🌷🧚♀️
"Yung, niki baju biyung semua? Aku pinjam satu nggih.. "
Aku memang meminta pada biyung untuk menginap di joglo ini. Sengaja, karena aku ingin mencoba nya. Tidur hanya dengan kasur dari kapuk yang tidak empuk, tapi keras, ranjang terbuat dari kayu, dan lemari usang dengan kacanya yang sudah pecah.
"Sik iki wae apik," Biyung menunjukkan kebaya dengan motif lurik, jangan kamu bayangkan baju harian biyung itu kaos dan celana, itu salah besar. Pakaian yang di pakai biyung itu seperti kebaya nenek dan kebanyakan model kutu baru. Entahlah, biyung ketika memakainya menjadi cocok dan anggun khas orang jawanya keluar.
"Nggih yung, niku untuk kula saja"
Lalu aku pergi untuk mandi. Kebetulan air di bak mandi kosong, mengharuskan menimba air dulu lewat sumur. Bener-bener merasakan rasanya jadi orang desa.
Selesai mandi, aku memakai pakaian yang dipinjamkan oleh biyung. Kebaya motif lurik warna abu-abu pekat dan jarik batik dengan latar putih, merasa menjadi putri kraton kalau pakai seperti ini. Ini pertama kali nya aku memakai pakaian adat Jawa dan aku langsung menyukai nya. Biyung memasuki kamar ku dan mulai menyisir rambut ku. Di gelung mirip seperti punyanya biyung.
"Wis ayu, bantu biyung nyapu pekarangan yo nduk, "
"Siap biyung!"
Aku bergegas keluar rumah dan mengambil sapu untuk menyapu pekarangan. Udara pagi ini bener-bener sesejuk ini. Sepertinya baru kali ini aku menghirup udara Segar mengingat udara di Jakarta penuh dengan polusi.
"Assalamu'alaikum mbak!"
"Waalaikumsalam," Ternyata Mas Bowo datang sambil membawakan makanan ditangan nya.
"Mbah Sirup ada?"
"Ada mas, didalem masuk saja,"
"Baik, maturnuwun"
.....
Di teras rumah ini, aku sedang duduk bersama Mas Bowo. Tadi pagi dia membawa makanan sayur lodeh dan hasil panen nya di kebun yaitu ketela. Emang sudah budaya disini berbagi sama tetangga nya jika panen atau buat sesuatu.
"Mbak-"
"Mohon maaf mas, kalau manggil saya jangan mbak bisa tidak? Saya berasa tua banget kalau begitu,"
Mas Bowo terkekeh, "maaf jika tidak nyaman di kamu, memang gitu kalau sama orang yang belum kenal dan itu perempuan biasanya awalan saya panggil mbak, entah lebih tua dari saya atau bahkan lebih muda dari saya seperti kamu, lalu mau dipanggil siapa kamu?"
"Langsung nama saja gapapa, Koura atau Kou gitu," Aku menyarankan.
"Dek aja mau gak?"
"Boleh deh" Mas satu ini, tadi nya diminta mau dipanggil siapa, sekarang malah dia yang memutuskan, ya sudah. "Mas nya kerja dimana?" Tanya ku asal.
"Setua itu to aku?"
"Lah?"
"Aku baru kelas tiga SMA lho dek, agi wae munggah,"
"Ya maaf, aku kira udah kerja, btw sekolah dimana mas?"
"SMA Wijanani"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Sweetness of Life
Novela Juvenil"Pahit manis kehidupan selalu menyertai kehidupan semua orang, termasuk kehidupan ku"~Kaikoura 🌷