CINTA ELZAN- BAB 8

20 9 1
                                    

*****

"Cinta, Elzan meninggal dunia."

Cinta menggeleng tak percaya, "meninggal... Dunia?"

"Elzan memiliki trauma, lalu dadanya terus sesak karena kehilangan kamu, dan ternyata Elzan memiliki penyakit serius. Elzan nggak bisa bertahan, Elzan meninggal pada pukul dua belas malam." Jelas Adnan.

"Nggak, Abah.... Nggak mungkin...."

"Semuanya salahmu, Cinta! Kalau kamu nggak membatalkan pernikahan ini, Elzan nggak akan meninggal seperti ini!" Citra membentaknya.

Cinta mengangguk-anggukkan kepalanya, ia menyesal, ia meneteskan air matanya, "ini... Semua salah Cinta, ini salah Cinta.... Cinta brengsek!" racau Cinta.

"Pak Elzan..."

"Jangan kamu sebut namanya lagi, Cinta! Kamu yang membuatnya seperti ini!"

"Nggak mungkin!" Cinta membuka matanya seraya berteriak, ia mengedarkan pandangannya, ia tertidur di sofa rumahnya. Cinta memegang wajahnya, banyak sekali keringan dingin di sana.

Cinta menggeleng, ia mencoba kembali menetralkan pernapasannya. "Astagfirullah, astagfirullah.... Ya Allah, hanya mimpi," ucapnya lega.

Cinta menoleh ke arah jam dinding yang ada di sana, sekarang menunjukkan pukul empat pagi. Cinta tekejut melihatnya, ia berdiri.

"Cinta? Kamu tertidur di sini?" Citra datang menggunakan mukena, sepertinya wanita itu telah selesai menunaikan solat malam.

Cinta menghampiri Citra, ia memegang kedua tangan Citra. Wanita itu bingung melihat Cinta, wajahnya banyak sekali keringat. "Kamu kenapa tidur di sini? Kamu pulang jam berapa? Kamu kenapa? Mimpi buruk?" ia bertanya seraya mengusap wajah Cinta.

"Pak Elzan, Ummi...."

Citra mengangguk, "Ummi tau itu, Nak. Pak Abraham menghubungi Abah tadi malam, memberitahu keadaan Elzan. Dan memberitahu apa yang terjadi dengan kamu dan Elzan."

"Bagaimana keadaan Pak Elzan, Ummi?" Cinta bertanya dengan penuh harapan.

"Elzan awalnya pingsan, dia dilarikan ke rumah sakit oleh saudaranya. Pak Abraham meminta kita untuk ke sana secepatnya, mendengar penjelasan Elzan."

Cinta menggeleng, "tapi...."

"Cinta, dengarkan dulu penjelasan Elzan. Jangan sampai kamu menyesal. Ingat, Nak, penyesalan selalu ada di akhir," ujar Citra mengingatkan.

Citra mengelus lembut pipi Cinta, "sekarang kamu mandi, wudhu, lalu meminta yang terbaik kepada Allah. Nanti pagi pukul delapan kita ke rumah sakit, karena Elzan dirawat inap."

****

Elzan diam menatap Cakra yang sedang membasuh lengannya dengan kain kecil, Cakra sangat baik merawat Elzan yang sedang sakit. Cakra selalu melakukannya setiap kali Elzan jatuh sakit, Cakra benar-benar sangat baik.

Cakra menatap Elzan, pria itu terkekeh kecil melihat Elzan yang menatapnya, "ngapain? Biasa aja kali, bukannya udah biasa? Gue kayak babu."

"Lo yang lakuin sendiri, lo yang ngerasa babu."

Cakra terkekeh, ia menyimpan kain kecil tersebut ke baskom yang isinya air. Kemudian duduk di kursi, tepatnya di samping brankar Elzan. "Cakra, bawa Cinta ke sini, gue mau dia."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CINTA ELZANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang