Prolog

477 24 0
                                    


Jennie Kim as Jenara Anindya

Jennie Kim as Jenara Anindya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kim Rowoon as Rony Wardhana

Kim Mingyu as Mario Yudhana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Mingyu as Mario Yudhana

Kim Mingyu as Mario Yudhana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kim Junkyu as Arjuna

Tzuyu as Yuria Anandha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tzuyu as Yuria Anandha

Eleanor Lee as Leara Aira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eleanor Lee as Leara Aira

      Gadis cantik dengan pipi berisi itu terlihat sibuk di dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

      Gadis cantik dengan pipi berisi itu terlihat sibuk di dapur. Dengan Appron hitam melekat di tubuhnya. Kemeja putih dan celana cokelat muda berpadu indah dengan tubuh mungilnya.

"Jun! Buruan turun. Sarapan, ntar ketinggalan!" teriak gadis bernama Jenara Anindya. Si sulung yang menjadi tiang kehidupan dua adiknya.

"Bentar, Kak!" balas sang adik. Arjuna namanya. Singkat tetapi menampakkan ciri khas tokoh Arjuna yang tampan pada dirinya.

"Nih, si tuyul lama amat siap-siapnya." Juna menggendong seorang anak 10 tahun.

Jena tersenyum melihat keadaan Juanda—adik bungsunya.

"Juan, kenapa lama banget bangunnya?" tanya Jena dengan suara lembut tetapi penuh penekanan.

"Banyak pr, Kak." Juan melirik Juna. "Bang Jun juga tahu, kok."

Jena menghela napas. " Lain kali kerjainnya siangan. Biar tidur tepat waktu."

"Iya, Kak."

"Tahu nih, main muluk kerjaannya." Juna menambahi bumbu pedas agar adiknya semakin dimarahi.

"Ah, udah sarapan cepat. Kakak manasin becak motornya dulu."

Sarapan sederhana, dengan ikan goreng, sayur bayam tumis, dan juga sambal terasi.

"Bekal kalian ada di meja, bawa buru kalau udah selesai makan!"

"Iya!"
Juna dan Juan menyahut serempak.

Usia mereka terpaut jauh. Jena dengan usia 28 tahun. Juna dengan usianya yang 17 menuju 18 tahun. Dan Juan yang usianya 10 tahun.

Almarhumah ibu mereka menikah di usia 18 tahun. Melahirkan Jena tetapi saat usia Jena 9 tahun sang ibu berpisah dari ayahnya tersebab sang ayah selingkuh. Kemudian, selang setengah tahun sang ibu menikah dengan ayah Juna. Lahirlah Juna dengan jarak usia yang lumayan jauh. Tak lama, Ayah Juna meninggal dunia. Ketika usia Juna 7 tahun. Tak lama kemudian, ibu menikah lagi dan lahirlah Juanda. Kehidupan mereka cukup tentram di pernikahan ibu yang ketiga. Semua tercukupi. Jena tidak risau soal biaya pendidikan. Tetapi, kemudian ibu mereka meninggal dunia, penyakit kanker terlambat diketahui.

Ketika itu Jena tamat sebagai lulusan terbaik. Dia mendapat beasiswa kuliah di Paris. Ini kesempatan yang langka. Tetapi, kabar meninggalnya Ibu Jena menjadi akhir dari segala mimpi Jena.

Usai meninggalnya sang ibu. Seolah keberuntungan mereka berakhir di sana. Ayah sambung Jena di PHK. Ayah sambung Jena yang stres mulai mabuk-mabukan. Kemudian, malam itu. Malapetaka terjadi.

Ayah yang pulang mabuk hampir melecehkan Jena jika saja Juna tidak datang tepat waktu. Jena menderita trauma berat selama sebulan. Ayah sambung yang mengetahui perbuatannya usai sadar memilih mengakhiri hidupnya.

Harta mereka hanya rumah peninggalan ayah sambung yang diubah menjadi milik Jena sebelum sang ayah meninggal.

Sadar keadaan mereka tidak mudah. ketika itu Jena mengubur kesedihan dan Taruma yang masih terbayang. Dia harus hidup, dia harus kuat untuk dua adiknya yang membutuhkan bahu sandaran.

TBC

This secc account Aadilry

KOKI FOR MR.ICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang