Ch. 5

1.4K 126 5
                                    


Terdapat seorang pemuda yang berdiri di pinggir jurang, suasana malam yang gelap membuat wajah pria tersebut tidak nampak, jubah hitamnya membuat ia berasa seperti menyatu dengan kegelapan malam.

Dia meneliti kedasar jurang, lalu kemudian beranjak pergi meninggalkan kawasan tersebut tanpa adanya suara ia menghilang di hutan yang gelap dan ditambah suasana malam.

Thorn membuka matanya dan meraba raba area sekitarnya, matanya langsung membuntang saat tidak merasakan adanya tubuh mungil di sampingnya, ia bergegas bangun dan melihat lihat sekitaran, puas melihat lihat ia kemudian berdiri dan keluar dari goa tersebut melanjutkan pencariannya, matanya sudah berkaca kaca, sepertinya tidak lama lagi air matanya akan tumpah.

Thorn mulai panik, nafasnya memburu dan pikirannya begitu kacau memikirkan kondisi gempa, khawatir, dia benar benar khawatir, akhirnya air matanya tidak dapat di bendung lagi, Thorn menangis sambil mencari cari keberadaan gempa.

Hingga sosok tubuh kecil menepuk belakang Thorn, sontak Thorn langsung membalikkan badannya sehinggalah iris gold dan iris hijau zamrud itu bertemu, segera Thorn memeluk gempa erat sambil menangis terisak Isak. Gempa hanya memberikan tatapan heran kepada seniornya ini.

Seperti ini lah kira kira :3Udah gede kayak bayi :v tapi lucu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti ini lah kira kira :3
Udah gede kayak bayi :v tapi lucu.
Ini Thorn pake baju tidur, ya karena dia waktu itu belum sempat ganti baju, waktu pengen nyelamatin gem ಠ⁠∀⁠ಠ
Langsung utiwi, jadi hanya make sarung tangan buat ngelindungin tangannya waktu meganggin akar berduri (⁠ ⁠╹⁠▽⁠╹⁠ ⁠)

Ekhm

Lanjut

Gempa melihat seniornya yang menangis terisak Isak di pelukannya, ia hanya diam, gempa tahu yang Thorn sedang cemas dan khawatir karena dia menghilang tiba tiba tanpa memberi tahu Thorn kemana ia pergi.

"Hangat.." batin gempa kemudian membalas pelukan Thorn sembari menyembunyikan wajahnya di dada seniornya ini.

Setelah beberapa lama berpelukan, thorn melepas pelukan itu, dan sudah tidak menangis lagi namun matanya masih memerah serta bengkak, gempa yang melihat itu hanya mengusap wajah Thorn dengan lembut sambil menenangkannya.

"Kamu dari mana gem... Kenapa kotor banget..?" Ucap Thorn sembari menepuk nepuk pakaian gempa yang kotor bahkan di rambutnya sudah ada daun dan ranting kayu yang nyangkut entah kenapa bisa.

"Gempa tadi cari jalan keluar tapi sia sia, jurangnya kecil dan dalam, lagipula kalau gempa gunain kuasa nanti yang malah tanah di atas roboh karena getaran yang gempa hasilkan" ucapnya pasrah, ia sudah mencoba berbagai hal namun hasilnya nihil, dia juga coba menghubungi pihak sekolah namun tidak adanya sinyal di dasar jurang ini membuat ia kesusahan.

The Golden EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang