[ FOLLOW DULU YA SEBELUM BACA ]
Ini kisah dua insan yang di pertemukan oleh sebuah takdir. Takdir lah yang membuat mereka bertemu dan akhirnya bersama. Saling melengkapi kekurangan masing-masing. Banyak perbedaan di antara mereka berdua. Salah satu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perpisahan tanpa kata-kata, itu seperti lembaran buku yang terputus. Tetapi dari sini, kita menulis bab baru tentang kekuatan diri yang tumbuh dari kepergian yang tak terduga
- Atheo Aldebaran -
Cukup lama mereka berdua tidak membuka suara. Mereka hanya sibuk menatap kedepan, membiarkan angin menerpa, dan memikirkan hal hal yang harus mereka pikirkan.
Aaron menoleh kesamping, menatap Theo yang menatap lulus kedepan.
" Apa ? " tanya Theo tanpa menatap Aaron.
Aaron menggeleng, ia tidak ingin mengatakan apapun. Hanya igin menatap papahnya yang sepertinya sudah lama ia tidak menatap papahnya dari dekat.
" Kamu capek ? " tanya Theo.
Aaron mengangguk.
Theo menghela nafas, menarik Aaron, memeluk Aaron dengan erat. Berusaha memberikan kehangatan dan ketenangan kepada putranya itu.
" Papah tahu rasanya kehilangan seseorang yang kita sayangi. Apa yang kamu rasakan itu wajar, tapi ingatlah, kekuatanmu tidak terletak pada kehadiran seseorang. Kamu masih memiliki banyak hal yang ingin dicapai dan orang-orang yang peduli padamu " ucap Theo.
Aaron melepaskan pelukan, menatap Theo dalam diam.
" Sebegitu beharganya Vanya di kehidupan kamu ? Sampai kamu lupa ada papah, bunda, dan adik kamu yang selalu sayang sama kamu " tanya Theo.
Aaron menggeleng, ia tidak bermaksud.
" Sulit bagi Aaron untuk melupakan dan melangkah maju kedepan " ucap Aaron.
" Tidak sulit kalau kamu memiliki keinginan untuk melangkah " balas Theo.
" Kamu tahu, dalam setiap perpisahan, ada pembelajaran. Ini saatnya kamu fokus pada diri kamu sendiri, menemukan apa yang membuatmu bahagia tanpa bergantung pada orang lain. Kita akan melalui ini bersama, dan kamu akan menjadi lebih kuat setelahnya. Kami semua akan selalu disamping kamu Aaron karena kita adalah keluarga " jelas Theo.
Aaron menunduk, menarik nafas dalam, berusaha menghilangkan rasa sesak di dadanya. Theo menggeleng, ia rangkul bahu putranya yang terlihat sangat rapuh. Malam itu, biarlah mereka saling menguatkan dengan ditemani rembulan yang menerangi dunia.
Disisi lain, seorang gadis duduk di sebuah kursi sembari menatap keluar jendela, melihat rintik rintik hujan yang turun dengan deras. Kilasan masa lalu kembali membuatnya teringat.