CINTA ELZAN-BAB 2

25 9 0
                                    

Halo, happy reading!

*
*
*

"Maaf, Pak. Maaf karena terlambat. Tadi saya nggak buka HP, jadi saya nggak tau kalau ada perubahan jadwal wawancara. Maafin saya," ucap gadis cantik itu dengan pandangan menunduk.

Elzan mengangguk-anggukkan kepalanya, tentunya membuat kandidat lain merasa bingung, Cinta terlambat, tetapi Elzan tak memarahinya. "Maaf karena melukai kamu," ucap Elzan.

Cinta mengangguk, "nggak masalah, Pak."

"Siapa namamu?"

"Cinta, Pak."

Elzan tersenyum tipis mendengarnya, "Cinta, kamu bisa bahasa apa selain bahasa Indonesia?"

"El, kita mulai dulu aja, jangan—" Elzan mengangkat tangannya tanpa menoleh ke arah Cakra, membuat Cakra berhenti bicara.

Cinta mengangguk sopan, "saya bisa bahasa Inggris, dan... Arab, Pak."

"Di mana kamu pernah bekerja sebelumnya? Apa kamu punya pengalaman dengan aplikasi?"

Cinta terdiam mendengarnya, ia belum pernah bekerja dan tidak memiliki pengalaman dalam aplikasi. Sebelum ia bekerja, ia hanya membantu sang ayah untuk mengajar, entah di mana pun. "Tidak ada, Pak," jawab Cinta.

"Nggak ada? Kamu tau kualifikasi apa yang Pak Elzan perlukan sebagai sekretaris? Kamu nggak ada pengalaman, gimana bisa jadi sekretaris?" Kandidat lain berucap, membuat semua mata menoleh ke arahnya.

Elzan mengernyit, "kamu, siapa yang meminta kamu bicara? Saya sedang bertanya padanya." Ucap Elzan tak suka pada wanita itu.

Elzan menoleh ke arah Cakra, "dia didiskualifikasi."

"Apa? Tapi, Pak—"

"Keluar," pinta Elzan. Cakra dan Alina tak bisa membantahnya. Wanita itu memang terdengar tak sopan. Dengan kecewa dan kesal, wanita itu bangkit dari duduknya, ia segera keluar dari ruangan tersebut.

Elzan kembali menatap Cinta. "Perusahaan Bapak adalah perusahaan pertama yang mengembangkan aplikasi secara serius. Terutama dalam aplikasi umum. Tapi sekarang mendapatkan—"

"Cukup. Temui saya di ruangan saya." Elzan memotong penjelasan Cinta. Perkataan Elzan tentunya membuat semua orang terkejut, terutama Cinta.

****

Elzan berjalan mendekati Cinta yang duduk di kursi, "yang saya baca dari informasi, kamu adalah murid terbaik di angkatanmu, benar?"

Cinta mengangguk kecil. "Benar, Pak."

Elzan mengangguk, ia telah melewati Cinta, lalu berdiri di samping Cakra, mereka berada tepat di belakang Cinta, membuat Cinta sedikit tak nyaman. "Ceritakan semua tentang kamu, supaya saya bisa memperkerjakan kamu sebagai sekretaris saya." Pinta Elzan.

Cinta menghela napas sebelum ia bicara, "saya cepat dalam belajar dan menghafal sesuatu, Pak. Terserah Bapak ingin percaya atau tidak, tapi saya akan lakukan apa pun untuk pekerjaan ini."

Elzan mengangguk-angguk, "apa kamu benar-benar tidak memiliki pengalaman dalam bekerja? Ini pertama kali kamu bekerja?"

"Sebenarnya saya membantu Abah saya mengajar, Pak. Saya mengajar dengan Abah kurang lebih sudah dua tahun, sampai Abah saya mendapatkan kepercayaan dari salah satu pemilik  yayasan di sana. Kadang saya dapat bagian dari Abah saya. Apa itu termasuk bekerja?" Cinta menoleh ke arah belakang.

CINTA ELZANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang