Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, hari di mana Jevan benar-benar akan memiliki Harin seutuhnya. Pesta pernikahan digelar dengan mewah, mengingat keluarga Jevan adalah pemilik perusahaan tambang yang besar. Hanya saja Harin sedikit merasa sedih, tidak seorang kelurga yang mendampinginya. Jika Harin bisa meminta, Harin akan meminta pada Tuhan untuk mengembalikan ibu dan ayahnya sehari saja.
Tamu undangan menatap takjub atas ketampanan Jevan
yang berbalut jass hitam dengan beberapa perhiasan melekat di kain tersebut. Terdapat polesan tipis di wajah Jevan menambah aura tegas pria itu. Tinggi tubuhnya, postur tubuhnya yang terbentuk dan jangan lupakan Jevan itu anak tunggal kaya raya.Jevan gugup, beberapa menit lagi statusnya akan berubah menjadi suami orang, sekarang Jevan akan mengubah nama Kang Harin menjadi Lee Harin. Sebentar lagi pintu besar itu akan terbuka dan Harin akan berjalan di sepanjang altar itu. Menggapai tangan gadis cantik itu dan segera melantunkan janji suci pernikahan.
Jevan menutup matanya dengan erat ketika mendengar suara pintu itu terbuka. Beberapa detik setelahnya Jevan membuka mata, melihat betapa indahnya pahatan tuhan pada tubuh Kang Harin. Harin itu cantik, rambutnya indah. Gaun putih itu terlihat jauh lebih indah ketika melekat membaluti tubuh Harin.
Jevan menjulurkan tangannya untuk menyambut Harin naik ke atas altar. Berdiri dengan gagah di samping calon istrinya.
Di depan patung tuhan, di depan pendeta di depan semua orang yang ada di dalam ruangan ini. Jevan dan Harin mengucapkan janjinya, melantunkannya dengan lantang dan mereka akan menjadi pasangan suami istri."Kalian sah menjadi suami istri."
DEG
Jantung Jevan dan Harin berdetak kencang, Jevan mulai memajukan tubuhnya untuk mencium istrinya. Jika dulu hanya kecupan kecil di kening maka sekarang berbeda. Jevan berani melumat bibir istrinya di depan semua orang. Semua kelurga yang merasa senang ikut mendekat pada pengantin.
Rambut-rambut halus itu Harin rapikan untuk menambah aura ketampanan suaminya. Jevan memancarkan senyum ketika menunduk menatap istrinya yang sibuk memasangkan dasi di lehernya. Hari berganti hari, sudah satu bulan pula Harin menjadi nyonya Lee Jevan. Keseharian Harin hanya mengurus Jevan saja, ketika Jevan pergi bekerja Harin bisa melakukan kegiatan lain seperti berbelanja, memasak, atau hal lainnya.
Hidup Harin berubah 359° sekarang, dulu jika ingin bepergian Harin harus berjalan kaki tapi sekarang tidak. Dirinya menyetir mobil mewah, jika sedang tidak ingin menyetir supir siap mengantarnya. Bahkan Harin bisa memanggil Jevan yang sedang bekerja untuk menjemputnya. Jevan memang sempurna dan menjadikan Harin sebagai ratu. Rasanya Harin yang dulu adalah dayang istana sekarang menjadi permaisuri raja.
Merasa bosan di rumah saja akhirnya Harin ingin mengunjungi Jevan di tempatnya bekerja. Seperti yang Jevan ucapkan jika ingin berkunjung langsung masuk saja. Tanpa berpikir panjang pintu itu Harin buka, Harin sedikit terkejut melihat seorang pria yang duduk di depan suaminya. Harin malu, bukankah ini termasuk kategori tidak sopan?
"Maaf ya, masuk saja tidak apa-apa," mendengar hal itu Harin duduk di sofa yang tak jauh dari mereka. Harin hanya duduk memperhatikan keduanya yang masih asik berbicara mengenai pekerjanya. Sampailah dimana mereka selesai berbicara.
"Harin dia sekretarisku sekalian dia temanku juga."
"Aku Mark Jung," ujar Mark menyodorkan tangannya, tangan Harin sudah ingin terangkat tapi Jevan lebih dulu menjabat untaian tangan Mark. "Nama istriku Kang Harin lebih tepatnya Lee Harin" Mark menganggukkan kepalanya paham, laki-laki posesfi itulah yang Mark pikirkan.
"Sekali lagi aku minta maaf padamu Jevan dan Harin aku tidak sempat datang di acara pernikahan kalian."
"Sebentar aku ingin ke toilet," Jevan berlalu memasuki bilik yang ada di sana.
Mark menatap nanar wajah Harin, pandangan itu turun dan naik mengitari semua tubuh Harin. Gadis itu merasa gugup balik menatap Mark dengan sinis.
"Harin kau sangat cantik." Harin tersenyum kikuk, Harin terkejut ketika tangannya ditarik untuk Mark genggam. Sekuat tenaga Harin menarik tangannya dan berjalan sedikit menjauh. Mark ikut memajukan tubuhnya demi bisa mendekat dengan Harin.
"Jangan menyentuhku atau kau kehilangan pekerjaan."
"Kau sekarang merasa jadi nyonya besar ya."
"JEVAN," Harin memekik ketika Mark dengan lancang menyentuh dagunya dengan telunjuk. Mendrngar terikan istrinya, Jevan langsung keluar berlari memeluk Harin.
"Kenapa sayang?"
"Dia menyentuh tangan dan dag...."
Bugh!!
Belum selesai menjelaskan kronologi Jevan sudah lebih dulu menghantam Mark hingga tubuhnya terdorong. Seperti satu pukulan tidak membuat Jevan merasa puas, dengan membabi buta Jevan menghantam Mark hungga terguling.
"Jevan sudah," eluh Harin menarik lengan Jevan. Harin memeluk erat tubuh Jevan, jika tidak sangat berbahaya untuk kelangsungan hidup Mark.
"Kau keluar dari sini k...." ucapan Jevan terpotong karena tangan lentik istrinya lebih dulu mengusap lembut dada bidangnya yang memburu.
"Jangan berhentikan dia bekerja, anggap ini tidak ada" mendengar hal itu Jevan melepaskan pelukan mereka, menggapai kedua bahu Harin untuk menghadap dirinya, bahu itu ia pegangi dan mata sayu Harin Jevan tetap dengan sendu.
"Dia menyentuhmu!" tekan Jevan.
"Berikan dia kesempatan, jangan seperti ini aku takut" mendengar ringisan kecil dari istrinya, Jevan dengan cepat menarik tubuh kecil itu masuk ke dalam dekapannya. Mengecup puncak kepala bersurai hitam itu sebelum ia mengusapnya.
"Tidak ada yang harus kau takutkan."
"Kau menyeramkan."
"Aku seperti ini karena aku sangat mencintaimu."
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Just Need Your Love
RomansaJevan menerima semua yang ada pada Harin. Malam itu nyawa ikut terkorban hanya karena perasaan cinta. Nyawa siapa yang hilang? Dan kenapa nyawa itu harus hilang? Apakah kata maaf sudah dihapus dari dunia ini? - "Lee Jevan, kita dari kalangan atas ti...