Sesuai janji Catherine, dia akan membawa Leona berkeliling Griffinoriá Olympus. Leona juga ditemani oleh 2 teman Catherine, Alyssa dan Sofia.
"Setelah berkeliling, kita harus makan!" ucap Sofia.
"Ya, mereka bilang Paman Rock mempunyai menu baru" ujar Alyssa menambahkan.
Catherine memutar bola matanya malas "Tentu saja"
Leona hanya mendengar ocehan mereka, dan tidak berniat menanggapi, karena dia saja belum tahu banyak disini.
"Armory Saint Hall, aula yang biasa menjadi tempat untuk berbagai acara. Luasnya dapat menampung seluruh murid disini" Alyssa menjelaskan tempat yang mereka kunjungi pertama.
Tempat kedua yang mereka kunjungi adalah perpustakaan. Terdapat 3 perpustakaan di Griffinoriá, Cognivo Vault Library di sebelah barat, Wern Vault Library di sebelah timur dan perpustakaan utama dan terbesar, Lonest Vault Library.
Mereka pun melanjutkan berkeliling tempat lainnya.
Di Griffinoriá terdapat satu ruangan yang tidak boleh dibuka, dan letaknya dibelakang perpustakaan utama.
"Mengapa ini tidak boleh dibuka?" tanya Leona heran.
Mereka bertiga saling pandang seolah mengisyaratkan sesuatu "Aku tidak tahu pasti Leo, yang pasti ini tidak boleh dibuka" jelas Catherine.
Mendengar itu, Leona merasa tidak puas dengan jawaban mereka, menurutnya ada sesuatu yang mereka tutupi.
"Ayo ke kantin" ajak Sofia menggandeng Leona.
"Baiklah"
"Hei, jangan terlalu cepat!" geram Alyssa mencubit kecil lengan Sofia.
"Awh" rintih Sofia mengelus lengannya yang dicubit.
•••
Suasana kantin sangat ramai, padahal jam istirahat telah berakhir, seharusnya mereka kembali ke asrama.
"Kau ingin pesan apa?" tanya Sofia kepada Leona.
Leona mengamati menu yang disediakan di toko Paman Rock. "Uhm, aku ingin cloud bread! dengan susu diatasnya tolong"
Sofia mengangguk dan langsung memesan makanan mereka semua.
"Kegiatan ini sungguh melelahkan, rasanya tulang ku ingin patah" keluh Leona dengan dramatis.
"Wow, kau memang cocok menjadi ratu drama" puji Alyssa dengan tepukan tangan.
"Ini belum seberapa Leo" timpal Catherine.
"Uh, aku harus berbaring di ranjang ku seharian ini!"
"Makanan sudah datang" ucap Sofia membawa banyak makanan di nampan.
"Kau memesan berapa makanan?" tanya Alyssa melihat begitu banyak makanan.
"Tiga diantaranya itu milikku" Sofia langsung memakan makanannya dengan rakus seolah tidak ada yang boleh memintanya.
"Apwa yang kwalian tunghwu?" tanya Sofia dengan mulut penuh makanan.
"Yaampun, apakah kau tidak bisa makan dengan anggun?" geram Catherine.
Sofia hanya acuh tak acuh, dia lebih memilih memakan makanannya daripada berdebat dengan Catherine.
"Hei, cepat habiskan makanan kalian!" titah Alyssa galak.
•••
Kamar Leona berada di lantai 2, dan setiap kamar berisi empat orang. Ia mendapat kamar yang sama dengan Alyssa dan Sofia karena Catherine telah membujuk Miss Lily supaya Leona satu kamar dengannya.
Setiap kamar memiliki 2 kamar mandi di dalamnya, dengan 4 kasur, 4 lemari dan 2 cermin rias. Kasur Leona berada di sisi kiri, sejajar dengan Catherine. Sedangkan, Alyssa dan Sofia berada di sisi kiri.
Ditengah-tengah mereka terdapat balkon dengan pintu kaca yang langsung menghadap ke perpustakaan Griffinoriá.
"Aku akan mandi dulu, badanku sangat lengket" Leona melenggang pergi sebelum teman-temannya menjawab.
Melepaskan seluruh pakaiannya dan langsung masuk ke bathtub, berendam dengan air dingin memang yang ia butuhkan.
Leona berganti pakaian di walk in closet yang tersedia, dia memakai piyama kuning polos dan rambut basahnya ia balut dengan handuk kepala.
"Jam berapa sekarang Ms Charleston?" tanya Alyssa dengan tatapan tajam.
"Apa?" Leona memandang jam weker diatas nakas, pukul 21.00
"Jam sembilan malam?" tanya Leona.
"Yaampun anak ini" Catherine berdecak.
"Kau sudah 1 jam lebih di kamar mandi!" jawab Sofia.
"Bagaimana jika kau sakit?" timpal Alyssa.
"Maaf, aku tidak akan mengulanginya" cicit Leona dengan wajah menunduk. "Jika aku mengulanginya aku akan minta maaf lagi" sambungnya dalam hati.
"Yah, ayo cepat kita tidur. Esok jangan sampai terlambat" Sofia menengahi dan dibalas anggukan mereka.
•••
Ketika Leona benar-benar terlelap sebuah mata silver menatap tajam ke arah Leona. Menyelinap masuk dari pintu kaca yang terbuka lebar, dia mengelus lembut surai Leona tepat di samping ranjang.
"Mine" desisnya dan menghirup rakus aroma Leona yang membuatnya candu.
Mata Leona terbuka karena terganggu oleh sinar bulan dari pintu kaca yang hanya ditutupi oleh gorden putih tipis.
Leona mengernyit ketika melihat siluet tubuh pria dari balkon. Mata birunya memandang lamat siluet itu dan memberanikan diri untuk menghampirinya.
Ketika ia membuka gorden, siluet itu menghilang secara misterius, meninggalkan bau asap dan darah yang bercampur menjadi satu.
Dia menutup hidungnya dengan kedua tangannya karena bau yang sangat menyengat. "Sedang apa, Leo?" tanya Sofia yang berdiri di belakangnya. "Maaf, karena mengejutkanmu" Sofia merasa bersalah karena membuat Leona terlonjak kaget mendengar suaranya.
"Tidak masalah, aku tadi sedang mengusir seekor ulat" bohong Leona. "Tidak ada yang kau sembunyikan?" Sofia menatap menyelidik.
"T-tentu saja tidak" balasnya gugup.
"Baiklah, lanjutkan tidurmu" Sofia beranjak menuju ranjangnya diikuti oleh Leona. Ruangan yang tidak boleh dibuka, siluet tubuh pria di balkon, huh rasanya dia hampir mati penasaran karena memikirkan itu.
Ia lebih baik melanjutkan tidurnya karena harus mengumpulkan stamina untuk kegiatan besok.
"Semoga tadi hanyalah halusinasi" batinnya sebelum terlelap ke alam bawah sadar.
_______________________________________
📢: Haii, jangan lupa votenya ya! 😚
Baru pertama kali bikin, kalau ada typo/ kesalahan dalam letak titik, koma. mohon dikoreksi puh🙏🏻 terimakasih, Have a nice day!🌟
KAMU SEDANG MEMBACA
Silver Eyes in the Dark [On Going]
Vampiri[ON GOING] - By: sekarlice Hai, ini cerita pertama ku! dukung selalu dengan memberikan vote dan komen ya! sebelum membaca jangan lupa follow dulu yuk! nb: boomvote? follback? tulis diwall okyy💛 ⚠️ DILARANG PLAGIARISME! ⚠️ • Jangan lupa tinggalin je...