang batin bersua seakan-akan mewakili ekspresi kebingungan Sunghoon kala itu.

 

"H-hoon apa yang kau lakukan cepat minta maa-" bisik teguran dari Dr.Taki terpotong oleh ketidak terimaan Sunghoon.

"Minggir, aku belum selesai." tegas nya kembali menghadap tubuh tinggi Heeseung.     "Bercandaan mu sungguh tidak luc-"

"Selain tidak becus, ternyata kau juga orang yang tidak punya sopan santun, apa seperti itu caramu berbicara pada atasanmu.?" tegur Heeseung merasa tidak di hargai.

Sunghoon yang mendengar makian itu hanya bisa terdiam kaku tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar dari mulut pria yang selama ini memenuhi isi pikirannya.

"Ap-"

"Dokter Lee." panggil salah satu perawat memutus kalimat Sunghoon.

"Orang tua pasien suda menunggu dokter di ruangan." lanjut perawat itu lagi.

"Aku akan segerah kesana." jawab Heeseung mengabaikan Sunghoon.
"Oiya Dr.Min." lanjutnya sebelum beranjak pergi.

"Iya dokter Lee.?" jawab Dr.Min memecah fokus.

"Tolong cabut izin keperawatan dokter ini selama satu minggu, pastikan dia menjauh dari ruang operasiku, aku tidak ingin melihatnya berkeliaran di sekitaran bangsal ICU anak apa lagi sampai ikut campur pada pasien yang sedang aku tangani." timpal Heeseung kemudian beranjak pergi.

Sementara Sunghoon yang tak sempat protes tertegun saat mendengar keputusan dokter itu mencabut hak operasinya.

"Yang benar saja, YAHKKK..."

"Park Sunghoon sebaiknya kau ikut saya sekarang juga." potong Dr.Min berjalan lebih dulu.

  

♥

...

TAMAN RUMAH SAKIT

Sore itu hawanya terasa begitu dingin mengiringi jatuhnya butiran kristal putih pertama di awal bulan Desember.

Kursi besi yang bekuh menopang tubuh bergetar milik seorang pria berparas cantik yang tengah duduk sendirian di sana.

Suda 1 jam berlalu namun dokter manis itu masi setia berdiam diri di sana tampa menghiraukan tubuh pucatnya yang suda hampir setengah membeku.