••
Setelah makan malam selesai, Sunghoon menghampiri Jay yang tengah belajar di kamarnya. Ia ingin membicarakan perihal Sunoo yang menyukai saudara kembarnya itu.
"Hyung." Sunghoon berjalan masuk ke kamar Jay, lalu duduk dipinggiran kasur king size kakaknya tersebut.
Jay meletakan kacamatanya, memutar kursinya untuk bisa melihat adik manisnya itu. "Wae? Kau tidak belajar hm?" Ujar Jay.
"Hyungie, duduk disini. Aku ingin membicarakan sesuatu." Ucap Sunghoon sembari menepuk-nepuk kasur disampingnya.
Jay menghela nafas pelan, ia lantas berdiri dari meja belajarnya lalu menghampiri Sunghoon. Duduk disamping saudara kembarnya itu.
"Kenapa?" Tanya Jay.
"Hyung sedang suka seseorang tidak? Kalau sedang suka bisakah hyung memberitahuku siapa orangnya?" Tanya Sunghoon membuat Jay mengernyit, tumben sekali adiknya itu menyanyakan hal ini.
"Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?" Jay malah balik bertanya, ia menarik Sunghoon kedalam pelukannya. Jay menenggelamkan wajahnya diceruk leher sang adik membuat Sunghoon sedikit tertawa karena merasa geli.
"Hanya ingin tahu saja. Seandainya ada orang yang suka hyung apa hyung mau menerimanya?" Ucap Sunghoon, menjauhkan kepala Jay yang malah menghirup aroma lehernya.
"Tergantung. Apa hyung suka atau tidak pada orang tersebut, lagi pula hyung sudah memiliki orang yang sangat berharga dihati hyung." Jawab Jay, dan entah kenapa Sunghoon merasa ucapan Jay benar-benar tulus dari lubuk hatinya.
Ah, itu artinya ia akan segera melihat Jay memiliki seorang kekasih? Sunghoon benar-benar tidak sabar untuk melihatnya! Karena ia begitu penasaran cara kencan seperti apa yang akan digunakan manusia kutub utara seperti Jay.
"Siapa? Apa Hoonie mengenalnya?!" Pekik Sunghoon begitu antusias membuat Jay tersenyum tipis saat melihatnya.
Jay mengecup pipi Sunghoon beberapa kali, hal yang biasa Sunghoon dapatkan dari Jay maupun kedua orangtuanya.
"Emm, kau sangat mengenalnya."
Kini Sunghoon yakin kalau Jay menyukai salah satu temannya. Ia sangat berharap itu adalah Sunoo!
••
Pagi harinya, Sunghoon tidak tidur dikamarnya melainkan tidur berdua bersama Jay. Alasannya karena mereka bercerita sampai sama-sama tertidur.
Mina membuka pintu kamar Jay, sudah bisa ia tebak kalau Sunghoon pasti tidur bersama saudara kembarnya itu karena Mina mengecek kamar Sunghoon terlebih dahulu tapi tidak mendapati Sunghoon berada dikamarnya.
Mina berjalan mendekat, membuka tirai kamar Jay hingga cahaya mentari masuk menyinari kamar Jay yang awalnya tamaram. Wanita cantik itu melihat kedua putranya yang saling memeluk membuat sudut hati Mina menghangat.
Jay dan Sunghoon benar-benar saling menyayangi dan saling menjaga terutama peran Jay dalam menjaga Sunghoon benar-benar sangat membantu Mina dan Mingyu saat pergi menjalankan bisnis. Karena Sunghoon terlampau sangat ceroboh dan begitu manja.
Jika Mina dan Mingyu hendak menjalankan bisnis keluar kota ataupun keluar negeri. Sunghoon pasti akan merengek ingin ikut dan tugas Jay adalah membujuk saudara kembarnya itu sampai Sunghoon mau mengijinkan kedua orangtuanya untuk berangkat tanpa dirinya.
Mina duduk dipinggiran kasur besar Jay, mengguncang tubuh kedua putranya agar terbangun.
"Seongie, Hoonie, bangun sayang." Ucap Mina begitu lembut dalam membangunkan kedua putranya.
Jay menggeliat sembari membuka matanya secara perlahan, sedangkan Sunghoon masih sibuk dengan alam mimpinya. Tubuhnya meringkuk lucu dengan bibir mengemut jempol cantiknya membuat Mina terkekeh saat melihatnya sudah terbiasa melihat Sunghoon yang begitu feminim.
Karena Mina dan Mingyu tahu seberapa istimewanya Park Sunghoon putra mereka. Mingyu dan Mina bahkan tidak mempersalahkan orientasi seksual anak mereka mau kemana karena menurut mereka kebahagaian si kembar adalah yang utama.
Mereka sudah tahu kalau Sunghoon penyuka sesama jenis karena Sunghoon pernah membawa kekasihnya saat kelas dua senior high school. Juga, sejak kecil Sunghoon memang memiliki sifat submissive yang begitu kentara sehingga Mina maupun Mingyu tidak merasa heran dengan hal itu.
Sedangkan untuk Jay. Mereka tidak tahu orientasi Jay seperti apa, karena mereka tahu Jay tidak pernah menjalin hubungan dengan wanita ataupun pria.
"Pagi momma." Ujar Jay dengan wajah bantalnya, namun walaupun bangun tidur ketampanan Jay tidak berkurang sama sekali karena ketampanan Mingyu menurun deras pada Jay.
"Pagi sayang. Songie cepat mandi duluan." Perintah Mina yang diangguki mantap oleh Jay.
Menyempatkan untuk mengecup pipi sang momma sekilas Jay lantas segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Mina beralih pada Sunghoon yang tampak begitu nyenyak. Lucu sekali saat melihat tubuh bongsor itu meringkuk sambil mengemut jarinya sendiri persis seperti bayi.
"Sunghoonie. Bangun sayang." Mina mengelus-elus surai legam Sunghoon.
Sunghoon sedikit menggeliat sembari melenguh. "Eungg~" Membuka mata cantiknya dengan perlahan, pandangan pertama yang Sunghoon lihat adalah wajah momma tercintanya.
Sunghoon melebarkan senyumannya, memeluk tubuh mommanya dengan menenggelamkan wajahnya diperut sang momma.
"Cepat mandi, terus turun untuk sarapan. Daddy sudah menunggu dibawah." Ujar Mina sambil mengelus-elus punggung sempit Sunghoon.
Sunghoon melepaskan pelukannya, segera bangkit dari acara tidurannya. "Cium paginya mana momma?" Mina tersenyum gemas dengan tingkah putra keduanya ini.
Menarik wajah Sunghoon agar mendekat lalu membubuhi banyaknya ciuman diwajah putra tampannya itu.
"Sudah, cepat mandi. Momma tunggu dibawah." Sunghoon mengangguk semangat, pemuda berkulit pucat itu segera berlari untuk pergi ke kamarnya.
Mina segera membereskan tempat tidur Jay, karena walaupun memiliki banyak maid tapi untuk membereskan kamar kedua putranya Mina sendiri yang turun tangan terutama dalam kamar Jay.
Karena Mina begitu tahu Jay tidak suka ada orang asing yang menyentuh barang-barangnya ataupun masuk ke kamarnya dengan sembarangan.
Maka dari itu, urusan kedua putranya Mina sendirilah yang menghandlenya.
TBC
Vote sama komennya yorobun✨💫
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Mask (Jayhoon)✓
Fanfiction(END) ⚠️[21+] [Incest] [Angst] [M-preg] [Mature content]⚠️ Kedekatan Jongseong dan Sunghoon sebagai saudara kembar malah membawa sebuah perasaan yang seharusnya tidak datang diantara mereka. Perasaan yang semakin hari semakin tumbuh besar menempatka...