CINTA ELZAN-BAB 4

18 9 0
                                    

Hai, happy reading all ❤️

*
*
*

Elzan menuruni anak tangga, ia melihat Abraham yang sudah siap menggunakan pakaian kerjanya. Pria itu turun dengan menggunakan kaos berwarna hitam dan celana pendek, ia mendekati sang ayah. "Ayah," panggilnya.

Abraham menoleh ke arah belakang, "El, sudah membaik?" Elzan mengangguk, ia segera duduk di hadapan sang ayah.

"Siapa yang membawa El ke rumah, Ayah?" tanyanya seraya mengambil gelas.

"Cakra dan Cinta, El. Mereka membawa kamu ke rumah. Kamu juga kenapa bisa seperti itu di saat pesta perusahaan kamu," heran sang ayah.

Elzan menunduk, "El takut Cinta pergi, Ayah."

"Sepertinya perasaanmu pada Cinta benar-benar serius, ya? Hingga kamu takut kehilangan dia."

Elzan mengangguk, "El tertarik dengan Cinta, Ayah. El mau Cinta selamanya untuk El."

"Maka nikahilah dia."

"Menikah?"

Abraham menatap Elzan, anak itu terkejut mendengar kata menikah. "Iya, umur kamu akan dua puluh lima tahun, kamu sudah cocok untuk menikah."

"El mau menikahi Cinta, Ayah. Tapi bagaimana dengan Cinta? El baru mengenalnya beberapa hari, tidak mungkin El langsung mengajaknya menikah."

"Kenapa begitu? Justru menikah lebih baik, El. Kamu ini akan sering berduaan dengan Cinta, berduaan dengan perempuan yang bukan mahram kamu, berduaan di dalam ruangan, bekerja berdua, ke manapun berdua, bisa menimbulkan fitnah."

"Kalau kamu sudah menikah dengannya, kamu bebas ingin berduaan, berpacaran, dan bermesraan di mana pun dan kapan pun, karena itu akan menjadi pahala, bukan dosa." Lanjutnya.

Elzan mengangguk mengerti, "iya, Ayah. Tapi di sini hanya El yang memiliki perasaan, hanya El yang menyukai Cinta. El juga belum bisa mencintai Cinta. Apalagi Cinta? Cinta pasti tidak menyukai El, kami aja baru bertemu beberapa hari."

"Cinta bisa tubuh setelah menikah, El." Balas Abraham cepat. "Kamu ingin menikahi dia nggak perlu menunggu dia untuk mencintai kamu dulu, cinta itu bisa ditumbuhkan setelah menikah."

Abraham menghela napas, "ingin membuat seseorang jatuh cinta pada kamu sebenarnya kamu nggak perlu memberikan harta kamu pada perempuan itu, kamu nggak perlu mengajaknya makan bersama, atau melakukan aktivitas bersama. Kamu cukup berdoa, langitkan namanya, dan jika sudah siap temui keluarganya, maka dia akan menjadi milik kamu selamanya. Dan jika dia sudah menjadi istri kamu, kamu nggak perlu takut dia diambil oleh yang lain, tidak perlu takut dia akan meninggalkanmu."

****

"Pak, ini kopinya. Silakan diminum." Cinta menyimpan secangkir kopi di atas meja Elzan. Namun Elzan tak meresponnya, pria itu melamun, tatapan pria itu kosong, pikirannya dipenuhi oleh ucapan Abraham beberapa hari yang lalu.

Cinta mengernyit, ia melambaikan tangannya di depan wajah Elzan, "Pak? Pak Elzan?"

Elzan terkesiap, ia mengedipkan matanya berkali-kali, kemudian tersenyum ke arah Cinta. "Ah, kenapa, Cinta?" tanya Elzan.

CINTA ELZANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang