1

1.7K 213 19
                                    


Pria mungil yang saat ini berada di ruang tengah kediamannya tengah berhadapan dengan sang ayah saat ini, karena dia melakukan kesalahan saat ini.

"Kenapa belakangan ini kau jadi pembangkang seperti ini Huang Renjun? Apa aku mengajarkan hal seperti itu padamu?!"

"Karena aku mengatakan hal yang benar baba! Dia adalah ular!" Marah pria mungil bernama Huang Renjun itu.

Plak!

Renjun menatap tak percaya sang ayah karena menamparnya bahkan pria yang lebih tua itu tak percaya kalau dia telah menampar anak kandungnya saat ini.

"Baba?" Ucap renjun sembari meneteskan airmata.

"Baba? Kenapa baba menampar renjun, dia tengah mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, pria itu yang berbohong!" Ucap pria yang seumuran dengan renjun.

"Diam Huang shotaro. Jangan coba-coba membela kembaranmu. Dan kau Huang Renjun, masuk kedalam kamarmu, dan kau jangan pernah membantunya keluar ataupun memberikan makan dan minum. Segera lakukan hukumanmu renjun, karena aku tak akan mencambukmu." Ucap sang ayah lalu renjunpun langsung berjalan menuju kamarnya lalu pengawal ayahnya langsung menguncinya dan membawa kuncinya. Pria yang dipanggil Huang shotaro itu berdiri di depan pintu kamar kembarannya itu.

"Renjun kau bisa mendengarkanku bukan? Aku akan bicara dengan baba agar baba membukakan pintu kamarmu dan membiarkan mu makan. Tapi, aku mohon jangan sakit dirimu sendiri." Tapi taro tak mendengar jawaban apapun dari kembarannya itu.

Sementara itu renjun yang berada didalam kamarnya hanya diam sembari terus menangis dalam diam lalu diapun membuka laci nya dan menemukan pisau kecil yang dia simpan tersembunyi dan diapun melihat foto sang ibu yang telah berpulang saat dia berumur 10 tahun dan ayahnya memutuskan menikah kembali hingga sang ayah lebih percaya pada istri barunya dan membiarkan dia dan kembarannya terasa asing di rumah mereka sendiri.

Renjun lantas mengarahkan pisau itu pada lengannya dimana sudah ada bekas sayatan sebelumnya, saat itu dia berencana membunuh diri tapi gagal, sekarang dia akan pastikan berhasil karena dia ingin bersama ibunya saja.

"Mama, injunie datang." Ucap renjun lalu mengarahkan pisau itu, tapi seketika pisau itu terjatuh dan renjunpun melihat sang ayah adalah penyebabnya.

"Baba menghukummu bukan untuk melakukan ini Huang Renjun! Apa kau sudah gila!" Marah sang ayah. Renjun hanya diam saja lalu tubuhnya melemah dan diapun hampir terjatuh kalau saja sang ayah tak langsung menahan tubuh mungil anaknya itu.

"Taro panggil tabib segera." Perintah sang ayah, taro langsung melakukannya dan diapun langsung berlari seketika. Sementara itu renjun diletakkan diatas tempat tidur.

Beberapa menit kemudian, shotaro dan tabib masuk bahkan dia harus menahan rasa kesalnya karena saudara tirinya dan ibu tirinya yang lumayan jahat itu berada didalam kamar kembarannya dengan sandiwara cemasnya.

"Bagaimana keadaan anak saya?"

"Tuan Huang, saya harap tuan muda tak terlalu memikirkan banyak hal apalagi bersedih sampai batas yang dirinya tak bisa tanggung, Untung saja tadi tuan muda tak sempat melukai dirinya lagi, kalau terjadi maka akan berbahaya tuan."

Pria yang merupakan ayah kandung renjun dan taro itu terdiam sembari menatap anaknya yang belum sadar, anak yang sangat dia sayangi bahkan sangat mirip dengan mendiang istrinya itu. Ntah kenapa anaknya itu berubah jadi pembangkang. Dia sangat tak suka dengan sikap itu tapi dia tetap tak mau kehilangan anaknya sama sekali.

"Apa ada obat baru untuknya tabib?" Ucap taro.

"Anio, tea camomile saja. Maka dia akan baik-baik saja tuan muda."

"Terimakasih."

"Sama-sama tuan muda, kalau begitu saya permisi." Ucap tabib itu membungkuk lantas pergi.

"Tenang saja suamiku. Renjun pasti akan baik-baik saja." Ucap pria yang merupakan ibu tiri dari renjun dan taro, Jeon Jungkook sembari mengelus bahu suaminya, Huang Yuta.

"Iya baba, kau tenang saja renjun ge pasti akan segera membaik." Ucap saudara tirinya yang sama dengan ibunya, sama-sama senang bersandiwara, Choi Beomgyu.

"Hmm, taro kau jaga renjun. Beritahu baba jika terjadi sesuatu." Ucap yuta dan taro hanya menganggukkan kepalanya lalu yutapun keluar begitu pula dengan Jungkook dan beomgyu terakhir. Tapi, dia berhenti dihadapan shotaro.

"Harusnya kembaranmu itu benar-benar tiada." Ucapnya lalu pergi begitu saja membuat taro mengepalkan tangannya untuk menahan amarahnya.




















At. Istana Neo.

Keluarga istana itu tengah berkumpul diruangan yang biasa menjadi tempat berkumpulnya keluarga mereka. Ada raja Na Jaehyun, Ratu Lee Taeyong, anak sulung mereka alias putera mahkota Na Jaemin, anak bungsu mereka pangeran Na Sion, keponakan mereka, Mark Lee yang ikut tinggal di istana setelah keluarganya tiada, Jung Sungchan yang juga ikut tinggal disana setelah keluarganya tiada. Dan Lee Jeno yang merupakan keponakan mereka yang tinggal di daerah resonance tapi berkunjung untuk berlibur.

"Putera mahkota kau harus menikah." Ucap sang raja.

"Aku sudah mengatakan pada ayah bukan? Kalau aku tak tertarik dengan orang yang hanya menginginkan posisi." Datar sang putera mahkota.

"Ayolah hyung, apa salahnya jika menikah? Itu akan baik Hyung." Ucap sungchan.

"Benar, jaem. Menikahlah. Setidaknya istana butuh jabatan Puteri mahkota saat ini." Ucap Mark.

"Benar jaem, lagian menikah bukanlah hal yang buruk." Ucap jeno.

"Atau kau ingin cara lain untuk membuktikan mereka ingin tahta atau tidak Hyung?" Ucap sih bungsu yang sejak tadi diam saja.

"Kau benar, kalian boleh membuat sayembara untuk mencari istri bagiku keseluruh anak bangsawan yang ada. Tapi, mereka harus tahu kalau aku lumpuh karena berperang. Bagaimana?" Ucap jaemin.

"Ibu tidak setuju putera mahkota." Ucap Taeyong.

"Ayah juga tidak setuju."

"Ayolah ayah, ini cara satu-satunya agar kita bisa tahu mana yang tulus dan tidak." Ucap jaemin.

"Tidak ada salahnya mencoba ayah, ibu." Ucap sion.

"Ini sepertinya cara yang bagus yang mulia, yang tahu putera mahkota lumpuh pasti tak akan mau mengurusnya. Ini cara yang paling ampuh." Ucap jeno.

"Hmm untuk kali ini aku setuju juga yang mulia." Ucap Mark.

"Kalau sudah seperti ini aku tak bisa mengatakan apapun lagi." Ucap sungchan.

"Baiklah, kita akan coba cara itu. Tapi, kalau tak berhasil maka kau harus menikah apapun caranya dari kami." Jaemin hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
















🍃🍃🍃

Miracle vol.2 (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang