Ch. 13

1.1K 96 6
                                    


"Hiks.. Ak-aku tidak berguna...ak-aku tidak bisa melindungi keluargaku..hiks- ba-bahkan diriku sendiri"

Para 6 kembar yang melihat hal tersebut hanya terdiam, bahkan 5 temannya juga sama, tidak ada yang berani berucap sepatah kata atas kejadian yang telah menimpa mereka

Gempa terbaring di kasur uks dengan keadaan yang memprihatinkan, wajahnya lebam dan juga lembab karena air mata, kakinya banyak mendapati goresan bahkan luka parah, tangan kirinya patah, juga luka tusukan di bahunya kanannya, namun untungnya segera ditangani dan dibalut secepatnya.

Seseorang berjalan perlahan dan memeluk gempa mencoba memenangkannya, diusapnya kepala gempa yang masih terisak didalam pelukannya

"Itu bukan salahmu..gemmy"

Air mata gempa tumpah kembali membasahi kemeja yang sedang digunakan orang dihadapannya, sedangkan ice selaku orang tersebut hanya melanjutkan mengusap kepala gempa perlahan

Gempa tidak ingin mengingat kejadian menyeramkan tadi, tubuhnya bergetar, ia tak sanggup menahan beban tubuhnya sendiri, gempa menangis terisak isak jika mengingatnya kembali

"Kenapa dunia begitu jahat sama keluarga gem.." Batinnya dan masih menangis didalam pelukan ice, sedangkan yang lain hanya menatap dirinya prihatin

Tak lama ia menjauhkan dirinya dari dekapan ice secara perlahan, gempa menatap iris mata aqua milik orang dihadapannya itu dengan satu

"Apakah kalian akan memanfaatkanku?"

Ice membelakakan matanya terkejut dengan ungkapan yang diucapkan gempa, sekilas ia merasa bersalah namun segera menarik gempa kembali kedalam dekapannya




Flashback:

"Pengumuman!! Pengumuman!
kepada seluruh murid untuk berlindung sekarang juga! Serangan terdeteksi! Sekali lagi serangan terdeteksi! Diam di kelas masing masing hingga penyerangan selesai!"

Speaker sekolah bergema dengan suara seseorang yang menyuruh kesemua murid murid EAOM untuk berlindung

Gempa yang sudah selesai menutupi lukanya tak sengaja mendengar kecemasan tersebut, dengan segera berlari keluar dari wc menuju kelasnya, bisa dilihat koridor kelas sangat sepi dan juga berantakan karena murid murid yang panik berhamburan tadinya

Gempa melanjutkannya langkahnya menuju kelasnya, suara kakinya menggema di sekitar area koridor yang sepi, baru saja dirinya ingin menaiki tangga menuju lantai 2 ia malah dikejutkan dengan sosok bertudung hitam yang menatapnya tajam dengan mata menyala terang berwarna merah

Gempa terdiam, tubuhnya kaku melihat sosok yang selalu menerornya sekarang sedang berdiri santai di hadapannya, dengan was was ia melangkahkan kakinya untuk mundur secara perlahan

Namun tidak disangka sosok tersebut berlari kearahnya dan dengan cepat menyerang dirinya hingga gempa terhempas kearah kelas murid lain

Para murid yang berada di dalam pelindung kekuatan transparan yang melapisi kelas mereka, memandang seorang anak yang terhempas kuat dari luar pelindung, namun tidak ada yang membantu, bahkan sekedar mendekat tidak ada, mereka takut akan bernasib sama

Sedangkan gempa merintih kesakitan merasakan tangannya tergelincir dan sepertinya patah

"Sial, pelindung sudah aktif aku tidak akan bisa masuk"

Dengan sisa tenaganya gempa berlari menjauh dari sosok yang berjalan pelan dibelakangnya dengan kekehan pelan dan juga terkesan menyeramkan

Merasa bahwa jika lari sia sia saja, gempa mengeluarkan tangan tanahnya dan dengan segera menyerang musuh tersebut walau tangan satunya sudah mati rasa

The Golden EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang